Minggu, 09 Mei 2010

Memindai Efek Negatif Obesitas


KELEBIHAN lemak tidak hanya mengganggu penampilan luar tetapi juga merusak kesehatan. Sebelumnya, peneliti belum memahami sepenuhnya bagaimana lemak ekstra tersebut merusak tubuh. Namun, hasil pemindaian dengan magnetic resonance imaging (MRIRI) scanner, telah berhasil menguak efek negatif lemak terhadap organ, tulang dan otot.

Apa saja efek negatifnya? Berikut uraian oleh Profesor Jimmy Bell dari Imperial College (yang mengembangkan MRIRI) dan ahli bedah ortopedi Mike Hayton dan konsultan radiologi Waqar Bhatti (keduanya dari Alexandra Hospital, Cheadle, Manchester) untuk Anda.

Leher: sakit kepala/mendengkur
Hasil pemindaian, terang Hayton, menunjukkan bahwa lemak menumpuk di mana-mana, termasuk di sekitar kepala dan leher, khususnya di bagian belakang."Kelebihan lemak di area ini akan menekan saraf-saraf dan memicu sakit kepala serta sakit leher," tutur Hayton, seperti dikutip situs dailymail.co.uk.

Sebuah studi dari Amerika yang melibatkan 143.000 partisipan menemukan, sakit kepala harian yang kronis lebih umum dijumpai pada orang-orang yang obesitas.

Selain itu, terang Bhatti, noda kuning di kedua sisi leher perempuan gemuk (hasil pemindaian), menunjukkan adanya penumpukan lapisan lemak."Lemak ini akan menekan saluran pernafasan dan memicu mendengkur."

Obesitas merupakan salah satu faktor pemicu utama sleep apnea (henti nafas). Kondisi ini terjadi saat jaringan di bagian atas saluran pernafasan terlalu rapat satu sama lain, sehingga menghambat nafas. Kondisi ini bisa memicu gangguan memori, energi rendah, kesulitan bernafas, pembengkakan kaki dan tekanan darah tinggi. Dalam jangka panjang, kondisi ini bisa menyebabkan stroke, hipertensi dan bahkan sindrom kematian tiba-tiba.

Paru-paru: sesak nafas
Hasil pemindaian menunjukkan, meskipun kedua partisipan perempuan yang dipindai mempunyai ukuran paru-paru yang sama, perempuan yang kelebihan berat badan lebih sulit untuk bernafas. Hal ini, menurut Bhatti, disebabkan oleh lemak di perut yang mendorong naik ke paru-paru saat seseorang berbaring datar."Hal ini akan menyebabkan sesak nafas, bahkan saat berbaring."

Semakin sulit bernafas, terang Bhatti, semakin sedikit oskigen yang mengalir dalam aliran darah. Hal ini bisa menyebabkan kekurangan energi, gangguan sistem imun dan tekanan darah tinggi.

Paru-paru, terang Bell, bukanlah struktur padat. Karena itu, paru-paru bisa ditekan."Lemak tidak menumpuk ke dalam, tapi keluar. Hal ini mengapa kita mempunyai lemak perut yang menonjol keluar."

Pinggul: radang sendi/varises
"Obesitas artinya persendian pinggul harus membawa beban ekstra. Jadi, persendian akan lebih cepat aus dan memicu radang sendi," papar Hayton.

Pasien obesitas yang memerlukan penggantian pinggul, terang Hayton, umumnya juga menghadapi stres fisik lebih banyak. Akan tetapi, lanjut dia, spesialis bedah juga mengalami kesulitan. Pasalnya, menurut temuan studi dari Amerika, pasien obesitas berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi pasca operasi, seperti serangan jantung, infeksi luka serta infeksi saluran kencing.

Selain itu, terang Hayton, orang yang obesitas juga lebih berisiko mengalami varises."Lemak mempersulit proses pemompaan darah. Sebagai akibatnya, katup darah akan mengalami kerusakan."

Jantung: penyakit jantung
Lemak yang terdapat di sekeliling organ (lemak visceral), terang Bell, bisa meracuni tubuh dari dalam. Lemak visceral, lanjut Bell, mengeluarkan zat kimia yang telah dikaitkan dengan penyakit jantung, diabetes dan beberapa bentuk kanker.

Hasil pemindaian pada perempuan gemuk, terang Bell, menunjukkan bahwa jantung mereka mengalami pembesaran. Otot-otot jantung bertanbah besar sebagai respon terhadap peregangan yang ditimbulkan berat badan ekstra, Dan jantung yang membesar, lanjut dia, tidak bisa memompa darah dengan efektif. Kondisi ini paling tidak akan menyebabkan gangguan bernafas dan keletihan.

Pembesaran jantung, terang Bell, merupakan penyebab umum gagal jantung. Hal ini karena jantung tidak bisa menyediakan aliran darah untuk memenuhi keperluan tubuh. Menurut Asosiasi Jantung Inggris, paling tidak empat persen kematian di Inggris per tahun disebabkan oleh gagal jantung.

Kaki: Tumit kaki sakit
Membawa beban, paling tidak dua kali dari jumlah normal, akan membuat telapak kaki nyeri. The Harvard Medical School menemukan, kelebihan berat badan akan menimbulkan tekanan pada struktur menyerupai ligamen yang terletak mulai dari tumit hingga telapak kaki bagian depan. Bagian ini akan meradang dan menyebabkan rasa sakit yang tajam di tumit saat melangkah.

Lutut: Radang sendi
Menurut Arthritis UK, obesitas merupakan penyebab utama osteoarthritis di persendian penahan beban, seperti lutut dan pergelangan kaki. Orang yang obesitas dinyatakan berisiko 14 kali lebih besar mengalami radang sendi di lutut.

Tekanan tambahan dari berat badan ekstra akan membuat tulang rawan (bantalan persendian) menjadi aus, sehingga membuat tulang saling bergesekan."Bagi orang yang kelebihan berat badan, aktivitas seperti berlari atau melompat meningkatkan tekanan terhadap persendian hingga 10 kali lipat," terang Dr Ian Drysdale dari the British College of Osteopathic Medicine.

Usus: depresi/ketidaksuburan
Hasil pemindaian terhadap perempuan obesitas menunjukkan bahwa lemak tidak hanya menutupi tubuhnya tetapi juga membungkus organ-organ di dalam perutnya. Di sisi lain, perempuan yang lebih langsing mempunyai lebih sedikit lemak di permukaan tubuh serta lemak yang membungkus organ (lemak visceral).

"Perut merupakan tempat penumpukan lemak paling buruk," terang Bell. Lemak visceral ini secara konstan akan mengeluarkan zat kimia dan hormon dalam jumlah besar (seperti leptin dan restitin). Zat kimia dan hormon ini berkaitan dengan perubahan metabolisme dan perkembangan diabetes tipe 2.

Selain itu, hormon-hormon ini juga bisa mengubah keseluruhan sistem endokrin dan memicu ketidakseimbanagn hromon, seperti polycystic ovary syndrome. Kondisi ini menyerang perempuan, memicu pertumbuhan rambut berlebih, penambahan berat badan dan ketidaksuburan.

Sementara itu, saat lemak mencapai sistem pencernaan, lemak tersebut akan pecah di dalam hati. Begitu, pecah, lemak tersebut akan melepaskan raun-racun ke dalam aliran darah. Hal ini bisa merusak organ-organ, seperti hati. (IK/OL-08)


Sumber
MediaIndonesia.com

Artikel Yang Berhubungan



0 komentar:

LABELS

Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.

Lijit Search Wijit

Blog Archive