Kamis, 06 Mei 2010

Orientasi Seks Alter Harusnya Normal


Dokter ahli seksologi dan andrologi dari Universitas Udayana Bali, Prof DR.dr Wimpie Pangkahila Sp.And menilai, jika Alterina Hofan memang benar menderita sindrom Klinefelter, pria yang kini meringkuk di rutan Pondok Bambu itu tak perlu diragukan orientasi seksualnya.

Menurut penjelasan Prof Wimpie, pria penderita sindrom Klinefelter tidak dikategorikan mengalami penyimpangan atau kelainan orientasi seksual. Meskipun memiliki kromosom seks perempuan yang lebih banyak, pengidap sindrom ini adalah pria dengan selera seksual yang normal.

"Kalau memang benar mengidap sindrom Klinefelter, ia tidak akan mengalami penyimpangan seksual seperti waria. Kalau seorang waria kan jiwanya merasa sebagai perempuan tetapi fisiknya adalah laki-laki," ujar Wimpie saat dihubungi Kompas.com, Rabu (5/5/2010).

Penderita sindrom Klinefeleter juga dapat berhubungan seksual seperti biasa, meskipun tidak dapat membuahi sel telur sebagai syarat terjadinya kehamilan. "Walaupun testis dan penisnya kecil, pada saat berhubungan seks tetap dapat mengeluarkan cairan sperma, tapi di dalamnya tidak ada sel-sel spermatozoa," papar Wimpie.

Lebih jauh Wimpe memaparkan, secara fisik pria pengidap sindrom Klinefelter memiliki penis dan testis yang kecil serta otot-otot tubuhnya pun tidak berkembang. Ciri fisik lain adalah anggota tubuh bagian bawah yang lebih panjang, misalnya memiliki tulang kaki bagian bawah lebih panjang.

Penderita juga mengalami gangguan fungsi seksual akibat hormon testeron yang rendah. Akibat rendahnya hormon ini, payudara penderita sindrom ini bisa membesar. "Akibatnya, bisa jadi dikira perempuan," imbuhnya.

Pernah dikenali perempuan Alter berdasarkan keterangan pengacaranya, Ibnu Siena, memang pernah dikenali sebagai perempuan. Ia dilahirkan sebagai laki-laki, tetapi akibat kelainan pada kelamin dan hormonnya saat itu dianggap sebagai perempuan sehingga di akta kelahiran ditulis perempuan.

Setelah dewasa, secara fisik suami Maria Jane ini ternyata memiliki kelamin laki-laki. Namun, karena kromosomnya juga memiliki kelainan, dia juga memiliki payudara. Karena itu, pada awal 2006 dia menjalani operasi pengangkatan payudara.

Hofan juga pernah diperiksa secara forensik oleh ahli forensik dr Munim Idris pada 20 Oktober 2009 dan Hofan dinyatakan sebagai laki-laki yang memiliki kelainan yang dikenal dengan istilah kedokteran sindroma klinefelter.

Prof Wimpe menambahkan, kalau sindrom ini dibiarkan, penderitanya tidak akan dapat hidup secara nyaman dan normal. Dokter biasanya dapat memperbaiki kulitas hidup pasien dengan terapi hormon testosteron.

"Bentuknya bisa suntikan atau berupa pil. Tujuan hanya untuk memperbaiki kualitas hidup pasien yakni agar otot-ototnya dapat lebih berkembang secara maksimal, demikian pula dengan fungsi seksualnya," ungkap Wimpie.



Sumber
JAKARTA, KOMPAS.com

Artikel Yang Berhubungan



0 komentar:

LABELS

Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.

Lijit Search Wijit

Blog Archive