Sabtu, 24 Juli 2010

PMI Tidak Menjual Darah


Persoalan biaya seringkali dikeluhkan masyarakat yang membutuhkan kantong darah. Mayoritas menilai biaya yang dibebankan terlalu mahal dan darah yang dibutuhkan tidak selalu tersedia atau tidak bisa didapat dalam waktu cepat.
Menanggapi hal tersebut, dr.Farid Husein dari Palang Merah Indonesia Pusat mengatakan biaya yang dibebankan kepada masyarakat bukanlah biaya pembelian darah melainkan pengantian pengolahan darah. "Sebelum didistribusikan, setiap darah yang masuk ke PMI akan diolah dulu untuk memastikan tidak adanya virus penyakit yang terbawa," katanya di sela acara donor darah massal yang diadakan oleh Tupperware Indonesia di Jakarta (23/7).

Setiap darah yang ditransfusikan, tambah Farid, harus terbebas dari infeksi HIV, hepatitis, malaria dan sifilis. Darah yang telah bebas dari infeksi itu kemudian diproses menjadi beberapa komponen darah, seperti trombosit, sel darah merah, sel darah putih, darah lengkap, plasma beku, dan lain sebagainya. Kegunaan dari komponen itu tergantung dari penyakit yang diderita pasien.

Sementara itu, darah yang tidak terpakai pun harus dimusnahkan dengan cara khusus, yakni dibakar. "Kita tidak bisa membuang darah begitu saja karena didalamnya sudah terdapat infeksi penyakit," urainya.

Selain untuk pemrosesan darah, PMI juga membutuhkan daya untuk penyimpanan kantong-kantong darah. "Harga alat pendingin penyimpanan darah itu cukup mahal, kira-kira 10 kali dari harga kulkas untuk rumah tangga," kata Farid.

Farid menambahkan, saat ini masyarakat yang membutuhkan darah tidak perlu lagi datang ke PMI karena di banyak rumah sakit sudah tersedia bank darah. "PMI hanya mengumpulkan, bank darah yang akan menyebarkannya pada masyarakat," katanya.

Kendati demikian, menurut Farid memang ada beberapa bank darah yang melakukan skrining lagi terhadap darah yang berasal dari PMI sehingga harga yang dibebankan kepada masyarakat menjadi tinggi.



Sumber
Kompas.com


Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html

Artikel Yang Berhubungan



0 komentar:

LABELS

Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.

Lijit Search Wijit

Blog Archive