Kamis, 27 Januari 2011

Teka-teki Silang Cegah Pikun Lansia

ANDA bingung memilih kado ulang tahun untuk kakek atau nenek tercinta? Ada baiknya mempertimbangkan membeli buku teka-teki silang. Mengapa? Sebuah studi terbaru yang dilakukan peneliti dari Albert Einstein College of Medicine menunjukkan, peningkatan aktivitas yang menstimulasi otak bisa mencegah kepikunan akibat penurunan fungsi memori pada lansia.

Para peneliti menggunakan data dari Bronx Aging Study, yang melibatkan 488 partisipan berusia antara 75 dan 85 tahun. Pada awal studi, semua partisipan tidak menderita kepikunan. Mereka diminta melaporkan seberapa sering mereka terlibat dalam 6 aktivitas yang bersifat menstimulasi mental. Aktivitas tersebut meliputi membaca, menulis, mengisi teka-teki silang, bermain kartu, ikut diskusi kelompok, atau memainkan musik.

Setelah 5 tahun mengikuti perkembangan partisipan, peneliti menemukan ada 101 pasien yang terdiagnosis menderita kepikunan. Berdasarkan analisis terhadap 101 pasien ini, para peneliti menemukan, semakin aktif seseorang secara mental, maka gejala-gejala penurunan memori tertunda kemunculannya

Penelitian

Untuk setiap aktivitas, peneliti meminta para partisipan memberi nilai terhadap tingkat partisipasi mereka, apakah harian, beberapa kali seminggu, atau dilakukan mingguan. Kalau dilakukan setiap hari maka bernilai 7 poin, beberapa kali seminggu bernilai 4 poin, dan dilakukan mingguan bernilai 1 poin. Jika dilakukan hanya pada saat acara tertentu atau tidak sama sekali maka tidak menerima poin.

Mereka yang menderita demensia atau kepikunan memiliki rata-rata poin total sebanyak 7. Peneliti juga menemukan, setiap satu aktivitas tambahan setiap harinya bisa menunda penurunan memori sebanyak 0.18 tahun.

"Mereka yang terlibat dalam 11 aktivitas per minggu mengalami penundaan penurunan fungsi memori yang lebih besar (1.29 tahun) dibandingkan mereka yang hanya berpartisipasi dalam 4 aktivitas per minggu," tutur studi author Charles B. Hall, PhD, seperti dikutip situs webmd. Fenomena ini, terang Hall, tetap sama meskipun para peneliti telah memperhitungkan faktor pendidikan. (OL-08)


Sumber
MediaIndonesia.com


Website yang berhubungan :
Tentang Aku
Sentuhan Rohani
Trik and Tips
Info Pendidikan
fikirjernih
Puisi-Puisi Ku
Read More..

Diet Rendah Lemak Tajamkan Memori

BATASI asupan sodium, gula, dan daging merah untuk suksesnya diet rendah lemak dan tinggi serat. Tak hanya direkomendasikan karena mampu turunkan tekanan darah, tapi tahukah Anda bahwa diet yang dikenal dengan nama Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH) ini juga bagus untuk memori?

Berdasarkan hasil studi terbaru dari Utah State University di Logan, diet ini bisa mencegah hilangnya daya ingat dan mempertajam keahlian mental. Diet DASH merupakan diet yang menekankan pada konsumsi buah dan sayur-sayuran, kacang-kacangan, whole grain, serta produk-produk susu yang rendah lemak.

Studi ini menyatakan, semakin patuh seseorang pada diet DASH, maka penurunan kemampuan mentalnya juga semakin lambat. Hal ini, menurut pemimpin studi Ron Munger, PhD, bukanlah hal yang mengejutkan mengingat sebelumnya diet ini juga terbukti efektif menurunkan tekanan darah."Sedang hipertensi sendiri merupakan faktor risiko penyakit kepikunan seperti alzheimer dan demensia," tutur Munger, seperti dikutip situs webmd.

Fungsi kognitif

Dalam studi ini, para peneliti mengikuti perkembangan 3.831 partisipan dengan usia 65 tahun ke atas selama 11 tahun. Semua partisipan belum menunjukkan adanya gejala kepikunan.

Pada awal studi, mereka diminta mengisi kuesioner berisi 142 pertanyaan mengenai jenis makanan dan frekuensi makan mereka. Selanjutnya, partisipan dibagi menjadi lima kelompok berdasarkan tingkat kepatuhan mereka pada diet DASH.

Selama 11 tahun masa studi, partisipan diminta mengikuti 5 kali tes yang berfungsi mengukur fungsi kognitif secara umum, termasuk memori, rentang atensi atau konsentrasi, serta kemampuan memecahkan masalah.

Para peneliti menemukan, mereka yang paling mengikuti diet DASH, memiliki fungsi kognitif terbaik di awal studi dan mengalami paling sedikit penurunan keahlian mental di akhir studi. Dan makanan yang paling berpengaruh terhadap ketajaman fungsi kognitif ini, menurut Munger, adalah sayur-sayuran, whole grain, produk-produk susu rendah lemak, dan kacang-kacangan termasuk kacang polong.

Pola penerapan

Diet ini, terang Munger, menganjurkan asupan total 8-10 takar buah dan sayur per hari."Memang tidak mudah, tapi tidak ada alasan untuk tidak menerapkannya." Selain terbukti efektif menurunkan tekanan darah, lanjut Munger, Anda secara perlahan bisa mengumpulkan kembali fungsi kognitif yang hilang.


Sumber
MediaIndonesia.com


Website yang berhubungan :
Tentang Aku
Sentuhan Rohani
Trik and Tips
Info Pendidikan
fikirjernih
Puisi-Puisi Ku
Read More..

Menikah Hambat Kepikunan

MENIKAH tidak hanya membuat Anda punya teman dalam menghadapi masalah. Tetapi, menikah juga bagus untukmencegah alzheimer atau kepikunan. Sebuah studi dari Karolinska Institute di Stockholm, Swedia, menemukan, mereka yang mempunyai pasangan di usia pertengahan memiliki risiko 50% lebih sedikit mengalami kepikunan dibandingkan mereka yang hidup sendiri. Sedangkan mereka yang bercerai dan menjadi duda atau janda di usia pertengahan memiliki risiko 3 kali lipat lebih besar mengalami kepikunan.

Studi sebelumnya telah menemukan bahwa isolasi sosial atau kurangnya kontak personal bisa meningkatkan risiko mengalami demensia dan penurunan mental. Sebuah studi dari Amerika yang dilakukan tahun lalu juga menemukan hubungan yang signifikan antara perasaan kesepian dan kemungkinan menderita alzheimer.

Dalam studi terbaru ini, pemimpin studi profesor Miia Kivipelto, mewawancarai 2000 partisipan yang rata-rata berusia 50 tahun. Selanjutnya, partisipan tersebut kembali diwawancarai 21 tahun kemudian.

Hasil studi menemukan, orang-orang di usia pertengahan yang hidup sendiri memiliki risiko 2 kali lebih besar mengalami demensia atau kepikunan dibandingkan mereka ynag menikah. Mereka yang hidup sendiri di usia pertengahan dan mereka yang bercerai memiliki kesempatan paling besar mengalami kepikunan. Mereka yang bercerai berisiko 3 kali lebih besar menderita kepikunan dibandingkan mereka yang hidup sendiri di usia pertengahan. Sedang mereka yang menikah berisiko lebih kecil mengalami kepikunan dibandingkan mereka yang sendiri, berpisah atau bercerai.

"Ada hubungan yang kuat dan independen antara status perkawinan di usia pertengahan dengan penurunan fungsi kognitif di usia selanjutnya," tutur peneliti, seperti dikutip situs dailymail. Menurut peneliti, stres akibat perceraian juga berperan dalam menurunnya fungsi mental. Akan tetapi, hubungan antara hidup sendiri dengan kepikunan masih belum jelas. Namun, menurut para peneliti, ada hubungannya dengan interaksi sosial yang berlangsung terus-menerus antara pasangan dalam ikatan perkawinan. Interaksi ini akan menjaga sel-sel otak agar bekerja lebih baik.

Meskipun begitu, bukan berarti alzheimer atau kepikunan tidak bisa diperlambat. Studi-studi sebelumnya menemukan, kepikunan bisa dicegah dengan olahraga, diet sehat dan mempererat hubungan sosial. Menurut ketua peneliti dari Alzheimer's Society Dr Susanne Sorensen, banyak bukti yang menunjukkan kalau bergaul bisa menurunkan risiko kepikunan. Menikah, terang Sorensen, merupakan bentuk interaksi yang paling jelas dan paling baik dalam mencegah kepikunan.

"Akan tetapi, mereka yang hidup sendiri juga tidak perlu cemas. Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko kepikunan." Beberapa cara terbaik, lanjut Sorensen, adalah dengan menerapkan Mediterranean diet yang kaya sayur dan buah serta rendah daging dan lemak jenuh, olahraga teratur, dan mengukur kolesterol dan tekanan darah secara teratur.


Sumber
MediaIndonesia.com


Website yang berhubungan :
Tentang Aku
Sentuhan Rohani
Trik and Tips
Info Pendidikan
fikirjernih
Puisi-Puisi Ku
Read More..

Ngobrol Efektif Mampu Mencegah Pikun

LATIHAN memori dengan cara interaksi sosial bisa mencegah kepikunan. Temui seseorang dan ajaklah ia untuk mengobrol. Peneliti menyatakan bahwa obrolan sederhana memiliki efektivitas setara dengan bermain permainan yang melatih kecerdasan otak.

Peneliti dari Universitas Zurich membandingkan 36 studi tentang latihan memori yang digelar antara 1970 dan 2007. Mereka menemukan baik orang dewasa sehat maupun mereka yang mengalami gangguan kognitif ringan bisa mengingat lebih baik setelah diberikan latihan memori. Dalam penelitian lain, peningkatan ini lebih maksimal bila mereka diajak diskusi mengenai seni.

Berdasarkan beberapa studi yang telah dipublikasikan, cara-cara alternatif seperti mengobrol memiliki efektivitas setara dengan latihan kognitif," kata peneliti Dr Mike Martin.

Penemuan bahwa interaksi sosial ini bisa efektif dalam menjaga ketajaman memori tentu bermanfaat setelah adanya peringatan dari Age Concern bahwa jutaan orang di dunia berusia di atas 65 tahun merasa terjebak dan terisolasi di dalam rumah.

Dr Martin berkata, meski tidak semuanya, beberapa orang memang mengalami penurunan kemampuan kognitif pada usia tua. Hal itu bisa berupa sulit mengingat dan merencanakan, memerhatikan, serta melakukan pekerjaan tak secepat sebelumnya. Untuk itu, coba ajak orang tua atau kakek nenek Anda untuk mengobrol sesuatu yang menyenangkan guna menghidarkan dari kepikunan. (Pri/OL-06)


Sumber
MediaIndonesia.com


Website yang berhubungan :
Tentang Aku
Sentuhan Rohani
Trik and Tips
Info Pendidikan
fikirjernih
Puisi-Puisi Ku
Read More..

Gaya Hidup Pengaruhi Gizi Masyarakat

HARI ini, 25 Januari 2011, masyarakat Indonesia kembali memperingati Hari Gizi Nasional dengan tema Gizi seimbang, investasi bangsa. Namun, sayangnya hingga kini masih banyak masalah serta kekurangan dalam penanganan gizi di Tanah Air, terutama pada anak-anak sebagai generasi masa depan.

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010, sebanyak 14 persen balita termasuk gizi lebih yang besarannya hampir sama dengan balita kurus. Pada kelompok usia diatas 15 tahun, prevalensi obesitas sudah mencapai 19,1 persen.

Analisis lebih lanjut pun menunjukkan tidak adanya perbedaan prevalensi balita gizi lebih pada keluarga yang termiskin (13,7 persen) dengan keluarga terkaya (14 persen). Demikian pula tidak terdapat perbedaan menurut kelompok umur anak, jenis kelamin, pendidikan orang tua.

Hal tersebut dikemukakan Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih pada puncak peringatan Hari Gizi Nasional (HGN) di Jakarta (25/1).

Penyakit degeneratif
Menurut rilis resmi website Kementerian Kesehatan RI, Endang bertutur, "Inilah tantangan masalah gizi ke depan. Kita masih akan menghadapi masalah-masalah gizi kurang terutama yang kronis dan akut pada beberapa kelompok masyarakat kita. Di sisi lain, kita harus segera memerangi masalah gizi lebih yang sampai saat ini merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit degeneratif.

Masalah gizi di Indonesia masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Padahal, ini bukan hanya domain kesehatan, melainkan seluruh institusi seperti pemerintah maupun swasta yang berkaitan dengan pembangunan sumber daya manusia.

Menurut Menkes, masalah gizi dan kesehatan kini telah bergeser akibat perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan.

Maka itu, sudah saatnya kita melakukan penyesuaian seiring dengan perubahan yang telah dan sedang terjadi. "Seharusnya bila gizi seimbang diterapkan seluruh masyarakat, masalah gizi kurang bisa dihindari dan masalah gizi lebih bisa dicegah," tegas Menkes.

Untuk ke depannya, Menkes berujar pemerintah dalam Rencana Pembangunan Nasional telah menetapkan tiga strategi dasar perbaikan gizi masyarakat yaitu pertama menekankan upaya pemberdayaan dan pendidikan gizi.

Kedua, mendorong meningkatkan mutu konsumsi pangan, baik melalui pendekatan penganekaragaman pangan maupun melalui pendekatan fortifikasi pangan dan suplementasi gizi. Ketiga, meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan.(Depkes.go.id/Pri/OL-06)


Sumber
MediaIndonesia.com


Website yang berhubungan :
Tentang Aku
Sentuhan Rohani
Trik and Tips
Info Pendidikan
fikirjernih
Puisi-Puisi Ku
Read More..

WHO Larang Penjualan Fast Food

ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan pelarangan atas penjualan makanan jenis cepat saji atau fast food di sekolah dan taman kanak-kanak.

Hal ini bertujuan untuk mengarahkan anak-anak agar terbiasa memakan makanan bergizi sehingga mencegah obesitas pada anak.

WHO pun menyarakan agar setiap negara merencanakan pendekatan sedini mungkin agar anak tidak memilih makanan tinggi lemak jenuh, gula, atau garam. Rekomendasi ini memang tidak mengikat, tapi tetap akan diajukan ke pertemuan tingkat tinggi tentang pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular pada General Assembly di New York, September 2011 mendatang.

"Nantinya akan dirancang aturan agar tempat anak-anak berkumpul haruslah bebas dari segala bentuk pemasaran makanan tinggi lemak jenuh, asam translemak, pemanis buatan atau garam," kata juru bicara badan kesehatan PBB itu.

Obesitas
Menurut data WHO, sebanyak 43 juta anak usia prasekolah di dunia mengalami kelebihan berat badan. "Anak-anak seluruh dunia kini dihadapkan pada pemsaran atau iklan makanan yang kurang bergizi. Makanan cepat saji cenderung mengandung lemak, garam, dan gula yang berlebihan. Semua itu berpotensi membuat mereka rentan terkena penyakit nantinya," urainya.

Adapun enam dari 10 kematian setiap tahunnya terutama disebabkan penyakit kardiovaskular, kanker, diabetes, dan penyakit paru-paru kronis. WHO pun menekankan itu semua disebabkan faktor utama yakni pola makan yang tidak sehat. (CNA/Pri/OL-06)


Sumber
MediaIndonesia.com


Website yang berhubungan :
Tentang Aku
Sentuhan Rohani
Trik and Tips
Info Pendidikan
fikirjernih
Puisi-Puisi Ku
Read More..

Cemas Bikin Semakin Gendut

PENELITI asal Australia menemukan bahwa orang yang mengalami obesitas ternyata juga mengalami masalah kejiwaan. Penelitian yang digelar Institut Penelitian Ilmu Sosial dan Medis di Universitas Central Queensland dilakukan dengan mengambil data dari 1.200 warga Australia.

Studi ini menemukan bahwa partisipan obesitas berusia 45 hingga 54 tahun lebih rentan mengalami masalah emosional ketimbang mereka yang berberat badan normal. Namun, memang belum dapat dipastikan apakah kelebihan berat badan menjadi penyebab terganggunya kejiwaan mereka.

"Hubungan sebab-akibat ini seperti ungkapan, mana yang lebih dulu, ayam atau telur," kata juru bicara Asosiasi Pola Makan Australia (DAA) Lisa Renn kepada Associated Press, Senin (24/1).

"Orang yang obesitas pastinya cenderung mengalami masalah dengan kesehatan fisik. Kurang optimalnya kesehatan fisik bisa berakibat pada kurangnya kepercayaan diri atas penampilan. Itu pun berujung pada kecemasan dan depresi," tambahnya.

Di sisi lain, mereka yang kerap merasa cemas dan depresi cenderung tak fokus dalam menjaga kesehatan sehingga berujung pada penambahan berat badan. "Melalui analisis, kami menyinpulkan kesehatan mental adalah sumbernya."

Hasil studi ini telah dipublikasikan pada jurnal Australian Health Review tahun lalu dan pada bulan ini, topik tersebut kembali dibawa ke permukaan oleh DAA sebagai bagian dari upaya kampanye Australian Health Weight Week yang bertujuan membuat warga 'Negeri Kanguru' mau memiliki gaya hidup lebih sehat. (CNA/Pri/OL-06)


Sumber
MediaIndonesia.com


Website yang berhubungan :
Tentang Aku
Sentuhan Rohani
Trik and Tips
Info Pendidikan
fikirjernih
Puisi-Puisi Ku
Read More..

LABELS

Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.

Lijit Search Wijit

Blog Archive