Rabu, 11 November 2009
Gemuk Tapi Sehat
10.34 |
Diposting oleh
fikirjernih |
Edit Entri
BERAT badan ideal tentu menjadi impian semua orang. Bila berlebihan alias gemuk dapat menyebabkan si pemilik merasa minder dan terancam kesehatannya.
Bahaya dari kegemukan ditentang beberapa ahli. Salah satunya diungkapkan Emeritus Profesor dari Clinical Biochemistry University of Surrey Dr Vincent Marks. "Tingkat obesitas yang mewabah terlalu dibesar-besarkan," ujar Marks seperti dilansir AP baru-baru ini.
Marks adalah salah seorang ahli yang meragukan ancaman dari obesitas. Mereka menyatakan, bahaya obesitas telah bercampur dan sedikit bukti yang menyatakan, menjadi gemuk merupakan pemicu beberapa penyakit seperti tekanan darah tinggi, gangguan jantung, dan kanker.
Tentu saja hal itu berlawanan dengan pernyataan para dokter selama ini, kegemukan disalahkan untuk kondisi seperti diabetes yang berlanjut pada penyakit jantung, ginjal,dan saraf. Bahkan, bukti-bukti juga mengatakan, kanker berkaitan dengan peningkatan berat badan.
"Bukti yang mengaitkan obesitas dengan diabetes dan kardiovaskular sangatlah kuat. Diabetes tipe 2 sangat jarang dialami oleh orang yang tidak mengalami obesitas," tegas Dr James Hill, Direktur Center for Human Nutrition di University of Colorado.
Namun, para ahli yang menentang mengatakan, tidak ada data menjadi gemuk akan berbahaya. Eric Oliver, penulis Fat Politics sekaligus political science professor di University of Chicago, menegaskan tidak ada hubungan sebab-akibat yang meyakinkan.
Menyalahkan obesitas terhadap penyakit diabetes dan serangan jantung, menurut Oliver, seperti menyalahkan kanker paru-paru pada napas buruk dibandingkan kebiasaan merokok. Dia menuturkan, penambahan berat badan dapat menjadi pengalih perhatian, dibandingkan faktor lain seperti olahraga, pola makan atau kecenderungan genetik terhadap penyakit tertentu lebih sulit diukur dibandingkan berat badan.
Seperti pemerintah Inggris yang memperingatkan hampir setengah dari masyarakatnya akan mengalami obesitas pada 2050.
Menurut para ahli yang meragukan ancaman tersebut, masalah utamanya adalah terlalu banyak orang yang dianggap gemuk, disatukan dengan kondisi obesitas atau kelebihan berat badan.
"Berada dalam kondisi yang direndahkan bukanlah kelemahan kesehatan. Sebagian orang yang memiliki kelebihan berat badan mungkin tidak terlihat langsing,tapi mereka dalam kondisi sehat," tutur Marks.
Seperti didefinisikan Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), seseorang yang memiliki indeks massa tubuh atau body mass index melebihi dari 25 dikategorikan kelebihan berat badan. Kemudian, orang yang angka kelebihan indeks massa tubuh hingga 30, dikategorikan obesitas.Sebagian besar ahli sepakat, pengategorian tersebut tidak sempurna.
Sumber : sindo//tty
Bahaya dari kegemukan ditentang beberapa ahli. Salah satunya diungkapkan Emeritus Profesor dari Clinical Biochemistry University of Surrey Dr Vincent Marks. "Tingkat obesitas yang mewabah terlalu dibesar-besarkan," ujar Marks seperti dilansir AP baru-baru ini.
Marks adalah salah seorang ahli yang meragukan ancaman dari obesitas. Mereka menyatakan, bahaya obesitas telah bercampur dan sedikit bukti yang menyatakan, menjadi gemuk merupakan pemicu beberapa penyakit seperti tekanan darah tinggi, gangguan jantung, dan kanker.
Tentu saja hal itu berlawanan dengan pernyataan para dokter selama ini, kegemukan disalahkan untuk kondisi seperti diabetes yang berlanjut pada penyakit jantung, ginjal,dan saraf. Bahkan, bukti-bukti juga mengatakan, kanker berkaitan dengan peningkatan berat badan.
"Bukti yang mengaitkan obesitas dengan diabetes dan kardiovaskular sangatlah kuat. Diabetes tipe 2 sangat jarang dialami oleh orang yang tidak mengalami obesitas," tegas Dr James Hill, Direktur Center for Human Nutrition di University of Colorado.
Namun, para ahli yang menentang mengatakan, tidak ada data menjadi gemuk akan berbahaya. Eric Oliver, penulis Fat Politics sekaligus political science professor di University of Chicago, menegaskan tidak ada hubungan sebab-akibat yang meyakinkan.
Menyalahkan obesitas terhadap penyakit diabetes dan serangan jantung, menurut Oliver, seperti menyalahkan kanker paru-paru pada napas buruk dibandingkan kebiasaan merokok. Dia menuturkan, penambahan berat badan dapat menjadi pengalih perhatian, dibandingkan faktor lain seperti olahraga, pola makan atau kecenderungan genetik terhadap penyakit tertentu lebih sulit diukur dibandingkan berat badan.
Seperti pemerintah Inggris yang memperingatkan hampir setengah dari masyarakatnya akan mengalami obesitas pada 2050.
Menurut para ahli yang meragukan ancaman tersebut, masalah utamanya adalah terlalu banyak orang yang dianggap gemuk, disatukan dengan kondisi obesitas atau kelebihan berat badan.
"Berada dalam kondisi yang direndahkan bukanlah kelemahan kesehatan. Sebagian orang yang memiliki kelebihan berat badan mungkin tidak terlihat langsing,tapi mereka dalam kondisi sehat," tutur Marks.
Seperti didefinisikan Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), seseorang yang memiliki indeks massa tubuh atau body mass index melebihi dari 25 dikategorikan kelebihan berat badan. Kemudian, orang yang angka kelebihan indeks massa tubuh hingga 30, dikategorikan obesitas.Sebagian besar ahli sepakat, pengategorian tersebut tidak sempurna.
Sumber : sindo//tty
Artikel Yang Berhubungan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Lijit Search Wijit
Blog Archive
-
▼
2009
(48)
-
▼
November
(48)
- Antidepresan Tak Terlalu Efektif Mengatasi Depresi
- Waspadai Kanker Kolorektal
- Ritual Pelengkap Terapi
- Flu Merebak di Musim Hujan
- Tak Mau Gemuk, Cobalah Sarapan Pagi
- Susu Kambing Jadi Pilihan
- Pemulihan Cepat Katarak
- Waspadai DBD dengan Penanganan yang Tepat
- Terobosan Pengobatan Tulang Punggung
- Lahir dari Gen Bahagia
- Berapa Lama Paru-Paru Anda Bertahan?
- Kebutuhan Tidur, Haruskah 8 Jam?
- Katarak Penyebab Kebutaan
- Gemuk Tapi Sehat
- Usia Vs Berat Badan
- Kanker Penyakit Karena Mengubah Gaya Hidup
- Mendeteksi lebih dini kanker Serviks
- Kanker Payudara dan cara Penyembuhan nya
- Macam-macam penyebab Diabetes
- Strees Yang Bertragedi
- Makanan Pengancam Paru-Paru
- Teh Rosella, Penurun Kolesterol Sekaligus Antioksidan
- another benefit from tea
- Jenis Makanan yang Membuat gemuk
- Memahami Metabolisme Glukosa Anda
- Salah Satu cara Menyembuhkan Vertigo
- Sel Punca untuk Obati AIDS dan Diabetes
- Ahli Kesehatan di Yunani Kontra Vaksin Flu Babi
- Normalkah tumbuh kembang Anak ?
- Gangguan pada mata
- Kedelai bagi pasien gagal ginjal
- Pil cocok untuk tunda kehamilan pertama
- Cegah sejak dini, yuk...
- Bukan hanya karena usia lanjut
- Operasi katarak tak lagi menakutkan
- Aturan Main Berkawat Gigi
- Tips Anak umur 12 th masih ngompol
- Pengobatan Sinusitis
- KE KENTALAN DARAH DALAM TUBUH, MENGAPA TERJADI???
- Layanan Kesehatan Jangan Dibedakan
- Penyebab Bengkak Kaki
- Sebaik Apakah Susu bagi Tubuh?
- Minum Susu Justru Sebabkan Osteoporosis?
- INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI MIRINGOPLASTI CANGKOK ...
- Penanganan Gendang Telinga Robek dengan Miringopla...
- Arti Dari Stroke
- Penyakit Varises pada Kantong Zakar
- Menangkal Biang Keringat
-
▼
November
(48)
0 komentar:
Posting Komentar