Rabu, 11 November 2009

Katarak Penyebab Kebutaan

PADA 2020, diperkirakan penderita penyakit mata dan kebutaan meningkat dua kali lipat. Padahal, 75 persen kebutaan di dunia dapat dicegah dan diobati.

Kebutaan merupakan masalah kesehatan masyarakat dan sosial ekonomi yang serius bagi setiap negara. Studi yang dilakukan Eye Disease Prevalence Research Group (2004) memperkirakan, pada 2020 jumlah penderita penyakit mata dan kebutaan di dunia akan mencapai 55 juta jiwa.


Prediksi tersebut menyebutkan, penyakit mata dan kebutaan meningkat terutama bagi mereka yang telah berumur di atas 65 tahun. Semakin tinggi usia, semakin tinggi pula risiko kesehatan mata.

WHO memiliki catatan mengejutkan mengenai kondisi kebutaan di dunia, khususnya di negara berkembang. Saat ini, terdapat 45 juta penderita kebutaan di dunia, 60 persen di antaranya berada di negara miskin atau berkembang.

Ironisnya, Indonesia menjadi negara tertinggi di Asia Tenggara dengan angka sebesar 1,5 persen. Menurut Spesialis Mata dari RS Pondok Indah DR Dr Ratna Sitompul SpM, tingginya angka kebutaan di Indonesia disebabkan usia harapan hidup orang Indonesia semakin meningkat.

"Karena beberapa penyakit mata disebabkan proses penuaan," ujarnya dalam peresmian Klinik Mata dan Katarak Center, di Jakarta, baru-baru ini. Artinya, semakin banyak jumlah penduduk usia tua, semakin banyak pula penduduk yang berpotensi mengalami penyakit mata.

Hingga kini, penyakit mata yang banyak ditemui di Indonesia adalah katarak (0,8 persen), glukoma (0,2 persen) serta kelainan refraksi (0,14 persen).Katarak merupakan kelainan mata yang terjadi karena perubahan lensa mata yang menjadi keruh. Dalam keadaan, normal, jernih dan tembus cahaya.

Kekeruhan tersebut menyebabkan cahaya sulit mencapai retina sehingga penderita katarak mengalami gangguan penglihatan seperti objek terlihat kabur. Selain usia, tingginya penderita katarak disebabkan kondisi geografis di Indonesia.

Angka kejadian katarak banyak terjadi di daerah ekuator, daerah yang panas dengan intensitas paparan sinar ultraviolet matahari tinggi. Sedangkan Indonesia sendiri merupakan salah satu negara katulistiwa.

Menurut Ratna, tingginya kasus kebutaan di Indonesia dibandingkan negara lain karena kurangnya perhatian masyarakat Indonesia terhadap kesehatan mata. Kebutaan karena gangguan katarak bukan kebutaan permanen karena dapat disembuhkan dengan operasi.

"Tindakan operasi katarak dilakukan bila penglihatan telah hilang sehingga mengganggu penderita dalam melakukan kegiatan sehari-hari," tutur Spesialis Mata dari RS Pondok Indah Dr Zulhafdy Muchni SpM. Tindakan penanganan katarak dilakukan bila penglihatan telah hilang dan mengganggu penderita dalam beraktivitas.


Sumber : sindo//tty

Artikel Yang Berhubungan



0 komentar:

LABELS

Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.

Lijit Search Wijit

Blog Archive