Rabu, 11 November 2009

Makanan Pengancam Paru-Paru

POPCORN menjadi teman saat menonton film atau berkumpul bersama. Tahukah Anda? Di balik kenikmatannya, ada bahan tambahan yang berbahaya bagi paru-paru.

Makanan ringan yang diadopsi dari Barat itu berbahan sejenis bijian jagung yang berkulit keras. Bahan makanan tersebut tidak enak bila dimakan dengan olahan biasa seperti direbus atau digoreng. Memasak popcorn biasanya dibubuhi minyak atau mentega dan garam. Biji tersebut dipanaskan dengan suhu tertentu secara merata dan diaduk-aduk. Biji akan meletup dan merekahkan daging di dalamnya. Biji terbelah dengan bentuk tak beraturan yang menarik.


Kendati renyah dan gurih, Anda harus berhati-hati terhadap kandungan yang terdapat di dalamnya. Bahan kimia yang digunakan untuk memberikan rasa gurih pada popcorn dapat merusak paru-paru dan saluran pernapasan pada tikus.

Penelitian yang dilakukan National Institute of Environmental Health Sciences (NIEHS), sebagai bagian National Institutes of Health menguji kandungan diacetyl dalam popcorn. Penelitian menggunakan tikus sebagai subjek. Diacetyl merupakan komponen mentega buatan dan menyebabkan kondisi lymphocytic bronchiolitis.

Kondisi tersebut merupakan pemicu utama obliterative bronchiolitis atau "popcorn lung". Gangguan tersebut membuat susahnya sirkulasi udara di paru-paru. Meskipun masih jarang dan diperdebatkan, beberapa produsen popcorn menggunakan bahan tambahan untuk memberikan rasa gurih. Produsen menggunakan konsentrat untuk memberikan rasa gurih dan pekerja menghirup asap dari popcorn yang masih panas.

Berdasarkan penelitian dari NIEHS terungkap bahwa penelitian tikus di laboratorium yang menghirup udara yang tercemar diacety lselama tiga bulan, lama-kelamaan berisiko mengalami lymphocytic bronchiolitis.

"Penelitian bertujuan untuk melihat diacetyl sebagai racun di pernapasan yang memengaruhi kesehatan tubuh manusia," tutur Ketua Peneliti dari NIEHS Daniel Morgan.

Selanjutnya, penelitian yang tercatat dalam journal Toxicological Sciences, peneliti mengungkapkan karyawan pembuat popcorn yang terpapar diacetyl berisiko mengalami obliterative bronchiolitis. Sekali terserang penyakit ini, agak sulit untuk menangani karena gejala-gejala yang dirasakan tidak jelas. Gejala-gejala yang mengindikasikan bisa berupa batuk, napas pendek dan napas berbunyi, serta semakin buruk.

Untuk mengantisipasi dampak buruk dari penggunaan diacetyl, US Centers for Disease Control and Prevention menyerukan Occupational Safety and Health Administration agar membatasi penggunaan bahan kimia tersebut.

"Seharusnya, konsumen tidak mendapatkan diacetyl berlebihan. Sebaiknya masyarakat membuat sendiri popcorn karena dapat membatasi penggunaan diacetyl," saran Morgan.

Kendati demikian, belum ada data yang menyebutkan dampak diacetyl pada konsumen. Dalam catatan Morgan, tikus hanya bernapas melalui hidung. Tentu saja, berbeda dengan manusia. Sebenarnya batasan penggunaan diacetyl sudah mulai digaungkan mulai tahun lalu. Penelitian sebelumnya juga mengungkapkan bahaya penggunaan bahan tambahan pembuat rasa gurih popcorn.

Sumber : sindo//tty

Artikel Yang Berhubungan



0 komentar:

LABELS

Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.

Lijit Search Wijit

Blog Archive