Rabu, 11 November 2009

Mendeteksi lebih dini kanker Serviks

KANKER leher rahim atau yang lebih dikenal dengan nama kanker serviks merupakan penyakit nomor satu yang membunuh kaum Hawa di Indonesia. Setiap tahun, terdapat 15 ribu kasus baru dan delapan ribu di antaranya meninggal dunia. Bahkan, satu perempuan meninggal setiap jam karena penyakit ini.


Salah satu penyebab hilangnya nyawa manusia dengan mudah itu karena informasi yang berkaitan dengan kanker serviks belum dapat menjangkau seluruh masyarakat, terutama wanita. Padahal, semua wanita berisiko terkena kanker yang menyerang organ utama mereka.

Menangani fakta tersebut, Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) DKI Jakarta, Tatiek Fauzi Bowo bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dan Leiden University Medical Center, The Netherlands mencanangkan program pencegahan kanker leher rahim dengan Skrining IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) atau dengan nama lain Program See and Treat.

Di Indonesia, kanker leher rahim adalah kanker nomor satu yang sering terjadi pada wanita di Indonesia. Setiap wanita tanpa memandang usia dan latar belakang berisiko terkena kanker serviks yang disebabkan oleh infeksi atau re-infeksi virus HPV (Human Papilloma Virus) penyebab kanker (onkogenik).

"Kami sangat khawatir dengan jumlah kematian perempuan yang cukup tinggi karena kanker leher rahim di Indonesia sehingga diperlukan sosialisasi mengenai pencegahan kanker leher rahim. Karena sebenarnya penyakit ini dapat dicegah yaitu menghindari faktor risiko, melakukan screening atau deteksi dini, dan vaksinasi. Salah satu metode deteksi dini kanker leher rahim adalah dengan metode IVA atau inspeksi visual dengan asam asetat," ungkap Tatiek Fauzi Bowo ketika ditemui okezone dalam acara "Pencanangan Program IVA untuk Deteksi Dini Kanker Leher Rahim" di Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat, Jumat (14/3/2008).

Menanggapi statement istri Gubernur DKI Jakarta, DR dr Laila Nuranna SpOG(K), dokter dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan RSCM ini menuturkan.

"Metode ini sangat sederhana (dengan mengoleskan asam cuka pada leher rahim lalu melihat reaksi perubahan padanya, prakanker dapat dideteksi. Dengan biaya yang murah sekira Rp5.000/pasien, prosedurnya yang nyaman dapat memudahkan setiap wanita untuk melakukannya di mana saja," terang wanita ramah ini.

Menurutnya, dalam menjalankan IVA tidak memerlukan sarana khusus, cukup bed (kasur) sederhana yang representatif. Metode ini dapat dilakukan oleh bidan dan perawat yang terlatih. Bila hasilnya normal, IVA dapat diulang setiap tiga atau lima tahun. Bila ditemukan dalam tahap prakanker, kanker leher rahim dapat diobati dengan sangat mudah, yaitu dengan krioterapi (terapi gas dingin).

"Kegiatan awal dari program ini adalah menjadikan salah satu kecamatan di DKI Jakarta, yaitu Kecamatan Johar Baru, sebagai salah satu pilot project skrining kanker leher rahim (kanker serviks) di Jakarta. Dan untuk selanjutnya diharapkan dapat menyebar ke seluruh wilayah di Jakarta, dan berharap ke seluruh Indonesia. Kami harap dengan melibatkan berbagai pihak, lebih banyak masyarakat yang memahami bahaya kanker leher rahim serta mengetahui dan melaksanakan upaya-upaya pencegahannya," menurut koordinator program IVA ini.

Sebagai salah satu pendukung program ini, GlaxomithKline, mencanangkan See and Treat yaitu program pencegahan kanker leher rahim yang bertujuan memasyarakatkan metode IVA. Dalam kurun waktu 2007-2010, program ini memiliki target akan melakukan deteksi dini terhadap 36 ribu wanita dan memberikan penyuluhan terhadap 110 ribu wanita di DKI Jakarta.

"Program ini dipusatkan di Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat karena sebagai kecamatan dengan populasi terpadat di Indonesia," tutur Laila.

Masih menurutnya, program ini meliputi pelatihan terhadap tenaga kesehatan (bidan dan dokter) dan kader kesehatan, penyuluhan tentang pencegahan kanker leher rahim serta pelayanan skrining (IVA) dan terapi (krioterapi) terhadap masyarakat di puskesmas dan rumah bersalin.

"Saat ini ketiga pilar program di atas telah berjalan di lapangan sejak awal Desember 2007. Melalui program yang telah berlangsung dari tahun 2007 ini, diharapkan wanita Indonesia, khususnya di Jakarta memahami dan melakukan pemeriksaan skrining rutin dengan IVA dan pap smear," paparnya.

Dengan diadakannya program ini, lanjutnya, diharapkan para wanita lebih waspada terhadap kanker leher rahim dengan mencari tahu secara akurat mengenai penyakit, deteksi dan pencegahannya agar dapat mempertahankan kualitas hidup, memperpanjang usia, dan membina keluarga sejahtera sehingga dapat menciptakan generasi yang baik dan berkualitas untuk masa depan.


Sumber : Okezone

Artikel Yang Berhubungan



0 komentar:

LABELS

Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.

Lijit Search Wijit

Blog Archive