Sabtu, 07 November 2009

Sel Punca untuk Obati AIDS dan Diabetes

Universitas Airlangga, Surabaya, berhasil mengembangkan metode pemanfaatan sel punca dalam pengobatan AIDS dan diabetes melitus. Tim peneliti mengundang para dokter untuk mengujinya ke pasien.


Ketua Tim Peneliti Sel Punca Universitas Airlangga (Unair) Fedik Abdul Rantam mengatakan, riset pemanfaatan sel punca dimulai 2007. Unair memulainya dengan pengembangan untuk rekonstruksi tulang dan tendon. �hSelanjutnya kami kembangkan untuk rekonstruksi kardiovaskular dan sistem imun. Hasil in vitro (pengujian praklinis di laboratorium) bagus. Sekarang kami juga sedang uji praklinis (uji kepada hewan) dan sejauh ini cukup positif,�h tutur Fedik, Jumat (6/11) di Surabaya, Jawa Timur.

Hasil riset itu diyakini bisa untuk mengobati antara lain AIDS dan diabetes yang selama ini dikenal tidak ada obatnya. Riset mereka memungkinkan tubuh membentuk sel baru yang sehat. Dengan sel punca, tubuh bisa membuat sel kekebalan baru pada pengidap AIDS. Adapun pada pengidap diabetes, sel punca bisa membentuk lagi sel beta pankreas yang normal.

Guru besar Virologi Unair itu mengatakan, kuncinya terletak pada metode yang memungkinkan sel punca dewasa kembali menjadi sel punca muda. Sel punca muda bisa berkembang menjadi apa saja, tergantung akan dimanfaatkan untuk apa.

Metode itu penting karena tim hanya mengambil sel punca dari orang dewasa. Sel punca itu sudah tidak mungkin berkembang lagi, kecuali mengikuti jaringan asalnya. �hHanya sel punca embrio yang bisa berkembang menjadi apa saja. Etika tidak memungkinkan tim mengambil sel punca embrio karena sama dengan menghilangkan nyawa,�h ujarnya.

Sel punca embrio hanya bisa didapat saat janin baru berusia beberapa hari. Pengambilan sel punca embrio akan sama dengan mematikan janin.

�hSebagai dokter, kami terikat sumpah untuk menyelamatkan nyawa, bukan menghilangkannya. Metode ini (pembalikan perkembangan sel punca) memungkinkan kami menyelamatkan nyawa tanpa menghilangkan nyawa lain,�h katanya.

Fedik mengundang para dokter dan klinik untuk memanfaatkan hasil riset mereka terhadap pasien. Pemerintah juga diharapkan memfasilitasi pemanfaatan tersebut.

�hSelama ini sel punca yang sudah dimudakan kami tidurkan agar tidak berkembang. Sayang sekali kalau hasil riset hanya ditidurkan saja seperti itu,�h ungkapnya. Ketua Pusat Diabetes dan Nutrisi RSU Dr Soetomo, Surabaya, Askandar menegaskan, pihaknya menunggu perkembangan riset tim Fedik.

Pihak Pusat Diabetes dan Nutrisi sangat berharap ada metode pengobatan yang memungkinkan pengidap diabetes benar-benar sembuh. �hObat-obatan yang ada saat ini hanya untuk mengendalikan dampak. Tidak bisa benar-benar menyembuhkan karena ada sel yang rusak,�h ujarnya.

Askandar sepakat, harus ada dorongan dari pemerintah agar hasil riset itu bisa segera diaplikasikan. Apalagi, proses penelitian yang dijalankan sama sekali tidak melanggar etika. �hKalau bisa, uji klinis dan sukses, ini akan menjadi sejarah pengobatan,�h katanya. (RAZ)


Artikel Yang Berhubungan



0 komentar:

LABELS

Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.

Lijit Search Wijit

Blog Archive