Kamis, 27 Mei 2010
Hubungan kanker dan ponsel belum kuat
04.33 |
Diposting oleh
fikirjernih |
Edit Entri
Paris--Hasil penelitian terkini mengenai keamanan penggunaan telepon seluler atau ponsel menunjukkan bahwa penggunaan alat komunikasi itu tidak terkait dengan kanker otak.
Hasil riset tersebut tidak menemukan adanya hubungan yang jelas antara keduanya. Namun, kajian lebih lanjut perlu dilakukan mengingat penggunaan ponsel terus meningkat.
“Riset tak mengungkapkan adanya peningkatan risiko. Tetapi kami tak dapat menyimpulkan bahwa tak ada risiko sama sekali karena ada cukup banyak temuan yang menunjukkan kemungkinan adanya risiko,” kata Elisabeth Cardis, penulis utama riset tersebut sebagaimana dikutip Kompas.com, Rabu (19/5).
Kesimpulan ini merupakan hasil studi bertajuk “Interphone” yang mengkaji 2.708 kasus tumor glioma dan 2.409 tumor meningioma di 13 negara selama lebih dari 10 tahun. Riset ini dipubliaksikan dalam International Journal of Epidemiology.
Penelitian tidak menemukan adanya peningkatan risiko tumor glioma atau meningioma setelah 10 tahun orang menggunakan ponsel kendati studi itu menemukan “petunjuk mengenai peningkatan risiko” bagi pengguna paling aktif.
Pengguna paling aktif yang menempelkan ponsel di bagian kepala yang sama dilaporkan berisiko 40 persen lebih tinggi menderita tumor glioma dan 15 persen tumor meningioma. Namun, para peneliti mengatakan, hubungan kausalitas itu kurang kuat karena adanya bias dan error.
Para ahli merekomendasikan perlunya riset lebih lanjut karena pengguna ponsel paling aktif dalam riset ini hanya berbicara sekitar setengah jam per hari. Jumlah ini dinilai tak terlalu berat untuk standar saat ini.
Peneliti juga menyampaikan perlu dilakukannya studi mengenai dampak ponsel di kalangan generasi muda, yang telah dengan cepat menjadi pengguna intensif, dan yang tak termasuk di dalam studi Interphone. Peneliti menilai, ponsel termutakhir memiliki emisi yang lebih rendah. Penggunaan handsfree dan tren penggunaan tombol qwerty pun dapat menurunkan risiko radiasi pada kepala.
Sumber
Solopos.com
Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Hasil riset tersebut tidak menemukan adanya hubungan yang jelas antara keduanya. Namun, kajian lebih lanjut perlu dilakukan mengingat penggunaan ponsel terus meningkat.
“Riset tak mengungkapkan adanya peningkatan risiko. Tetapi kami tak dapat menyimpulkan bahwa tak ada risiko sama sekali karena ada cukup banyak temuan yang menunjukkan kemungkinan adanya risiko,” kata Elisabeth Cardis, penulis utama riset tersebut sebagaimana dikutip Kompas.com, Rabu (19/5).
Kesimpulan ini merupakan hasil studi bertajuk “Interphone” yang mengkaji 2.708 kasus tumor glioma dan 2.409 tumor meningioma di 13 negara selama lebih dari 10 tahun. Riset ini dipubliaksikan dalam International Journal of Epidemiology.
Penelitian tidak menemukan adanya peningkatan risiko tumor glioma atau meningioma setelah 10 tahun orang menggunakan ponsel kendati studi itu menemukan “petunjuk mengenai peningkatan risiko” bagi pengguna paling aktif.
Pengguna paling aktif yang menempelkan ponsel di bagian kepala yang sama dilaporkan berisiko 40 persen lebih tinggi menderita tumor glioma dan 15 persen tumor meningioma. Namun, para peneliti mengatakan, hubungan kausalitas itu kurang kuat karena adanya bias dan error.
Para ahli merekomendasikan perlunya riset lebih lanjut karena pengguna ponsel paling aktif dalam riset ini hanya berbicara sekitar setengah jam per hari. Jumlah ini dinilai tak terlalu berat untuk standar saat ini.
Peneliti juga menyampaikan perlu dilakukannya studi mengenai dampak ponsel di kalangan generasi muda, yang telah dengan cepat menjadi pengguna intensif, dan yang tak termasuk di dalam studi Interphone. Peneliti menilai, ponsel termutakhir memiliki emisi yang lebih rendah. Penggunaan handsfree dan tren penggunaan tombol qwerty pun dapat menurunkan risiko radiasi pada kepala.
Sumber
Solopos.com
Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Artikel Yang Berhubungan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Lijit Search Wijit
Blog Archive
-
▼
2010
(1196)
-
▼
Mei
(231)
- Kenali Tipe Anemia
- Wanita Wajib Berani Berkata Tidak Pada Rokok
- Kenali Kepribadian Berdasarkan Urutan Lahir
- Penderita Diabetes di Indonesia Meningkat
- Tidur dengan Hewan Peliharaan, Sehatkah?
- Gigi Terawat, Jantung Sehat
- 9 Cara Lindungi Sendi
- Panduan Memberikan Susu Formula pada Bayi
- 5 Makanan Wajib Dihindari Saat Berkencan
- 10 Makanan Beracun yang Sering Sekali Kita Makan
- Bermusuhan Bikin Jantung Tidak Sehat
- Empat Tes Kesehatan Sederhana
- Bau Badan Seringkali Hanya Hayalan
- Warga Desa Hidup Lebih Lama
- Perempuan Mendesah Miliki Daya Tarik Seksual
- Postur Yoga Ampuh Atasi Depresi
- Enam Langkah Alami Redakan Sakit Punggung
- Sembilan Pemicu Depresi
- Probiotik Atasi Flu, Bau Napas, dan Alergi
- Ekstrak Daun Bambu Sehatkan Jantung
- Makin Sehat, Ereksi Makin Keras
- 'Video Games' Picu Perilaku Agresif
- IDI Bantah Isu Minuman Aspartan
- Kurangi Gula, Hipertensi Terkendali
- Cara Ampuh Menurunkan Berat badan
- Enam Cara Baru Kuatkan Memori
- Varenicline, Solusi Berhenti Merokok
- Bahaya Rokok bagi Si Pasif
- Dampingi Perokok yang Mau Berhenti
- NTT akan gratiskan pelayanan ibu melahirkan
- Perokok pasif berisiko terserang sinus kronis
- Scrub murah untuk kaki indah
- Bekerja dengan komputer, waspadai CVS
- Kapan harus curiga demam berdarah?
- Sekali menyerang, asma akan setia
- Jika bernapas terasa menyiksa
- Hati-hati, komputer bisa timbulkan penyakit stres
- Kasus HIV/AIDS di Sumenep tinggi
- Tidur malam tak nyenyak hambat pemanfataan insulin
- Empat pertanyaan umum seputar haid
- Debu dan asap rokok penyebab utama asma
- Efek buruk rokok bagi kecantikan
- Andai “si adik” tak mau tidur
- Masih fokus untuk kanker paru
- Bedah beku, harapan baru penderita kanker
- Beri nutrisi untuk kulit
- Pertolongan pertama tiga kecelakaan di rumah
- Makanan ibu saat hamil pengaruhi otak anak
- Bikin molek sampai tua
- Hubungan kanker dan ponsel belum kuat
- Kurangi lelah mata dengan relaksasi
- Kurangi nyeri otot dengan jahe
- Lemak di Perut tingkatkan risiko kepikunan
- Virus Kuda ‘Hendra’ ancam manusia
- Butuh perawatan ekstra
- Tetap bisa tampil cantik
- Yuk, unjuk gigi dengan kawat gigi
- Kenali gangguan kesehatan lewat warna rambut
- Vaksin untuk membantu berhenti merokok
- Pengobatan Herbal Atasi Stretch Mark
- Kenali Tanda-tanda Penyakit Stroke
- Polusi di Perkotaan Picu Hipertensi
- Deteksi Penyakit Lewat Kondisi Mulut
- Tertawa Bisa Meningkatkan Nafsu Makan?
- Alergi Tingkatkan Imunitas Terhadap Kanker
- Perusak Gigi Anak Tak Hanya Permen
- Keajaiban Bunga Mawar Bagi Tubuh
- Aturan Facial Sesuai Jenis Kulit
- Wanita Rentan Alami Gangguan Jiwa Ringan
- Ukuran Ginjal, Kunci Sukses Transplantasi
- RS Berikan Jamu sebagai Rujukan Obat
- Cegah Alzheimer dengan Bir
- Stres Picu Jerawat
- Mengukur Kebutuhan Suplemen
- Bahaya Mengintai di Kolam Renang
- Cokelat Hirup, Pengganti Camilan
- Lingkungan Kerja Bisa Cetuskan Asma
- Supaya Tubuh Kebal Virus
- Viagra Bikin Tuli
- Memindai Otak Bisa Mendeteksi Dini Autism
- Lampiaskan Kenikmatan Lewat Desahan
- Ini Dia Coklat Anti Keriput
- Masalah pada Sperma Pria
- Tempat Tidur Tepat, Punggung Sehat
- Vegetarian Bebas Diabetes?
- Kulit Putih Alami dengan Masker Kiwi
- Stop Kecanduan Makanan!
- Cantik dan Sehat Berkat Pepaya
- Gangguan Jiwa Bisa Dideteksi Sejak Usia Dini
- Bebas Sembelit dan Diare Berkat Sawo
- Yuk, Imunisasi Saat Dewasa!
- Aman Mengolah Tanaman Herbal
- Penanganan Perdarahan pada Mata
- Herbal, Warisan Sehat sejak Lampau
- Anak Susah Makan? Ini Solusinya!
- Awas, Buah & Sayur Bisa Picu Gangguan Mental
- Langsing Instan dengan Empat Cara Unik
- 10 Cara Sederhana Hindari Sakit
- Kuman-kuman Punya Pulau di Lautan
- Menghilangkan Noda Bekas Jerawat
-
▼
Mei
(231)
0 komentar:
Posting Komentar