Kamis, 27 Mei 2010
Lemak di Perut tingkatkan risiko kepikunan
04.27 |
Diposting oleh
fikirjernih |
Edit Entri
Tumpukan lemak di bagian perut selama ini hanya dikaitkan dengan risiko penyakit jantung. Namun, para ilmuwan baru-baru ini menyebutkan bahwa lemak di perut juga meningkatkan risiko demensia (kepikunan).
Dari 733 partisipan studi diketahui orang yang memiliki tumpukan lemak perut ternyata volume total otaknya lebih kecil. Hasil studi ini menguatkan berbagai riset yang menyebutkan orang yang obesitas lebih berisiko menderita demensia. Meski secara khusus hasil studi ini mengatakan lemak perut lebih berpengaruh daripada lemak total dalam tubuh.
“Pesan dari studi ini adalah, jika Anda merasa alasan untuk mengurangi lemak di perut adalah untuk menghindari penyakit jantung dan stroke, kini bertambah lagi alasannya, yakni demensia,” kata Dr Sudha Seshadri dari Boston University School of Medical.
Dalam penelitiannya, Seshadri dan timnya melakukan pengukuran lemak perut menggunakan alat computed tomographi (CT) scan. Dengan alat canggih ini bisa diketahui jumlah lemak perut (lemak visceral) dan lemak di bawah kulit yang disebut lemak subkutan.
Para responden juga diukur indeks massa tubuhnya, termasuk juga lingkar pinggul dan pahanya. Kaitan yang paling nyata terlihat dari lemak perut dan ukuran otak. Mereka yang memiliki lemak perut lebih banyak ukuran otaknya lebih kecil.
Seluruh responden tidak ada yang menderita demensia, tetapi dari berbagai studi diketahui orang yang memiliki volume otak lebih kecil berisiko menderita demensia dan akan mendapatkan hasil yang buruk bila diberikan tes kemampuan kognitif.
Demensia merupakan gejala umum dari penurunan fungsi kognitif. Ada banyak faktor yang menyebabkan penyakit ini. Salah satunya adalah rusaknya sel-sel otak yang disebabkan oleh akumulasi plak di saraf otak.
Para ahli menduga lemak yang berlebihan akan memicu reaksi peradangan dalam tubuh, yakni respons imun yang menimbulkan tekanan dalam tubuh. Peradangan yang kronis akan menyebabkan penyakit jantung. Hal ini diyakini memberikan pengaruh yang sama pada otak.
Sumber
Solopos.com
Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Dari 733 partisipan studi diketahui orang yang memiliki tumpukan lemak perut ternyata volume total otaknya lebih kecil. Hasil studi ini menguatkan berbagai riset yang menyebutkan orang yang obesitas lebih berisiko menderita demensia. Meski secara khusus hasil studi ini mengatakan lemak perut lebih berpengaruh daripada lemak total dalam tubuh.
“Pesan dari studi ini adalah, jika Anda merasa alasan untuk mengurangi lemak di perut adalah untuk menghindari penyakit jantung dan stroke, kini bertambah lagi alasannya, yakni demensia,” kata Dr Sudha Seshadri dari Boston University School of Medical.
Dalam penelitiannya, Seshadri dan timnya melakukan pengukuran lemak perut menggunakan alat computed tomographi (CT) scan. Dengan alat canggih ini bisa diketahui jumlah lemak perut (lemak visceral) dan lemak di bawah kulit yang disebut lemak subkutan.
Para responden juga diukur indeks massa tubuhnya, termasuk juga lingkar pinggul dan pahanya. Kaitan yang paling nyata terlihat dari lemak perut dan ukuran otak. Mereka yang memiliki lemak perut lebih banyak ukuran otaknya lebih kecil.
Seluruh responden tidak ada yang menderita demensia, tetapi dari berbagai studi diketahui orang yang memiliki volume otak lebih kecil berisiko menderita demensia dan akan mendapatkan hasil yang buruk bila diberikan tes kemampuan kognitif.
Demensia merupakan gejala umum dari penurunan fungsi kognitif. Ada banyak faktor yang menyebabkan penyakit ini. Salah satunya adalah rusaknya sel-sel otak yang disebabkan oleh akumulasi plak di saraf otak.
Para ahli menduga lemak yang berlebihan akan memicu reaksi peradangan dalam tubuh, yakni respons imun yang menimbulkan tekanan dalam tubuh. Peradangan yang kronis akan menyebabkan penyakit jantung. Hal ini diyakini memberikan pengaruh yang sama pada otak.
Sumber
Solopos.com
Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Artikel Yang Berhubungan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Lijit Search Wijit
Blog Archive
-
▼
2010
(1196)
-
▼
Mei
(231)
- Kenali Tipe Anemia
- Wanita Wajib Berani Berkata Tidak Pada Rokok
- Kenali Kepribadian Berdasarkan Urutan Lahir
- Penderita Diabetes di Indonesia Meningkat
- Tidur dengan Hewan Peliharaan, Sehatkah?
- Gigi Terawat, Jantung Sehat
- 9 Cara Lindungi Sendi
- Panduan Memberikan Susu Formula pada Bayi
- 5 Makanan Wajib Dihindari Saat Berkencan
- 10 Makanan Beracun yang Sering Sekali Kita Makan
- Bermusuhan Bikin Jantung Tidak Sehat
- Empat Tes Kesehatan Sederhana
- Bau Badan Seringkali Hanya Hayalan
- Warga Desa Hidup Lebih Lama
- Perempuan Mendesah Miliki Daya Tarik Seksual
- Postur Yoga Ampuh Atasi Depresi
- Enam Langkah Alami Redakan Sakit Punggung
- Sembilan Pemicu Depresi
- Probiotik Atasi Flu, Bau Napas, dan Alergi
- Ekstrak Daun Bambu Sehatkan Jantung
- Makin Sehat, Ereksi Makin Keras
- 'Video Games' Picu Perilaku Agresif
- IDI Bantah Isu Minuman Aspartan
- Kurangi Gula, Hipertensi Terkendali
- Cara Ampuh Menurunkan Berat badan
- Enam Cara Baru Kuatkan Memori
- Varenicline, Solusi Berhenti Merokok
- Bahaya Rokok bagi Si Pasif
- Dampingi Perokok yang Mau Berhenti
- NTT akan gratiskan pelayanan ibu melahirkan
- Perokok pasif berisiko terserang sinus kronis
- Scrub murah untuk kaki indah
- Bekerja dengan komputer, waspadai CVS
- Kapan harus curiga demam berdarah?
- Sekali menyerang, asma akan setia
- Jika bernapas terasa menyiksa
- Hati-hati, komputer bisa timbulkan penyakit stres
- Kasus HIV/AIDS di Sumenep tinggi
- Tidur malam tak nyenyak hambat pemanfataan insulin
- Empat pertanyaan umum seputar haid
- Debu dan asap rokok penyebab utama asma
- Efek buruk rokok bagi kecantikan
- Andai “si adik” tak mau tidur
- Masih fokus untuk kanker paru
- Bedah beku, harapan baru penderita kanker
- Beri nutrisi untuk kulit
- Pertolongan pertama tiga kecelakaan di rumah
- Makanan ibu saat hamil pengaruhi otak anak
- Bikin molek sampai tua
- Hubungan kanker dan ponsel belum kuat
- Kurangi lelah mata dengan relaksasi
- Kurangi nyeri otot dengan jahe
- Lemak di Perut tingkatkan risiko kepikunan
- Virus Kuda ‘Hendra’ ancam manusia
- Butuh perawatan ekstra
- Tetap bisa tampil cantik
- Yuk, unjuk gigi dengan kawat gigi
- Kenali gangguan kesehatan lewat warna rambut
- Vaksin untuk membantu berhenti merokok
- Pengobatan Herbal Atasi Stretch Mark
- Kenali Tanda-tanda Penyakit Stroke
- Polusi di Perkotaan Picu Hipertensi
- Deteksi Penyakit Lewat Kondisi Mulut
- Tertawa Bisa Meningkatkan Nafsu Makan?
- Alergi Tingkatkan Imunitas Terhadap Kanker
- Perusak Gigi Anak Tak Hanya Permen
- Keajaiban Bunga Mawar Bagi Tubuh
- Aturan Facial Sesuai Jenis Kulit
- Wanita Rentan Alami Gangguan Jiwa Ringan
- Ukuran Ginjal, Kunci Sukses Transplantasi
- RS Berikan Jamu sebagai Rujukan Obat
- Cegah Alzheimer dengan Bir
- Stres Picu Jerawat
- Mengukur Kebutuhan Suplemen
- Bahaya Mengintai di Kolam Renang
- Cokelat Hirup, Pengganti Camilan
- Lingkungan Kerja Bisa Cetuskan Asma
- Supaya Tubuh Kebal Virus
- Viagra Bikin Tuli
- Memindai Otak Bisa Mendeteksi Dini Autism
- Lampiaskan Kenikmatan Lewat Desahan
- Ini Dia Coklat Anti Keriput
- Masalah pada Sperma Pria
- Tempat Tidur Tepat, Punggung Sehat
- Vegetarian Bebas Diabetes?
- Kulit Putih Alami dengan Masker Kiwi
- Stop Kecanduan Makanan!
- Cantik dan Sehat Berkat Pepaya
- Gangguan Jiwa Bisa Dideteksi Sejak Usia Dini
- Bebas Sembelit dan Diare Berkat Sawo
- Yuk, Imunisasi Saat Dewasa!
- Aman Mengolah Tanaman Herbal
- Penanganan Perdarahan pada Mata
- Herbal, Warisan Sehat sejak Lampau
- Anak Susah Makan? Ini Solusinya!
- Awas, Buah & Sayur Bisa Picu Gangguan Mental
- Langsing Instan dengan Empat Cara Unik
- 10 Cara Sederhana Hindari Sakit
- Kuman-kuman Punya Pulau di Lautan
- Menghilangkan Noda Bekas Jerawat
-
▼
Mei
(231)
0 komentar:
Posting Komentar