Kamis, 27 Mei 2010

Sekali menyerang, asma akan setia

Asma tak bisa disembuhkan. Sekali terserang, penyakit ini bakal setia menemani seumur hidup. “Sifatnya kambuhan, kalau tidak pandai mengindari faktor pencetus, frekuensi serangan asma dalam sepekan bisa mencapai empat atau lima kali,” ujar dr Tatuk Himawan dari RS Kasih Ibu.

Ditambahkan Tatuk, data grafik serangan asma menunjukkan pasien yang mulai mengalami serangan asma pertama pada usia tiga atau empat tahun, frekuensi serangan asma akan terus meningkat hingga mencapai puncaknya pada usia 16 tahun. Setelah itu, serangan asma relatif mulai terkontrol. Bisa ditandai dengan frekuensi serangan yang menurun atau kadar serangan yang tak terlalu parah. “Bisa jadi, setelah dewasa pasien lebih peduli dan mengetahui apa saja faktor pencetus serangan asmanya sehingga ia dapat menghindari,” kata dokter yang juga mengidap asma ini.

Dibayangi serangan asma seumur hidup bukan berarti para pengidap asma tak bisa beraktivitas normal. Pasalnya, asma bisa dikendalikan dengan bantuan obat pengontrol serangan asma, gaya hidup yang sehat seperti olahraga teratur dan menghindari stres.

Untuk mengetahui terkontrol atau tidaknya asma, dokter biasanya meminta pasiennya mengisi lembaran asthma control test. Untuk mengetahui apakah terkontrol penuh, terkontrol sebagian, atau tidak terkontrol.

Bila asma tidak terkontrol, pasien disarankan menjalani pengobatan jangka panjang. “Ada dua jenis pengobatan untuk asma, yaitu pengobatan jangka panjang untuk mencegah kambuh dan pengobatan jangka pendek untuk mengatasi saat serangan asma muncul,” sebut dr H Chrisrianto EN SpP dari RS Islam Solo.

Pengobatan jangka pendek dilakukan untuk mengurangi sesak saat terjadi serangan. Obat yang diberikan untuk tipe pengobatan ini adalah obat yang bersifat melegakan saluran nafas. Bentuknya bervariasi, ada obat oral, injeksi hingga inhaler, yang dipakai dengan cara disemprotkan ke saluran napas melalui mulut lantas dihisap.

Ada pula pengobatan dengan nebulizer, yang konon lebih ampuh. Alat ini mengubah obat asma menjadi uap sehingga mudah dihirup oleh pasien yang mengalami sesak napas. “Nebulizer dan inhaler biasanya memiliki efek lebih cepat melegakan ketimbang obat oral,” kata dr Tatuk.

Nah, obat-obat asma yang dijual bebas umumnya masuk kategori obat jangka pendek untuk melegakan saluran napas. Obat asma yang dijual bebas ini sebenarnya cukup aman, namun Tatuk dan Chris sepakat penggunaannya harus hati-hati.


Sumber
Solopos.com


Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html

Artikel Yang Berhubungan



0 komentar:

LABELS

Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.

Lijit Search Wijit

Blog Archive