Kamis, 27 Mei 2010

Yuk, unjuk gigi dengan kawat gigi


Senyum itu ibadah. Orang yang murah senyum sering kali dipersepsikan sebagai orang yang ramah dan baik hati. Sementara yang jarang tersenyum, sudah tentu dianggap jutek, galak atau sombong.

Masalahnya, tak semua orang percaya diri menyungging senyum ke mana-mana, apalagi kalau susunan giginya amburadul. Ukuran gigi memang mungil. Lokasinya pun bisa dibilang agak tersembunyi, terletak di dalam rongga mulut, bersama lidah dan gusi. Tapi soal fungsinya jangan tanya.

Tanpa gigi, bukan hanya ritual makan enak yang pasti terganggu, aktivitas berbicara dan pergaulan pun juga tak lancar tanpa bantuan “si mungil” yang satu itu. Sayangnya, banyak orang Indonesia masih belum memahami pentingnya memperhatikan kesehatan gigi. Jangankan sengaja bertandang ke dokter gigi untuk memperbaiki susunan gigi yang amburadul, jadwal kontrol rutin setiap enam bulan sekali saja kerap dilanggar. Padahal, memperbaiki susunan gigi yang tak beraturan sama pentingnya dengan menjaga kekuatan dan kebersihan gigi.
Gigi yang tak beraturan alias tumbuh tumpuk atau bentuk rahang yang tidak normal, seperti rahang atas terlalu maju alias tonggos atau rahang bawah terlalu maju, tak hanya kurang sedap dipandang, tetapi juga berdampak pada perawatan gigi dan manfaat kunyah kurang sempurna. Hal ini lantaran rahang tak mampu mengatup sempurna sehingga proses pencernaan makanan jadi kurang optimal. Selain itu, pembersihannya juga tak bisa berjalan lancar, karena ada saja bagian yang sulit terjangkau untuk dibersihkan.

Banyak faktor yang menyebabkan gigi tumbuh tak beraturan dan pertumbuhan rahang kurang ideal. Bisa lantaran faktor keturunan, akibat kebiasaan makan yang salah, hingga penanganan yang salah pada masa pergantian gigi susu ke gigi dewasa. “Masalahnya, pola makan masyarakat modern kerap kali membuat pertumbuhan rahang kurang sempurna. Rahang yang terlalu kecil tak mampu menampung jumlah dan ukuran gigi normal. Akibatnya gigi tumbuh tumpuk tak beraturan,” kata drg Memed SpOrt dari RS Islam Surakarta.

Kawat gigi
Kebiasaan masyarakat modern yang lebih suka menyantap makanan instan yang lembut dan kurang serat ditengarai membuat rahang tak mampu tumbuh maksimal. “Anak sekarang cenderung dimanja. Makan apel saja harus dikupas dan dipotong kecil-kecil. Padahal sebenarnya menyantap apel utuh bersama kulitnya bisa merangsang pertumbuhan rahang,” lanjut drg Memed.

Lantas bagaimana kalau gigi Anda sudah telanjur tumbuh tak beraturan? Tak usah risau, berapa pun usia Anda, masih ada harapan untuk memiliki gigi rapi sehingga mampu menyunggingkan senyum indah ala bintang iklan pasta gigi. Tentunya dengan pemasangan kawat gigi yang juga kerap disebut bracket atau behel.

Masyarakat awam mengenal dua jenis kawat gigi, yaitu kawat gigi lepasan yang mudah dilepas oleh pemakainya sendiri dan alat ortho cekat yang terpasang paten dan hanya bisa dilepas oleh dokter gigi dengan menggunakan alat khusus. Dibanding kawat gigi lepasan, alat ortho cekat memiliki peluang keberhasilan yang jauh lebih tinggi. Tingkat variasi gerak untuk penataan gigi juga lebih banyak. “Alat ortho cekat bukan hanya bisa memundurkan atau memajukan posisi gigi tapi juga bisa memutar posisi gigi,” timpal drg Memed.

Berbeda dengan kawat gigi lepasan yang bisa digunakan oleh anak dengan susunan gigi yang masih tercampur antara gigi susu dan gigi dewasa, pemakaian alat ortho cekat sebaiknya digunakan bila seluruh gigi sudah merupakan gigi dewasa. Proses pemasangannya pun tak terlalu rumit. Mula-mula dokter gigi ortodontis akan meminta Anda untuk melakukan foto Rontgen untuk mendapat gambaran utuh kondisi susunan gigi dan rahang, meliputi foto panoramik (foto Rontgen bagian depan), dan foto chepalometri (foto Rontgen bagian samping). Foto Rontgen bakal memberi gambaran mengenai jumlah, posisi dan arah tumbuh gigi serta kondisi jaringan pengikat gigi.

Selanjutnya, dokter membuat cetakan gigi Anda. Foto Rontgen dan cetakan gigi inilah yang nantinya dijadikan dasar rencana perawatan. Bila rencana perawatan sudah ditetapkan, barulah kawat dan bracket dipasang. Proses perawatan dengan bracket umumnya memakan waktu bervariasi tergantung berat tidaknya kasus. Namun, rata-rata bracket harus dipakai selama satu hingga 1,5 tahun. “Gigi yang tersusun oleh kawat gigi masih belum stabil dan bisa berubah posisi lagi, karena itu kawat gigi harus tetap dipakai setidaknya selama enam bulan setelah gigi tertata agar posisi gigi
yang sudah rapi tetap mantap,” pungkas dia.


Sumber
Solopos.com

Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html

Artikel Yang Berhubungan



0 komentar:

LABELS

Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.

Lijit Search Wijit

Blog Archive