Minggu, 23 Mei 2010

Memindai Otak Bisa Mendeteksi Dini Autism


Memindai (scanning) otak bayi bisa mendeteksi dini tanda autisme. Tes yang menggunakan MRI (Magnetic Resonance Imaging) ini untuk mengukur respons otak, untuk kata-kata yang diucapkan kepada anak-anak saat tidur, atas cerita yang dibacakan sebelum tidur.

"Kami berfokus pada periode awal, saat otak masih berkembang dan masih berubah," kata penulis studi Lisa Eyler, asisten profesor psikiatri di Universitas California, San Diego, Amerika Serikat. "Jika hasil penelitian ini bisa digunakan, kita mungkin bisa mengidentifikasi dan punya kesempatan yang lebih baik untuk membantu mereka," kata dia seperti dikutip laman Healthday, Kamis, 21 Mei 2010. Temuan ini akan disajikan pada Pertemuan Internasional untuk Penelitian Autism di Philadelphia.

Eyler dan rekan-rekannya memantau aktivitas otak dari 30 anak umur 14 bulan sampai 46 bulan dengan gangguan spektrum autis, dan 14 anak-anak 'khas' usia yang sama.

Mereka tidur di mesin MRI sementara peneliti membacakan cerita sebelum tidur. Para peneliti memantau bagian otak yang sedang aktif pada anak-anak 'khas' dibandingkan anak autis. "Kami mencari bagian otak yang lebih responsif selama cerita itu dibacakan dibanding saat mereka tidak mendengar itu," kata Eyler.

Eyler menjelaskan, pada anak yang normal, kedua sisi otak aktif terlibat dalam pemrosesan bahasa. Pada anak-anak yang lebih muda, aktivasi itu hampir sama antara bagian otak kanan dan otak kiri. Sedangkan pada anak-anak yang lebih tua, aktivasi lebih jelas di otak kiri, mirip dengan pola otak dewasa. "Tapi kami tak melihat pertumbuhan otak kiri pada anak autis," kata Eyler.

"Kami sekarang merasa cukup yakin bahwa, dalam banyak anak dengan autisme, ada perubahan baik dalam pertumbuhan struktur maupun konektivitas otak, tapi kami benar-benar tidak memahami implikasi bahwa untuk fitur inti autisme, salah satunya adalah masalah komunikasi," kata Amaral, Presiden Masyarakat Internasional untuk Penelitian Autisme. "Hal ini memberikan lebih banyak bukti untuk konektivitas yang abnormal di otak."

Temuan ini masih diragukan ahli lain. "Ini studi yang masih sangat awal," kata Keith Young, wakil ketua penelitian Psikiatri dan Ilmu Perilaku di Texas, A & M Health Science Center College of Medicine di Temple. Menurut dia, sebelum dites, peneliti harus memastikan anak tak mengalami keterlambatan perkembangan lain seperti disleksia. "Saya tidak ingin mengatakan kepada orang-orang bahwa anak Anda telah mengalami autisme ketika mereka menderita disleksia," kata Young.

David Amaral, yang juga Direktur Institut MIND Davis di Universitas California, menyatakan, salah satu ciri autisme adalah berkurangnya dalam perolehan bahasa, seperti disleksia. Adapun anak yang sedang tumbuh biasa memiliki ledakan kemampuan bahasa mulai umur sekitar 12 bulan baik dalam pemahaman maupun produksi. “Anak-anak autis terlambat dan tidak mulai memahami atau memproduksi bahasa. Maka, kata dia, tes ini belum bisa dilakukan secara massal untuk mendeteksi autisme. “Tapi bisa digunakan untuk mengumpulkan informasi lebih lanjut apakah mereka telah mengalami autisme," kata Amaral


Sumber
TEMPO Interaktif, California

Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html

Artikel Yang Berhubungan



0 komentar:

LABELS

Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.

Lijit Search Wijit

Blog Archive