Rabu, 26 Mei 2010
Supaya Tubuh Kebal Virus
10.01 |
Diposting oleh
fikirjernih |
Edit Entri
Imunisasi biasanya identik dengan anak yang masih di bawah umur lima tahun (balita). Namun, bukan berarti imunisasi tidak berlaku bagi orang dewasa. Bahkan, imunisasi pada orang dewasa tidak kalah pentingnya dengan imunisasi pada anak.
Sepertinya halnya balita, orang dewasa juga perlu imunisasi. "Ini untuk merangsang ketahanan tubuh terhadap infeksi tertentu," kata Sukamto Koesnoe, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Alergi Imunologi dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Sukamto bilang, banyak orang dewasa kini rentan terpapar virus dan bakteri yang bisa menimbulkan penyakit. Pemicunya bisa karena kesibukan yang padat plus gaya hidup tak sehat.
Nah, untuk mencegah berbagai penyakit tersebut, orang dewasa pun perlu melakukan imunisasi. Makanya, banyak negara maju menjadikan imunisasi untuk orang dewasa sebagai program rutin di bidang kesehatan.
Amerika Serikat, misalnya, tahun ini mencanangkan 60 persen vaksinasi influenza pada orang dewasa. Sementara itu, Korea Selatan menyediakan 10 juta vaksin influenza setiap tahun. Bahkan, 90 persen petugas medis di sana telah disuntik vaksin. Di Australia, kegiatan ini juga telah menjadi program pemerintah. Begitu juga di beberapa negara lain, seperti Selandia Baru, Taiwan, Hongkong, dan Singapura.
Masih baru
Di Indonesia, pentingnya imunisasi bagi orang dewasa belum populer. "Karena memang masih baru," kata Sukamto. Maklum, di Indonesia, imunisasi bagi orang dewasa baru diperkenalkan tahun 2000-an. Karena masih baru, tenaga medis penyalur imunisasi bagi orang dewasa masih kurang.
Selain itu, belum semua rumah sakit bisa memberikan pelayanan ini. "Saat ini yang bisa memberikan pelayanan hanya rumah sakit tertentu di kota besar," ucap Sukamto.
Selain itu, biaya imunisasi dewasa juga tergolong mahal, bisa mencapai jutaan rupiah, tergantung jenis vaksinnya. Maklumlah, imunisasi dewasa tidak mendapat subsidi pemerintah seperti imunisasi pada anak-anak.
Wajar saja bila banyak orang dewasa malas melakukan imunisasi. Selain itu, sosialisasi juga masih minim. Banyak orang juga kurang menyadari bahwa pemberian imunisasi sewaktu kecil tidak memberikan jaminan kekebalan tubuh yang tetap hingga dewasa. "Padahal, kerja vaksin makin menurun seiring pertambahan usia," kata Sukamto. Makanya, imunisasi perlu diulang ketika dewasa.
Dalam dunia kedokteran, imunisasi ulang disebut dengan istilah booster. Lewat booster itu tubuh diingatkan kembali terhadap kuman tersebut. "Imunisasi adalah pencegahan primer yang efektif," kata Sukamto.
Meski efektif bukan berarti orang dewasa yang telah diimunisasi tidak akan sakit. Namun, daya tahan tubuhnya dijamin lebih kuat ketimbang yang tidak diimunisasi.
Patut diketahui, setiap orang memang memiliki sistem imun atau kekebalan tubuh bawaan. Namun, pola hidup kurang sehat bisa melemahkan sistem imun tersebut. Saat itulah tubuh gampang terserang penyakit.
Menurut Asrul Hasral, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Kanker Dharmais, imunisasi untuk orang dewasa sesungguhnya sangat penting. Pasalnya, jenis penyakit yang diderita berbeda dengan anak kecil.
Imunisasi dewasa dapat diberikan kepada mereka yang berusia di atas 12 tahun. Jenisnya meliputi imunisasi influenza, pneumokokus, measles, mumps, rubela atau (MMR), lifter, pertusis, tetanus (DPT), imunisasi DT difter, dan tetanus (DT).
Vaksin-vaksin itu bisa diberikan secara berulang, antara 3 dan 10 tahun. Namun, ada juga vaksin yang tidak harus diulang ketika dewasa. Contohnya, vaksin hepatitis A dan B cukup dilakukan sekali seumur hidup.
Sumber
KOMPAS.com
Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Artikel Yang Berhubungan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Lijit Search Wijit
Blog Archive
-
▼
2010
(1196)
-
▼
Mei
(231)
- Kenali Tipe Anemia
- Wanita Wajib Berani Berkata Tidak Pada Rokok
- Kenali Kepribadian Berdasarkan Urutan Lahir
- Penderita Diabetes di Indonesia Meningkat
- Tidur dengan Hewan Peliharaan, Sehatkah?
- Gigi Terawat, Jantung Sehat
- 9 Cara Lindungi Sendi
- Panduan Memberikan Susu Formula pada Bayi
- 5 Makanan Wajib Dihindari Saat Berkencan
- 10 Makanan Beracun yang Sering Sekali Kita Makan
- Bermusuhan Bikin Jantung Tidak Sehat
- Empat Tes Kesehatan Sederhana
- Bau Badan Seringkali Hanya Hayalan
- Warga Desa Hidup Lebih Lama
- Perempuan Mendesah Miliki Daya Tarik Seksual
- Postur Yoga Ampuh Atasi Depresi
- Enam Langkah Alami Redakan Sakit Punggung
- Sembilan Pemicu Depresi
- Probiotik Atasi Flu, Bau Napas, dan Alergi
- Ekstrak Daun Bambu Sehatkan Jantung
- Makin Sehat, Ereksi Makin Keras
- 'Video Games' Picu Perilaku Agresif
- IDI Bantah Isu Minuman Aspartan
- Kurangi Gula, Hipertensi Terkendali
- Cara Ampuh Menurunkan Berat badan
- Enam Cara Baru Kuatkan Memori
- Varenicline, Solusi Berhenti Merokok
- Bahaya Rokok bagi Si Pasif
- Dampingi Perokok yang Mau Berhenti
- NTT akan gratiskan pelayanan ibu melahirkan
- Perokok pasif berisiko terserang sinus kronis
- Scrub murah untuk kaki indah
- Bekerja dengan komputer, waspadai CVS
- Kapan harus curiga demam berdarah?
- Sekali menyerang, asma akan setia
- Jika bernapas terasa menyiksa
- Hati-hati, komputer bisa timbulkan penyakit stres
- Kasus HIV/AIDS di Sumenep tinggi
- Tidur malam tak nyenyak hambat pemanfataan insulin
- Empat pertanyaan umum seputar haid
- Debu dan asap rokok penyebab utama asma
- Efek buruk rokok bagi kecantikan
- Andai “si adik” tak mau tidur
- Masih fokus untuk kanker paru
- Bedah beku, harapan baru penderita kanker
- Beri nutrisi untuk kulit
- Pertolongan pertama tiga kecelakaan di rumah
- Makanan ibu saat hamil pengaruhi otak anak
- Bikin molek sampai tua
- Hubungan kanker dan ponsel belum kuat
- Kurangi lelah mata dengan relaksasi
- Kurangi nyeri otot dengan jahe
- Lemak di Perut tingkatkan risiko kepikunan
- Virus Kuda ‘Hendra’ ancam manusia
- Butuh perawatan ekstra
- Tetap bisa tampil cantik
- Yuk, unjuk gigi dengan kawat gigi
- Kenali gangguan kesehatan lewat warna rambut
- Vaksin untuk membantu berhenti merokok
- Pengobatan Herbal Atasi Stretch Mark
- Kenali Tanda-tanda Penyakit Stroke
- Polusi di Perkotaan Picu Hipertensi
- Deteksi Penyakit Lewat Kondisi Mulut
- Tertawa Bisa Meningkatkan Nafsu Makan?
- Alergi Tingkatkan Imunitas Terhadap Kanker
- Perusak Gigi Anak Tak Hanya Permen
- Keajaiban Bunga Mawar Bagi Tubuh
- Aturan Facial Sesuai Jenis Kulit
- Wanita Rentan Alami Gangguan Jiwa Ringan
- Ukuran Ginjal, Kunci Sukses Transplantasi
- RS Berikan Jamu sebagai Rujukan Obat
- Cegah Alzheimer dengan Bir
- Stres Picu Jerawat
- Mengukur Kebutuhan Suplemen
- Bahaya Mengintai di Kolam Renang
- Cokelat Hirup, Pengganti Camilan
- Lingkungan Kerja Bisa Cetuskan Asma
- Supaya Tubuh Kebal Virus
- Viagra Bikin Tuli
- Memindai Otak Bisa Mendeteksi Dini Autism
- Lampiaskan Kenikmatan Lewat Desahan
- Ini Dia Coklat Anti Keriput
- Masalah pada Sperma Pria
- Tempat Tidur Tepat, Punggung Sehat
- Vegetarian Bebas Diabetes?
- Kulit Putih Alami dengan Masker Kiwi
- Stop Kecanduan Makanan!
- Cantik dan Sehat Berkat Pepaya
- Gangguan Jiwa Bisa Dideteksi Sejak Usia Dini
- Bebas Sembelit dan Diare Berkat Sawo
- Yuk, Imunisasi Saat Dewasa!
- Aman Mengolah Tanaman Herbal
- Penanganan Perdarahan pada Mata
- Herbal, Warisan Sehat sejak Lampau
- Anak Susah Makan? Ini Solusinya!
- Awas, Buah & Sayur Bisa Picu Gangguan Mental
- Langsing Instan dengan Empat Cara Unik
- 10 Cara Sederhana Hindari Sakit
- Kuman-kuman Punya Pulau di Lautan
- Menghilangkan Noda Bekas Jerawat
-
▼
Mei
(231)
0 komentar:
Posting Komentar