Minggu, 16 Mei 2010
Studi: Penyakit Menular Penyebab 68 Persen Kematian Anak Kecil
09.46 |
Diposting oleh
fikirjernih |
Edit Entri
Lebih dua pertiga dari sebanyak 8,8 juta kematian pada anak yang berusia di bawah lima tahun di seluruh dunia pada 2008 disebabkan oleh penyakit menular seperti radang paru-paru, diare dan malaria, demikian studi atas nama Organisasi Kesehatan Dunia dan Dana Anak PBB (UNICEF).
Studi itu, yang disiarkan di jurnal Lancet pada Rabu, mendapati penyakit menular mengakibatkan 68 persen kematian pada anak yang berusia di bawah lima tahun. Penyakit yang merenggut paling banyak korban jiwa adalah radang paru-paru --18 persen, atau sebanyak 1,58 juta anak-- diare (15 persen, 1,34 juta) dan malaria --8 persen, 0.73 juta anak.
Negara yang berpenghasilan tinggi hanya menghadapi satu persen kematian anak yang berusia di bawah lima tahun, dan hampir separuh kematian semacam itu terjadi di lima negara --India, Nigeria, Republik Demokratik Kongo, Pakistan serta China.
Berikut adalah perincian studi tersebut:
* Banyak bayi yang meninggal:
- Sedikitnya 41 persen (3,6 juta) kematian anak di bawah lima tahun terjadi pada bayi yang baru dilahirkan, atau neonatal, yang berusia 0-27 hari.
* Di mana paling banyak bayi meninggal?
Wilayah kematian (dalam juta)
Afrika 4,2
Asia Tenggara 2,4
Bagian Timur Laut Tengah 1.2
Pasifik Barat 0,5
Negara Amerika 0,3
Eropa 0,1
Perincian wilayah
- Afrika dan Asia Tenggara memiliki pola penyebab kematian yang berbeda: lebih sedikit jumlah kematian bayi neonatal terjadi di wilayah Afrika dibandingkan dengan wilayah Asia Tenggara --29 persen berbanding 54 persen.
- Lebih banyak jumlah kematian di Afrika disebabkan oleh malaria (16 persen) dan AIDS --4 persen-- dibandingkan dengan di Asia Tenggara.
- Di beberapa negara yang lebih kaya dengan angka kematian bayi yang lebih rendah seperti negara Amerika, Eropa, dan negara maju Asia, banyak kematian anak terjadi pada bayi yang baru dilahirkan.
- Itu berkisar dari 48 persen di negara Amerika sampai 54 persen di Asia Tenggara, dengan komplikasi pra-kelahiran, cacat bawaan dan sesak nafas yang berkaitan dengan kelahiran yang ditemukan pada kasus kematian utama.
* Inggris:
- Jauh lebih banyak kematian anak yang berusia di bawah lima tahun di Inggris dibandingkan dengan di negara mana pun di Eropa Barat.
- Inggris, dengan penduduk sebanyak 61 juta jiwa, memiliki 4.324 kematian anak yang berusia di bawah lima tahun pada 2008, lebih banyak daripada Prancis (dengan penduduk 64 juta, dan 3.090 kematian), Jerman (dengan 82 juta warga, 2.943 kematian), dan Italia (penduduk 60 juta, kematian 2.350).
- Sedikitnya 55 persen kematian anak yang berusia di bawah lima tahun di Inggris terjadi pada bayi yang baru dilahirkan. Radang paru-paru mengakibatkan 147 kematian --3 persen-- dan 74 kematian akibat radang selaput otak atau sumsum tulang belakang (2 persen).
- Komplikasi pra-kelahiran (36 persen, cacat bawaan (26 persen), sesak nafas saat kelahiran (7 persen), dan cedera (4 persen) adalah penyebab tunggal kematian pada anak yang berusia di bawah lima tahun di Inggris pada 2008.
Sumber
London (ANTARA/Reuters)
Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Studi itu, yang disiarkan di jurnal Lancet pada Rabu, mendapati penyakit menular mengakibatkan 68 persen kematian pada anak yang berusia di bawah lima tahun. Penyakit yang merenggut paling banyak korban jiwa adalah radang paru-paru --18 persen, atau sebanyak 1,58 juta anak-- diare (15 persen, 1,34 juta) dan malaria --8 persen, 0.73 juta anak.
Negara yang berpenghasilan tinggi hanya menghadapi satu persen kematian anak yang berusia di bawah lima tahun, dan hampir separuh kematian semacam itu terjadi di lima negara --India, Nigeria, Republik Demokratik Kongo, Pakistan serta China.
Berikut adalah perincian studi tersebut:
* Banyak bayi yang meninggal:
- Sedikitnya 41 persen (3,6 juta) kematian anak di bawah lima tahun terjadi pada bayi yang baru dilahirkan, atau neonatal, yang berusia 0-27 hari.
* Di mana paling banyak bayi meninggal?
Wilayah kematian (dalam juta)
Afrika 4,2
Asia Tenggara 2,4
Bagian Timur Laut Tengah 1.2
Pasifik Barat 0,5
Negara Amerika 0,3
Eropa 0,1
Perincian wilayah
- Afrika dan Asia Tenggara memiliki pola penyebab kematian yang berbeda: lebih sedikit jumlah kematian bayi neonatal terjadi di wilayah Afrika dibandingkan dengan wilayah Asia Tenggara --29 persen berbanding 54 persen.
- Lebih banyak jumlah kematian di Afrika disebabkan oleh malaria (16 persen) dan AIDS --4 persen-- dibandingkan dengan di Asia Tenggara.
- Di beberapa negara yang lebih kaya dengan angka kematian bayi yang lebih rendah seperti negara Amerika, Eropa, dan negara maju Asia, banyak kematian anak terjadi pada bayi yang baru dilahirkan.
- Itu berkisar dari 48 persen di negara Amerika sampai 54 persen di Asia Tenggara, dengan komplikasi pra-kelahiran, cacat bawaan dan sesak nafas yang berkaitan dengan kelahiran yang ditemukan pada kasus kematian utama.
* Inggris:
- Jauh lebih banyak kematian anak yang berusia di bawah lima tahun di Inggris dibandingkan dengan di negara mana pun di Eropa Barat.
- Inggris, dengan penduduk sebanyak 61 juta jiwa, memiliki 4.324 kematian anak yang berusia di bawah lima tahun pada 2008, lebih banyak daripada Prancis (dengan penduduk 64 juta, dan 3.090 kematian), Jerman (dengan 82 juta warga, 2.943 kematian), dan Italia (penduduk 60 juta, kematian 2.350).
- Sedikitnya 55 persen kematian anak yang berusia di bawah lima tahun di Inggris terjadi pada bayi yang baru dilahirkan. Radang paru-paru mengakibatkan 147 kematian --3 persen-- dan 74 kematian akibat radang selaput otak atau sumsum tulang belakang (2 persen).
- Komplikasi pra-kelahiran (36 persen, cacat bawaan (26 persen), sesak nafas saat kelahiran (7 persen), dan cedera (4 persen) adalah penyebab tunggal kematian pada anak yang berusia di bawah lima tahun di Inggris pada 2008.
Sumber
London (ANTARA/Reuters)
Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Artikel Yang Berhubungan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Lijit Search Wijit
Blog Archive
-
▼
2010
(1196)
-
▼
Mei
(231)
- Kenali Tipe Anemia
- Wanita Wajib Berani Berkata Tidak Pada Rokok
- Kenali Kepribadian Berdasarkan Urutan Lahir
- Penderita Diabetes di Indonesia Meningkat
- Tidur dengan Hewan Peliharaan, Sehatkah?
- Gigi Terawat, Jantung Sehat
- 9 Cara Lindungi Sendi
- Panduan Memberikan Susu Formula pada Bayi
- 5 Makanan Wajib Dihindari Saat Berkencan
- 10 Makanan Beracun yang Sering Sekali Kita Makan
- Bermusuhan Bikin Jantung Tidak Sehat
- Empat Tes Kesehatan Sederhana
- Bau Badan Seringkali Hanya Hayalan
- Warga Desa Hidup Lebih Lama
- Perempuan Mendesah Miliki Daya Tarik Seksual
- Postur Yoga Ampuh Atasi Depresi
- Enam Langkah Alami Redakan Sakit Punggung
- Sembilan Pemicu Depresi
- Probiotik Atasi Flu, Bau Napas, dan Alergi
- Ekstrak Daun Bambu Sehatkan Jantung
- Makin Sehat, Ereksi Makin Keras
- 'Video Games' Picu Perilaku Agresif
- IDI Bantah Isu Minuman Aspartan
- Kurangi Gula, Hipertensi Terkendali
- Cara Ampuh Menurunkan Berat badan
- Enam Cara Baru Kuatkan Memori
- Varenicline, Solusi Berhenti Merokok
- Bahaya Rokok bagi Si Pasif
- Dampingi Perokok yang Mau Berhenti
- NTT akan gratiskan pelayanan ibu melahirkan
- Perokok pasif berisiko terserang sinus kronis
- Scrub murah untuk kaki indah
- Bekerja dengan komputer, waspadai CVS
- Kapan harus curiga demam berdarah?
- Sekali menyerang, asma akan setia
- Jika bernapas terasa menyiksa
- Hati-hati, komputer bisa timbulkan penyakit stres
- Kasus HIV/AIDS di Sumenep tinggi
- Tidur malam tak nyenyak hambat pemanfataan insulin
- Empat pertanyaan umum seputar haid
- Debu dan asap rokok penyebab utama asma
- Efek buruk rokok bagi kecantikan
- Andai “si adik” tak mau tidur
- Masih fokus untuk kanker paru
- Bedah beku, harapan baru penderita kanker
- Beri nutrisi untuk kulit
- Pertolongan pertama tiga kecelakaan di rumah
- Makanan ibu saat hamil pengaruhi otak anak
- Bikin molek sampai tua
- Hubungan kanker dan ponsel belum kuat
- Kurangi lelah mata dengan relaksasi
- Kurangi nyeri otot dengan jahe
- Lemak di Perut tingkatkan risiko kepikunan
- Virus Kuda ‘Hendra’ ancam manusia
- Butuh perawatan ekstra
- Tetap bisa tampil cantik
- Yuk, unjuk gigi dengan kawat gigi
- Kenali gangguan kesehatan lewat warna rambut
- Vaksin untuk membantu berhenti merokok
- Pengobatan Herbal Atasi Stretch Mark
- Kenali Tanda-tanda Penyakit Stroke
- Polusi di Perkotaan Picu Hipertensi
- Deteksi Penyakit Lewat Kondisi Mulut
- Tertawa Bisa Meningkatkan Nafsu Makan?
- Alergi Tingkatkan Imunitas Terhadap Kanker
- Perusak Gigi Anak Tak Hanya Permen
- Keajaiban Bunga Mawar Bagi Tubuh
- Aturan Facial Sesuai Jenis Kulit
- Wanita Rentan Alami Gangguan Jiwa Ringan
- Ukuran Ginjal, Kunci Sukses Transplantasi
- RS Berikan Jamu sebagai Rujukan Obat
- Cegah Alzheimer dengan Bir
- Stres Picu Jerawat
- Mengukur Kebutuhan Suplemen
- Bahaya Mengintai di Kolam Renang
- Cokelat Hirup, Pengganti Camilan
- Lingkungan Kerja Bisa Cetuskan Asma
- Supaya Tubuh Kebal Virus
- Viagra Bikin Tuli
- Memindai Otak Bisa Mendeteksi Dini Autism
- Lampiaskan Kenikmatan Lewat Desahan
- Ini Dia Coklat Anti Keriput
- Masalah pada Sperma Pria
- Tempat Tidur Tepat, Punggung Sehat
- Vegetarian Bebas Diabetes?
- Kulit Putih Alami dengan Masker Kiwi
- Stop Kecanduan Makanan!
- Cantik dan Sehat Berkat Pepaya
- Gangguan Jiwa Bisa Dideteksi Sejak Usia Dini
- Bebas Sembelit dan Diare Berkat Sawo
- Yuk, Imunisasi Saat Dewasa!
- Aman Mengolah Tanaman Herbal
- Penanganan Perdarahan pada Mata
- Herbal, Warisan Sehat sejak Lampau
- Anak Susah Makan? Ini Solusinya!
- Awas, Buah & Sayur Bisa Picu Gangguan Mental
- Langsing Instan dengan Empat Cara Unik
- 10 Cara Sederhana Hindari Sakit
- Kuman-kuman Punya Pulau di Lautan
- Menghilangkan Noda Bekas Jerawat
-
▼
Mei
(231)
0 komentar:
Posting Komentar