Minggu, 09 Mei 2010
Kapulaga, Ekspektoran Alami
04.17 |
Diposting oleh
fikirjernih |
Edit Entri
Sifat dan aromanya khas. Karenanya kapulaga sering dimanfaatkan sebagai penyedap masakan. Tak jarang, tanaman semak ini digunakan untuk ramuan pereda gangguan tenggorokan. Kandungan minyak atsirinya bermanfaat sebagai pengencer dahak atau ekspektoran.
Di kalangan penggemar herbal, kapulaga terkenal sebagai ekspektoran. Beberapa penelitian mengungkapkan khasiat ekspektoran itu ternyata berasal dari kandungan minyak atsiri sineol, si karminatif yang juga bekerja pada obat masuk angin. Sineol yang serupa tetapi tak sama dengan eukaliptol kayu putih ini lebih pedas, tetapi sejuk saat ditelan. Biasa dipakai untuk membuat peppermint palsu.
Diungkapkan Susanto, pengembang tanaman kapulaga di Cinere, selain dibuat ramuan pengencer dahak, serutan batang kapulaga yang telah dikeringkan dapat dimanfaatkan sebagai minuman. Minuman kapulaga ini dapat ditemui di sebuah restoran Arab di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.
Dalam budaya masyarakat Badui, minuman kapulaga dimanfaatkan untuk penghangat sekaligus pendongkrak daya tahan tubuh.
Obat Luar dan Dalam Selama ini kapulaga secara massal digunakan sebagai campuran jamu. Di beberapa daerah, kapulaga dikenal dengan nama kapol-kapulaga lokal, palago, karkolaka. Secara fisik kapulaga tergolong dalam herba yang dapat mencapai ketinggian 2-3 meter dan tumbuh di hutan lebat. Kapulaga hidup subur di ketinggian 200-1.000 meter di atas permukaan laut. Awalnya memang hidup liar sebagai tanaman semak, tetapi kini kapulaga dibudidayakan sebagai tanaman rempah.
Selain batangnya, biji kapulaga yang diambil dari tumbuhan sebelum buah masak benar sering dimanfaatkan sebagai bahan baku ramuan. Biji kapulaga yang telah kering sering disebut semen cardamomi. Bagian lain yang digunakan untuk ramuan adalah akar dan buah.
Kandungan kimia dalam kapulaga di antaranya minyak atsiri, sineol, terpineol, borneol, protein gula, dan sedikit lemak. Dari kandungan tersebut kapulaga memiliki khasiat ekspektoran, peluruh kentut (antimasuk angin), dan antibatuk.
Ada dua cara untuk memperoleh khasiat kapulaga. Untuk pengobatan luar, dengan merebus atau menghaluskan semua bagian tumbuhan ini, lalu airnya atau adonan halusnya dibalurkan ke bagian yang sakit. Untuk pengobatan dalam, biji kapulaga ditumbuk lalu direbus dan air saringannya diminum.
Dijelaskan Susanto, untuk pengobatan luar kapulaga bisa dijadikan bahan baku cairan untuk mengatasi bau mulut (air rebusan campuran bunga kapulaga dan bahan lain untuk berkumur), dan batuk rejan (adonan halus campuran bahan dioleskan pada dada dan leher).
Sebaliknya, untuk pengobatan dalam, kapulaga dapat mengatasi gangguan tenggorokan, kembung, kejang perut, sakit perut, masuk angin, bau mulut (air rebusan bahan-bahan diminum), muntah, radang lambung (maag), dan demam.
Pengharum Mulut Sebagai anggota suku jahe-jahean, tanaman bernama Latin Elettaria cardamomum ini semula ditemukan tumbuh alamiah di Pegunungan Malabar, di Pantai Barat India. Karena laku di pasar dunia, ia pun dikembangkan di Sri Lanka, Thailand, dan Guatemala.
Di Indonesia tanaman ini dikembangkan sejak lama, terutama di daerah Jawa dan Sumatera. Biji kapulaga lokal dipercaya mengandung minyak atsiri, bahkan lebih harum, sehingga dulu sering dijadikan mut-mutan untuk pengharum mulut. Sayangnya, sejak dunia kebanjiran beragam permen penghilang bau mulut, kapulaga lokal tidak dipakai lagi karena dianggap kurang praktis.
Ada dua jenis kapulaga, yakni kapulaga India dan kapulaga lokal yang disebut kapol. Dalam buku resmi jahe-jahean, kapol masih tetap ditulis resmi kapulaga (kadang diberi embel-embel "lokal"). Sementara kapulaga keturunan India ditulis kapulaga sabrang.
Sebelum digunakan, buah kapulaga sengaja tidak dikupas. Jika hendak dipakai, buah sebanyak satu sendok makan ditumbuk ringan dalam lumpang porselen kecil, agar terlepas dari kulit buahnya. Biji pecah kulit ini kemudian diayak untuk dibuang kulitnya. Bijinya ditumbuk lebih lanjut sampai halus atau setengah kasar sesuai keperluan. Inilah yang dibubuhkan pada masakan atau dibuat ramuan. Menumbuknya sebaiknya sebagian-sebagian, beberapa saat sebelum dipakai, sehingga kesegarannya masih terasa benar.
Susanto menyarankan, kapulaga harus disimpan berupa buah yang masih ada kulitnya yang utuh. Kulit ini dapat melindungi biji terhadap udara kering dan panas, sekaligus menjaga bau sedapnya tidak cepat hilang. Bila ingin memanfaatkan batangnya, sebaiknya pilih yang masih muda dan segar.
Menurut sejarahnya, kapulaga lebih dikenal sebagai penyedap masakan. Kandungan minyak atsirinya juga yang membuat baunya jadi sedap saat dicampur ke masakan. Sampai sekarang, tumbukan bijinya dipakai untuk menyedapkan masakan kari India, nasi goreng versi Belanda, dan martabak telur asal Malabar.
Di Indonesia, selain untuk beragam ramuan, kapulaga sering digunakan untuk campuran sup buntut dan daging olahan. @ Lalang Ken Handita
Sumber
JAKARTA, KOMPAS.com
Di kalangan penggemar herbal, kapulaga terkenal sebagai ekspektoran. Beberapa penelitian mengungkapkan khasiat ekspektoran itu ternyata berasal dari kandungan minyak atsiri sineol, si karminatif yang juga bekerja pada obat masuk angin. Sineol yang serupa tetapi tak sama dengan eukaliptol kayu putih ini lebih pedas, tetapi sejuk saat ditelan. Biasa dipakai untuk membuat peppermint palsu.
Diungkapkan Susanto, pengembang tanaman kapulaga di Cinere, selain dibuat ramuan pengencer dahak, serutan batang kapulaga yang telah dikeringkan dapat dimanfaatkan sebagai minuman. Minuman kapulaga ini dapat ditemui di sebuah restoran Arab di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.
Dalam budaya masyarakat Badui, minuman kapulaga dimanfaatkan untuk penghangat sekaligus pendongkrak daya tahan tubuh.
Obat Luar dan Dalam Selama ini kapulaga secara massal digunakan sebagai campuran jamu. Di beberapa daerah, kapulaga dikenal dengan nama kapol-kapulaga lokal, palago, karkolaka. Secara fisik kapulaga tergolong dalam herba yang dapat mencapai ketinggian 2-3 meter dan tumbuh di hutan lebat. Kapulaga hidup subur di ketinggian 200-1.000 meter di atas permukaan laut. Awalnya memang hidup liar sebagai tanaman semak, tetapi kini kapulaga dibudidayakan sebagai tanaman rempah.
Selain batangnya, biji kapulaga yang diambil dari tumbuhan sebelum buah masak benar sering dimanfaatkan sebagai bahan baku ramuan. Biji kapulaga yang telah kering sering disebut semen cardamomi. Bagian lain yang digunakan untuk ramuan adalah akar dan buah.
Kandungan kimia dalam kapulaga di antaranya minyak atsiri, sineol, terpineol, borneol, protein gula, dan sedikit lemak. Dari kandungan tersebut kapulaga memiliki khasiat ekspektoran, peluruh kentut (antimasuk angin), dan antibatuk.
Ada dua cara untuk memperoleh khasiat kapulaga. Untuk pengobatan luar, dengan merebus atau menghaluskan semua bagian tumbuhan ini, lalu airnya atau adonan halusnya dibalurkan ke bagian yang sakit. Untuk pengobatan dalam, biji kapulaga ditumbuk lalu direbus dan air saringannya diminum.
Dijelaskan Susanto, untuk pengobatan luar kapulaga bisa dijadikan bahan baku cairan untuk mengatasi bau mulut (air rebusan campuran bunga kapulaga dan bahan lain untuk berkumur), dan batuk rejan (adonan halus campuran bahan dioleskan pada dada dan leher).
Sebaliknya, untuk pengobatan dalam, kapulaga dapat mengatasi gangguan tenggorokan, kembung, kejang perut, sakit perut, masuk angin, bau mulut (air rebusan bahan-bahan diminum), muntah, radang lambung (maag), dan demam.
Pengharum Mulut Sebagai anggota suku jahe-jahean, tanaman bernama Latin Elettaria cardamomum ini semula ditemukan tumbuh alamiah di Pegunungan Malabar, di Pantai Barat India. Karena laku di pasar dunia, ia pun dikembangkan di Sri Lanka, Thailand, dan Guatemala.
Di Indonesia tanaman ini dikembangkan sejak lama, terutama di daerah Jawa dan Sumatera. Biji kapulaga lokal dipercaya mengandung minyak atsiri, bahkan lebih harum, sehingga dulu sering dijadikan mut-mutan untuk pengharum mulut. Sayangnya, sejak dunia kebanjiran beragam permen penghilang bau mulut, kapulaga lokal tidak dipakai lagi karena dianggap kurang praktis.
Ada dua jenis kapulaga, yakni kapulaga India dan kapulaga lokal yang disebut kapol. Dalam buku resmi jahe-jahean, kapol masih tetap ditulis resmi kapulaga (kadang diberi embel-embel "lokal"). Sementara kapulaga keturunan India ditulis kapulaga sabrang.
Sebelum digunakan, buah kapulaga sengaja tidak dikupas. Jika hendak dipakai, buah sebanyak satu sendok makan ditumbuk ringan dalam lumpang porselen kecil, agar terlepas dari kulit buahnya. Biji pecah kulit ini kemudian diayak untuk dibuang kulitnya. Bijinya ditumbuk lebih lanjut sampai halus atau setengah kasar sesuai keperluan. Inilah yang dibubuhkan pada masakan atau dibuat ramuan. Menumbuknya sebaiknya sebagian-sebagian, beberapa saat sebelum dipakai, sehingga kesegarannya masih terasa benar.
Susanto menyarankan, kapulaga harus disimpan berupa buah yang masih ada kulitnya yang utuh. Kulit ini dapat melindungi biji terhadap udara kering dan panas, sekaligus menjaga bau sedapnya tidak cepat hilang. Bila ingin memanfaatkan batangnya, sebaiknya pilih yang masih muda dan segar.
Menurut sejarahnya, kapulaga lebih dikenal sebagai penyedap masakan. Kandungan minyak atsirinya juga yang membuat baunya jadi sedap saat dicampur ke masakan. Sampai sekarang, tumbukan bijinya dipakai untuk menyedapkan masakan kari India, nasi goreng versi Belanda, dan martabak telur asal Malabar.
Di Indonesia, selain untuk beragam ramuan, kapulaga sering digunakan untuk campuran sup buntut dan daging olahan. @ Lalang Ken Handita
Sumber
JAKARTA, KOMPAS.com
Artikel Yang Berhubungan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Lijit Search Wijit
Blog Archive
-
▼
2010
(1196)
-
▼
Mei
(231)
- Kenali Tipe Anemia
- Wanita Wajib Berani Berkata Tidak Pada Rokok
- Kenali Kepribadian Berdasarkan Urutan Lahir
- Penderita Diabetes di Indonesia Meningkat
- Tidur dengan Hewan Peliharaan, Sehatkah?
- Gigi Terawat, Jantung Sehat
- 9 Cara Lindungi Sendi
- Panduan Memberikan Susu Formula pada Bayi
- 5 Makanan Wajib Dihindari Saat Berkencan
- 10 Makanan Beracun yang Sering Sekali Kita Makan
- Bermusuhan Bikin Jantung Tidak Sehat
- Empat Tes Kesehatan Sederhana
- Bau Badan Seringkali Hanya Hayalan
- Warga Desa Hidup Lebih Lama
- Perempuan Mendesah Miliki Daya Tarik Seksual
- Postur Yoga Ampuh Atasi Depresi
- Enam Langkah Alami Redakan Sakit Punggung
- Sembilan Pemicu Depresi
- Probiotik Atasi Flu, Bau Napas, dan Alergi
- Ekstrak Daun Bambu Sehatkan Jantung
- Makin Sehat, Ereksi Makin Keras
- 'Video Games' Picu Perilaku Agresif
- IDI Bantah Isu Minuman Aspartan
- Kurangi Gula, Hipertensi Terkendali
- Cara Ampuh Menurunkan Berat badan
- Enam Cara Baru Kuatkan Memori
- Varenicline, Solusi Berhenti Merokok
- Bahaya Rokok bagi Si Pasif
- Dampingi Perokok yang Mau Berhenti
- NTT akan gratiskan pelayanan ibu melahirkan
- Perokok pasif berisiko terserang sinus kronis
- Scrub murah untuk kaki indah
- Bekerja dengan komputer, waspadai CVS
- Kapan harus curiga demam berdarah?
- Sekali menyerang, asma akan setia
- Jika bernapas terasa menyiksa
- Hati-hati, komputer bisa timbulkan penyakit stres
- Kasus HIV/AIDS di Sumenep tinggi
- Tidur malam tak nyenyak hambat pemanfataan insulin
- Empat pertanyaan umum seputar haid
- Debu dan asap rokok penyebab utama asma
- Efek buruk rokok bagi kecantikan
- Andai “si adik” tak mau tidur
- Masih fokus untuk kanker paru
- Bedah beku, harapan baru penderita kanker
- Beri nutrisi untuk kulit
- Pertolongan pertama tiga kecelakaan di rumah
- Makanan ibu saat hamil pengaruhi otak anak
- Bikin molek sampai tua
- Hubungan kanker dan ponsel belum kuat
- Kurangi lelah mata dengan relaksasi
- Kurangi nyeri otot dengan jahe
- Lemak di Perut tingkatkan risiko kepikunan
- Virus Kuda ‘Hendra’ ancam manusia
- Butuh perawatan ekstra
- Tetap bisa tampil cantik
- Yuk, unjuk gigi dengan kawat gigi
- Kenali gangguan kesehatan lewat warna rambut
- Vaksin untuk membantu berhenti merokok
- Pengobatan Herbal Atasi Stretch Mark
- Kenali Tanda-tanda Penyakit Stroke
- Polusi di Perkotaan Picu Hipertensi
- Deteksi Penyakit Lewat Kondisi Mulut
- Tertawa Bisa Meningkatkan Nafsu Makan?
- Alergi Tingkatkan Imunitas Terhadap Kanker
- Perusak Gigi Anak Tak Hanya Permen
- Keajaiban Bunga Mawar Bagi Tubuh
- Aturan Facial Sesuai Jenis Kulit
- Wanita Rentan Alami Gangguan Jiwa Ringan
- Ukuran Ginjal, Kunci Sukses Transplantasi
- RS Berikan Jamu sebagai Rujukan Obat
- Cegah Alzheimer dengan Bir
- Stres Picu Jerawat
- Mengukur Kebutuhan Suplemen
- Bahaya Mengintai di Kolam Renang
- Cokelat Hirup, Pengganti Camilan
- Lingkungan Kerja Bisa Cetuskan Asma
- Supaya Tubuh Kebal Virus
- Viagra Bikin Tuli
- Memindai Otak Bisa Mendeteksi Dini Autism
- Lampiaskan Kenikmatan Lewat Desahan
- Ini Dia Coklat Anti Keriput
- Masalah pada Sperma Pria
- Tempat Tidur Tepat, Punggung Sehat
- Vegetarian Bebas Diabetes?
- Kulit Putih Alami dengan Masker Kiwi
- Stop Kecanduan Makanan!
- Cantik dan Sehat Berkat Pepaya
- Gangguan Jiwa Bisa Dideteksi Sejak Usia Dini
- Bebas Sembelit dan Diare Berkat Sawo
- Yuk, Imunisasi Saat Dewasa!
- Aman Mengolah Tanaman Herbal
- Penanganan Perdarahan pada Mata
- Herbal, Warisan Sehat sejak Lampau
- Anak Susah Makan? Ini Solusinya!
- Awas, Buah & Sayur Bisa Picu Gangguan Mental
- Langsing Instan dengan Empat Cara Unik
- 10 Cara Sederhana Hindari Sakit
- Kuman-kuman Punya Pulau di Lautan
- Menghilangkan Noda Bekas Jerawat
-
▼
Mei
(231)
0 komentar:
Posting Komentar