Selasa, 04 Mei 2010
Reformasi Sistem Pembiayaan Mendesak
19.54 |
Diposting oleh
fikirjernih |
Edit Entri
Reformasi sistem pembiayaan kesehatan bagi seluruh warga negara mendesak dilakukan. Di sejumlah negara, pembiayaan kesehatan lewat jaminan atau asuransi oleh negara atau sektor privat membuat akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, termasuk obat, terjamin.
Demikian diungkapkan Direktur Eksekutif International Pharmaceutical Manufacture Group Parulian Simanjuntak, Senin (3/5). ”Perlu reformasi kesehatan yang realistis. Adanya Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dengan jaminan kesehatan di dalamnya merupakan landasan kuat dan tinggal dilaksanakan,” ujarnya.
Di negara maju yang biasanya mempunyai jaminan kesehatan, pengeluaran kesehatan biasanya semakin besar, kesehatan masyarakat membaik, industri farmasi juga berkembang. ”Masyarakat dapat mengakses pelayanan kesehatan yang rasional karena pemberi jaminan kesehatan mengaudit,” ujarnya.
Sistem jaminan kesehatan membuka ruang negosiasi dengan industri. ”Pihak penjamin atau asuransi menentukan obat- obatan yang dipilih dalam bentuk formularium. Pabrikan bisa menerima harga yang ditentukan pihak penjamin atau negosiasi. Harga dapat ditekan jika memungkinkan. Apalagi di belakang penjamin kesehatan ada pasar besar,” ujarnya.
Selama masyarakat membayar dari kantong sendiri, harga obat akan selalu dirasa mahal. Parulian mengatakan, dengan adanya jaminan kesehatan, industri farmasi akan lebih efisien karena dapat menghitung volume obat-obatan yang dibutuhkan dan jenisnya. ”Sekarang menjadi tidak efisien. Di Indonesia ada 204 industri dan pasar tahun ini sekitar Rp 35 triliun,” ujarnya.
Di Indonesia, pengeluaran kesehatan sekitar 2,5 persen dari produk domestik bruto (PDB). Di negara seperti Malaysia sudah 7 persen dari PDB yang berdampak kepada semakin panjang usia harapan dan kualitas hidup. ”Diharapkan, di Indonesia pengeluaran kesehatan sekitar 5,5 persen PDB tahun 2020,” ujarnya. (INE)
Sumber
JAKARTA, KOMPAS
Demikian diungkapkan Direktur Eksekutif International Pharmaceutical Manufacture Group Parulian Simanjuntak, Senin (3/5). ”Perlu reformasi kesehatan yang realistis. Adanya Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dengan jaminan kesehatan di dalamnya merupakan landasan kuat dan tinggal dilaksanakan,” ujarnya.
Di negara maju yang biasanya mempunyai jaminan kesehatan, pengeluaran kesehatan biasanya semakin besar, kesehatan masyarakat membaik, industri farmasi juga berkembang. ”Masyarakat dapat mengakses pelayanan kesehatan yang rasional karena pemberi jaminan kesehatan mengaudit,” ujarnya.
Sistem jaminan kesehatan membuka ruang negosiasi dengan industri. ”Pihak penjamin atau asuransi menentukan obat- obatan yang dipilih dalam bentuk formularium. Pabrikan bisa menerima harga yang ditentukan pihak penjamin atau negosiasi. Harga dapat ditekan jika memungkinkan. Apalagi di belakang penjamin kesehatan ada pasar besar,” ujarnya.
Selama masyarakat membayar dari kantong sendiri, harga obat akan selalu dirasa mahal. Parulian mengatakan, dengan adanya jaminan kesehatan, industri farmasi akan lebih efisien karena dapat menghitung volume obat-obatan yang dibutuhkan dan jenisnya. ”Sekarang menjadi tidak efisien. Di Indonesia ada 204 industri dan pasar tahun ini sekitar Rp 35 triliun,” ujarnya.
Di Indonesia, pengeluaran kesehatan sekitar 2,5 persen dari produk domestik bruto (PDB). Di negara seperti Malaysia sudah 7 persen dari PDB yang berdampak kepada semakin panjang usia harapan dan kualitas hidup. ”Diharapkan, di Indonesia pengeluaran kesehatan sekitar 5,5 persen PDB tahun 2020,” ujarnya. (INE)
Sumber
JAKARTA, KOMPAS
Artikel Yang Berhubungan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Lijit Search Wijit
Blog Archive
-
▼
2010
(1196)
-
▼
Mei
(231)
- Kenali Tipe Anemia
- Wanita Wajib Berani Berkata Tidak Pada Rokok
- Kenali Kepribadian Berdasarkan Urutan Lahir
- Penderita Diabetes di Indonesia Meningkat
- Tidur dengan Hewan Peliharaan, Sehatkah?
- Gigi Terawat, Jantung Sehat
- 9 Cara Lindungi Sendi
- Panduan Memberikan Susu Formula pada Bayi
- 5 Makanan Wajib Dihindari Saat Berkencan
- 10 Makanan Beracun yang Sering Sekali Kita Makan
- Bermusuhan Bikin Jantung Tidak Sehat
- Empat Tes Kesehatan Sederhana
- Bau Badan Seringkali Hanya Hayalan
- Warga Desa Hidup Lebih Lama
- Perempuan Mendesah Miliki Daya Tarik Seksual
- Postur Yoga Ampuh Atasi Depresi
- Enam Langkah Alami Redakan Sakit Punggung
- Sembilan Pemicu Depresi
- Probiotik Atasi Flu, Bau Napas, dan Alergi
- Ekstrak Daun Bambu Sehatkan Jantung
- Makin Sehat, Ereksi Makin Keras
- 'Video Games' Picu Perilaku Agresif
- IDI Bantah Isu Minuman Aspartan
- Kurangi Gula, Hipertensi Terkendali
- Cara Ampuh Menurunkan Berat badan
- Enam Cara Baru Kuatkan Memori
- Varenicline, Solusi Berhenti Merokok
- Bahaya Rokok bagi Si Pasif
- Dampingi Perokok yang Mau Berhenti
- NTT akan gratiskan pelayanan ibu melahirkan
- Perokok pasif berisiko terserang sinus kronis
- Scrub murah untuk kaki indah
- Bekerja dengan komputer, waspadai CVS
- Kapan harus curiga demam berdarah?
- Sekali menyerang, asma akan setia
- Jika bernapas terasa menyiksa
- Hati-hati, komputer bisa timbulkan penyakit stres
- Kasus HIV/AIDS di Sumenep tinggi
- Tidur malam tak nyenyak hambat pemanfataan insulin
- Empat pertanyaan umum seputar haid
- Debu dan asap rokok penyebab utama asma
- Efek buruk rokok bagi kecantikan
- Andai “si adik” tak mau tidur
- Masih fokus untuk kanker paru
- Bedah beku, harapan baru penderita kanker
- Beri nutrisi untuk kulit
- Pertolongan pertama tiga kecelakaan di rumah
- Makanan ibu saat hamil pengaruhi otak anak
- Bikin molek sampai tua
- Hubungan kanker dan ponsel belum kuat
- Kurangi lelah mata dengan relaksasi
- Kurangi nyeri otot dengan jahe
- Lemak di Perut tingkatkan risiko kepikunan
- Virus Kuda ‘Hendra’ ancam manusia
- Butuh perawatan ekstra
- Tetap bisa tampil cantik
- Yuk, unjuk gigi dengan kawat gigi
- Kenali gangguan kesehatan lewat warna rambut
- Vaksin untuk membantu berhenti merokok
- Pengobatan Herbal Atasi Stretch Mark
- Kenali Tanda-tanda Penyakit Stroke
- Polusi di Perkotaan Picu Hipertensi
- Deteksi Penyakit Lewat Kondisi Mulut
- Tertawa Bisa Meningkatkan Nafsu Makan?
- Alergi Tingkatkan Imunitas Terhadap Kanker
- Perusak Gigi Anak Tak Hanya Permen
- Keajaiban Bunga Mawar Bagi Tubuh
- Aturan Facial Sesuai Jenis Kulit
- Wanita Rentan Alami Gangguan Jiwa Ringan
- Ukuran Ginjal, Kunci Sukses Transplantasi
- RS Berikan Jamu sebagai Rujukan Obat
- Cegah Alzheimer dengan Bir
- Stres Picu Jerawat
- Mengukur Kebutuhan Suplemen
- Bahaya Mengintai di Kolam Renang
- Cokelat Hirup, Pengganti Camilan
- Lingkungan Kerja Bisa Cetuskan Asma
- Supaya Tubuh Kebal Virus
- Viagra Bikin Tuli
- Memindai Otak Bisa Mendeteksi Dini Autism
- Lampiaskan Kenikmatan Lewat Desahan
- Ini Dia Coklat Anti Keriput
- Masalah pada Sperma Pria
- Tempat Tidur Tepat, Punggung Sehat
- Vegetarian Bebas Diabetes?
- Kulit Putih Alami dengan Masker Kiwi
- Stop Kecanduan Makanan!
- Cantik dan Sehat Berkat Pepaya
- Gangguan Jiwa Bisa Dideteksi Sejak Usia Dini
- Bebas Sembelit dan Diare Berkat Sawo
- Yuk, Imunisasi Saat Dewasa!
- Aman Mengolah Tanaman Herbal
- Penanganan Perdarahan pada Mata
- Herbal, Warisan Sehat sejak Lampau
- Anak Susah Makan? Ini Solusinya!
- Awas, Buah & Sayur Bisa Picu Gangguan Mental
- Langsing Instan dengan Empat Cara Unik
- 10 Cara Sederhana Hindari Sakit
- Kuman-kuman Punya Pulau di Lautan
- Menghilangkan Noda Bekas Jerawat
-
▼
Mei
(231)
0 komentar:
Posting Komentar