Selasa, 04 Mei 2010

"Roller Coaster" Picu Trauma Pendengaran


Meluncur di atas roller coaster mungkin bisa mengatasi ketegangan dan memacu adrenalin, tetapi ada bahaya kesehatan telinga yang perlu Anda ketahui. Penelitian menunjukkan, laju roller coaster yang sangat cepat bisa menyebabkan sakit telinga yang disebut barotrauma.

Pada pertemuan para ahli telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) di Las Vegas, akhir April lalu, ditampilkan sebuah kasus pasien yang menderita barotrauma setelah menaiki roller coaster berkecepatan 120 kilometer per jam dalam empat detik. Sekitar 36 jam setelah naik permainan itu, pasien itu mengeluhkan rasa sakit dan penuh pada bagian telinga kanan.

Pemeriksaan fisik yang dilakukan dokter menemukan kerusakan pada bagian telinga kanan, yakni pembengkakan saluran telinga dan peradangan pada gendang telinga meski tidak terjadi robekan. Dokter menduga, bagian telinga kanan yang sakit itu terpengaruh saat roller coaster membalik dan kepala berada di bawah.

Ketua peneliti, Kathleen L Yaremchuk, dari Henry Ford Hospital, AS, menduga, telinga si pasien mengalami tekanan cukup tinggi saat roller coaster melaju. "Para dokter harus mewaspadai kemungkinan roller coaster sebagai penyebab barotrauma. Kami merekomendasikan orang yang ingin naik roller coaster harus memperhatikan durasi permainan untuk mengurangi dampak tekanan pada telinga," katanya.

Barotrauma sering kali dialami penumpang pesawat udara atau penyelam. Gejalanya berupa sakit telinga, gangguan pendengaran ringan, dan rasa penuh dalam telinga. Rasa ini disebabkan karena gendang telinga terdorong ke luar atau ke dalam akibat perubahan tekanan udara.

Masalah lebih berat dapat terjadi jika perubahan tekanan udara cukup besar atau saluran tuba eustachius tersumbat seluruhnya. Pembuluh darah halus (kapiler) telinga tengah akan pecah dan menyebabkan perdarahan. Darah yang memenuhi telinga menimbulkan gangguan pendengaran.

Tentu saja tidak semua penumpang roller coaster akan mengalami gangguan telinga. Yaremchuk menegaskan bahwa kasus yang dialami pasiennya sangat unik. Kendati demikian, ia menyarankan agar kita bisa melakukan pencegahan agar tidak terjadi barotrauma.



Sumber
LAS VEGAS, KOMPAS.com

Artikel Yang Berhubungan



0 komentar:

LABELS

Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.

Lijit Search Wijit

Blog Archive