Rabu, 12 Mei 2010
Warga Tak Paham DBD
08.32 |
Diposting oleh
fikirjernih |
Edit Entri
Pasien demam berdarah dengue yang masuk ke rumah sakit umumnya terlambat dan sudah dalam kondisi buruk sehingga sulit untuk ditangani. Keterlambatan itu terjadi karena masyarakat menganggap gejala penyakit itu sebagai demam biasa.
Masyarakat belum banyak yang menyadari bahaya demam berdarah. Sebagian dari mereka menganggap gejala demam yang mereka alami hal yang biasa.
”Anak saya sudah lemas sejak Jumat minggu lalu. Sebelumnya, saya mengira kena tifus. Tetapi, setelah tes darah, ketahuan kalau demam berdarah,” kata Mahfun (34), warga Petukangan Utara, Kecamatan Pesanggarahan, Jakarta Selatan, di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati, Selasa (11/5).
Serangan demam di sekitar tempat tinggal Mahfun sudah terjadi sebelumnya. Dua tetangga Mahfun terserang DBD. Tidak lama kemudian anaknya, Elma Sifa (10), terserang juga. Mahfun baru membawa Elma pada Senin (10/5) lalu ke RSUP Fatmawati.
Mahfun kini pasrah, tim dokter RSUP Fatmawati memberikan bantuan infus kepada Elma di Ruang Teratai di lantai 3. Elma mendapat perawatan bersama pasien lain dalam satu ruangan. Pihak rumah sakit sengaja tidak memisahkan pasien DBD dengan pasien lain karena penyakit ini tidak menular.
Berdasarkan data medis RSUP Fatmawati, sejak Januari hingga minggu kedua Mei ini, sudah ada 1.182 pasien yang menjalani perawatan. Dari jumlah ini, 804 pasien dewasa berusia 17 tahun ke atas dan 378 pasien anak-anak yang berumur kurang dari 17 tahun.
Di RSUP Fatmawati tercatat sembilan orang meninggal dunia karena serangan DBD dalam kurun waktu yang sama. Pasien meninggal terbanyak pada bulan Januari, yaitu tiga orang, sedangkan di minggu kedua Mei ini saja sudah ada dua pasien yang meninggal dunia.
Kepala Humas RSUP Fatmawati Atom Khadam mengaku, rata-rata pasien DBD yang masuk ke rumah sakit sudah mengalami pendarahan. Lantaran itu, petugas medis langsung memasukkan mereka ke ruang intensive care unit (ICU) untuk pasien dewasa dan ruang pediatric intensive care unit (PICU) untuk pasien anak-anak.
”Penanganan pasien tidak boleh terlambat karena bisa berakibat serius. Ujung tombak perawatan sebenarnya ada di tingkat puskesmas. Tim medis puskesmas harus cepat mengambil tindakan jika pasien semakin parah dan tidak memiliki sarana rawat inap, mereka harus cepat merujuk ke rumah sakit terdekat,” ujar Atom.
Atom mengingatkan agar masyarakat mewaspadai angka kematian pasien DBD yang terus bertambah. Warga agar cepat memeriksakan kesehatan ke puskesmas terdekat jika demam, apalagi demam berlangsung lebih dari dua hari berturut-turut.
Di Kota Depok, pasien DBD terus bertambah menjadi 1.307 orang sejak Januari hingga minggu kedua Mei ini. Jumlah ini lebih banyak dari pekan lalu, yaitu 1.204 orang. Adapun korban meninggal dunia bertambah satu orang menjadi empat pasien. Kepala Bidang Pencegahan Penanggulangan Penyakit dan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kota Depok Ani Rubiyani menghimpun data ini dari 33 puskesmas.
Apartemen
Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat Yenuarti Suaizi, yang dihubungi terpisah kemarin, mengingatkan, beberapa penghuni apartemen dan rumah mewah di Jakarta Barat sudah menjadi korban DBD. Meskipun demikian, pihaknya sulit memantau.
”Kami sulit memonitor karena mereka enggan menerima jumantik (juru pemantau jentik). Oleh karena itu, kami mengingatkan, permukiman bersih dan mewah bukan tempat bebas DBD oleh karena itu harus dikontrol,” katanya.
Yenuarti mengatakan, tahun ini jumlah korban DBD terbanyak di Jakarta Barat ada di Kecamatan Cengkareng, Kecamatan Kembangan. Tahun lalu, jumlah korban DBD terbanyak di Jakbar adalah warga Kecamatan Kebon Jeruk. (NDY/WIN)
Sumber
Jakarta, Kompas
Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Artikel Yang Berhubungan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Lijit Search Wijit
Blog Archive
-
▼
2010
(1196)
-
▼
Mei
(231)
- Kenali Tipe Anemia
- Wanita Wajib Berani Berkata Tidak Pada Rokok
- Kenali Kepribadian Berdasarkan Urutan Lahir
- Penderita Diabetes di Indonesia Meningkat
- Tidur dengan Hewan Peliharaan, Sehatkah?
- Gigi Terawat, Jantung Sehat
- 9 Cara Lindungi Sendi
- Panduan Memberikan Susu Formula pada Bayi
- 5 Makanan Wajib Dihindari Saat Berkencan
- 10 Makanan Beracun yang Sering Sekali Kita Makan
- Bermusuhan Bikin Jantung Tidak Sehat
- Empat Tes Kesehatan Sederhana
- Bau Badan Seringkali Hanya Hayalan
- Warga Desa Hidup Lebih Lama
- Perempuan Mendesah Miliki Daya Tarik Seksual
- Postur Yoga Ampuh Atasi Depresi
- Enam Langkah Alami Redakan Sakit Punggung
- Sembilan Pemicu Depresi
- Probiotik Atasi Flu, Bau Napas, dan Alergi
- Ekstrak Daun Bambu Sehatkan Jantung
- Makin Sehat, Ereksi Makin Keras
- 'Video Games' Picu Perilaku Agresif
- IDI Bantah Isu Minuman Aspartan
- Kurangi Gula, Hipertensi Terkendali
- Cara Ampuh Menurunkan Berat badan
- Enam Cara Baru Kuatkan Memori
- Varenicline, Solusi Berhenti Merokok
- Bahaya Rokok bagi Si Pasif
- Dampingi Perokok yang Mau Berhenti
- NTT akan gratiskan pelayanan ibu melahirkan
- Perokok pasif berisiko terserang sinus kronis
- Scrub murah untuk kaki indah
- Bekerja dengan komputer, waspadai CVS
- Kapan harus curiga demam berdarah?
- Sekali menyerang, asma akan setia
- Jika bernapas terasa menyiksa
- Hati-hati, komputer bisa timbulkan penyakit stres
- Kasus HIV/AIDS di Sumenep tinggi
- Tidur malam tak nyenyak hambat pemanfataan insulin
- Empat pertanyaan umum seputar haid
- Debu dan asap rokok penyebab utama asma
- Efek buruk rokok bagi kecantikan
- Andai “si adik” tak mau tidur
- Masih fokus untuk kanker paru
- Bedah beku, harapan baru penderita kanker
- Beri nutrisi untuk kulit
- Pertolongan pertama tiga kecelakaan di rumah
- Makanan ibu saat hamil pengaruhi otak anak
- Bikin molek sampai tua
- Hubungan kanker dan ponsel belum kuat
- Kurangi lelah mata dengan relaksasi
- Kurangi nyeri otot dengan jahe
- Lemak di Perut tingkatkan risiko kepikunan
- Virus Kuda ‘Hendra’ ancam manusia
- Butuh perawatan ekstra
- Tetap bisa tampil cantik
- Yuk, unjuk gigi dengan kawat gigi
- Kenali gangguan kesehatan lewat warna rambut
- Vaksin untuk membantu berhenti merokok
- Pengobatan Herbal Atasi Stretch Mark
- Kenali Tanda-tanda Penyakit Stroke
- Polusi di Perkotaan Picu Hipertensi
- Deteksi Penyakit Lewat Kondisi Mulut
- Tertawa Bisa Meningkatkan Nafsu Makan?
- Alergi Tingkatkan Imunitas Terhadap Kanker
- Perusak Gigi Anak Tak Hanya Permen
- Keajaiban Bunga Mawar Bagi Tubuh
- Aturan Facial Sesuai Jenis Kulit
- Wanita Rentan Alami Gangguan Jiwa Ringan
- Ukuran Ginjal, Kunci Sukses Transplantasi
- RS Berikan Jamu sebagai Rujukan Obat
- Cegah Alzheimer dengan Bir
- Stres Picu Jerawat
- Mengukur Kebutuhan Suplemen
- Bahaya Mengintai di Kolam Renang
- Cokelat Hirup, Pengganti Camilan
- Lingkungan Kerja Bisa Cetuskan Asma
- Supaya Tubuh Kebal Virus
- Viagra Bikin Tuli
- Memindai Otak Bisa Mendeteksi Dini Autism
- Lampiaskan Kenikmatan Lewat Desahan
- Ini Dia Coklat Anti Keriput
- Masalah pada Sperma Pria
- Tempat Tidur Tepat, Punggung Sehat
- Vegetarian Bebas Diabetes?
- Kulit Putih Alami dengan Masker Kiwi
- Stop Kecanduan Makanan!
- Cantik dan Sehat Berkat Pepaya
- Gangguan Jiwa Bisa Dideteksi Sejak Usia Dini
- Bebas Sembelit dan Diare Berkat Sawo
- Yuk, Imunisasi Saat Dewasa!
- Aman Mengolah Tanaman Herbal
- Penanganan Perdarahan pada Mata
- Herbal, Warisan Sehat sejak Lampau
- Anak Susah Makan? Ini Solusinya!
- Awas, Buah & Sayur Bisa Picu Gangguan Mental
- Langsing Instan dengan Empat Cara Unik
- 10 Cara Sederhana Hindari Sakit
- Kuman-kuman Punya Pulau di Lautan
- Menghilangkan Noda Bekas Jerawat
-
▼
Mei
(231)
0 komentar:
Posting Komentar