Selasa, 11 Mei 2010
Apa Itu Thalassaemia?
08.00 |
Diposting oleh
fikirjernih |
Edit Entri
Hingga kini, penyakit ini masih belum ditemukan obatnya. Penderitanya di Indonesia sudah mencapai lima ribuan orang. Namun, masih banyak orang yang asing mendengar kata Thalassaemia. Apa itu Thalassaemia?
"Thalassaemia itu kelainan sel darah merah dan merupakan penyakit bawaan," ujar Ketua Harian Perhimpunan Orang Tua Penderita Thalassaemia Indonesia, Ruswandi, Minggu (9/5/2010), di Silang Monas, Jakarta.
Kelainan tersebut membuat sel darah merah yang bertugas mengantarkan oksigen ke jaringan tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik. Oleh karena itu, sering kali penderita Thalassaemi terlihat pucat dan mudah lemas. Penyakit Thalassaemia termasuk anemia hemolitik yang ditandai oleh pembesaran limpa dan hati.
Thalassaemia terdiri dari dua tipe, yaitu: 1. Thalassaemia trait/pembawa sifat (carrier) yang mana penderita tidak mengalami gangguan kesehatan. 2. Thalassaemia mayor yang mengalami gangguan kesehatan dan perlu transfusi darah selama hidupnya karena sel darah umurnya pendek. "Thalassaemia carrier itu fisiknya terlihat sama seperti orang sehat, beda dengan mayor yang mudah lemas dan terlihat pucat," ujar Ruswandi kepada Kompas.com.
Pada orang normal sel darah merah pecah dalam waktu 120 hari. Namun, dalam penderita Thalassaemia Mayor sel darah merah pecah antara 20-30 hari.
Pengobatan hanya diperuntukkan Thalassaemia Mayor dengan cara: 1. Transfusi darah tiap bulan sekali selama seumur hidup 2. Memberikan obat kelasi besi untuk menetralisasi zat yang menumpuk akibat transfusi darah yang dilakukan secara terus-menerus 3. Transplantasi sum-sum dari saudara kandung, namun hal ini mempunyai persyaratan kesehatan yang sangat ketat.
Pencegahan hanya bisa dilakukan untuk penderita Thalassaemia Carrier. Caranya dengan menghindari pernikahan antar sesama penderita carrier. "Kalau pasangan itu dua-duanya punya thalassaemia carier, 25 persen bisa jadi anaknya akan kena yang akut (Thalassaemia Mayor)," ujar Ruswandi menjelaskan.
Saat ini, terdapat 1.494 penderita Thalassaemia yang berobat di Pusat Thalassaemia RSCM. Sedangkan di seluruh Indonesia mencapai 5.000 penderita.
Sumber
JAKARTA, KOMPAS.com
"Thalassaemia itu kelainan sel darah merah dan merupakan penyakit bawaan," ujar Ketua Harian Perhimpunan Orang Tua Penderita Thalassaemia Indonesia, Ruswandi, Minggu (9/5/2010), di Silang Monas, Jakarta.
Kelainan tersebut membuat sel darah merah yang bertugas mengantarkan oksigen ke jaringan tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik. Oleh karena itu, sering kali penderita Thalassaemi terlihat pucat dan mudah lemas. Penyakit Thalassaemia termasuk anemia hemolitik yang ditandai oleh pembesaran limpa dan hati.
Thalassaemia terdiri dari dua tipe, yaitu: 1. Thalassaemia trait/pembawa sifat (carrier) yang mana penderita tidak mengalami gangguan kesehatan. 2. Thalassaemia mayor yang mengalami gangguan kesehatan dan perlu transfusi darah selama hidupnya karena sel darah umurnya pendek. "Thalassaemia carrier itu fisiknya terlihat sama seperti orang sehat, beda dengan mayor yang mudah lemas dan terlihat pucat," ujar Ruswandi kepada Kompas.com.
Pada orang normal sel darah merah pecah dalam waktu 120 hari. Namun, dalam penderita Thalassaemia Mayor sel darah merah pecah antara 20-30 hari.
Pengobatan hanya diperuntukkan Thalassaemia Mayor dengan cara: 1. Transfusi darah tiap bulan sekali selama seumur hidup 2. Memberikan obat kelasi besi untuk menetralisasi zat yang menumpuk akibat transfusi darah yang dilakukan secara terus-menerus 3. Transplantasi sum-sum dari saudara kandung, namun hal ini mempunyai persyaratan kesehatan yang sangat ketat.
Pencegahan hanya bisa dilakukan untuk penderita Thalassaemia Carrier. Caranya dengan menghindari pernikahan antar sesama penderita carrier. "Kalau pasangan itu dua-duanya punya thalassaemia carier, 25 persen bisa jadi anaknya akan kena yang akut (Thalassaemia Mayor)," ujar Ruswandi menjelaskan.
Saat ini, terdapat 1.494 penderita Thalassaemia yang berobat di Pusat Thalassaemia RSCM. Sedangkan di seluruh Indonesia mencapai 5.000 penderita.
Sumber
JAKARTA, KOMPAS.com
Artikel Yang Berhubungan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Lijit Search Wijit
Blog Archive
-
▼
2010
(1196)
-
▼
Mei
(231)
- Kenali Tipe Anemia
- Wanita Wajib Berani Berkata Tidak Pada Rokok
- Kenali Kepribadian Berdasarkan Urutan Lahir
- Penderita Diabetes di Indonesia Meningkat
- Tidur dengan Hewan Peliharaan, Sehatkah?
- Gigi Terawat, Jantung Sehat
- 9 Cara Lindungi Sendi
- Panduan Memberikan Susu Formula pada Bayi
- 5 Makanan Wajib Dihindari Saat Berkencan
- 10 Makanan Beracun yang Sering Sekali Kita Makan
- Bermusuhan Bikin Jantung Tidak Sehat
- Empat Tes Kesehatan Sederhana
- Bau Badan Seringkali Hanya Hayalan
- Warga Desa Hidup Lebih Lama
- Perempuan Mendesah Miliki Daya Tarik Seksual
- Postur Yoga Ampuh Atasi Depresi
- Enam Langkah Alami Redakan Sakit Punggung
- Sembilan Pemicu Depresi
- Probiotik Atasi Flu, Bau Napas, dan Alergi
- Ekstrak Daun Bambu Sehatkan Jantung
- Makin Sehat, Ereksi Makin Keras
- 'Video Games' Picu Perilaku Agresif
- IDI Bantah Isu Minuman Aspartan
- Kurangi Gula, Hipertensi Terkendali
- Cara Ampuh Menurunkan Berat badan
- Enam Cara Baru Kuatkan Memori
- Varenicline, Solusi Berhenti Merokok
- Bahaya Rokok bagi Si Pasif
- Dampingi Perokok yang Mau Berhenti
- NTT akan gratiskan pelayanan ibu melahirkan
- Perokok pasif berisiko terserang sinus kronis
- Scrub murah untuk kaki indah
- Bekerja dengan komputer, waspadai CVS
- Kapan harus curiga demam berdarah?
- Sekali menyerang, asma akan setia
- Jika bernapas terasa menyiksa
- Hati-hati, komputer bisa timbulkan penyakit stres
- Kasus HIV/AIDS di Sumenep tinggi
- Tidur malam tak nyenyak hambat pemanfataan insulin
- Empat pertanyaan umum seputar haid
- Debu dan asap rokok penyebab utama asma
- Efek buruk rokok bagi kecantikan
- Andai “si adik” tak mau tidur
- Masih fokus untuk kanker paru
- Bedah beku, harapan baru penderita kanker
- Beri nutrisi untuk kulit
- Pertolongan pertama tiga kecelakaan di rumah
- Makanan ibu saat hamil pengaruhi otak anak
- Bikin molek sampai tua
- Hubungan kanker dan ponsel belum kuat
- Kurangi lelah mata dengan relaksasi
- Kurangi nyeri otot dengan jahe
- Lemak di Perut tingkatkan risiko kepikunan
- Virus Kuda ‘Hendra’ ancam manusia
- Butuh perawatan ekstra
- Tetap bisa tampil cantik
- Yuk, unjuk gigi dengan kawat gigi
- Kenali gangguan kesehatan lewat warna rambut
- Vaksin untuk membantu berhenti merokok
- Pengobatan Herbal Atasi Stretch Mark
- Kenali Tanda-tanda Penyakit Stroke
- Polusi di Perkotaan Picu Hipertensi
- Deteksi Penyakit Lewat Kondisi Mulut
- Tertawa Bisa Meningkatkan Nafsu Makan?
- Alergi Tingkatkan Imunitas Terhadap Kanker
- Perusak Gigi Anak Tak Hanya Permen
- Keajaiban Bunga Mawar Bagi Tubuh
- Aturan Facial Sesuai Jenis Kulit
- Wanita Rentan Alami Gangguan Jiwa Ringan
- Ukuran Ginjal, Kunci Sukses Transplantasi
- RS Berikan Jamu sebagai Rujukan Obat
- Cegah Alzheimer dengan Bir
- Stres Picu Jerawat
- Mengukur Kebutuhan Suplemen
- Bahaya Mengintai di Kolam Renang
- Cokelat Hirup, Pengganti Camilan
- Lingkungan Kerja Bisa Cetuskan Asma
- Supaya Tubuh Kebal Virus
- Viagra Bikin Tuli
- Memindai Otak Bisa Mendeteksi Dini Autism
- Lampiaskan Kenikmatan Lewat Desahan
- Ini Dia Coklat Anti Keriput
- Masalah pada Sperma Pria
- Tempat Tidur Tepat, Punggung Sehat
- Vegetarian Bebas Diabetes?
- Kulit Putih Alami dengan Masker Kiwi
- Stop Kecanduan Makanan!
- Cantik dan Sehat Berkat Pepaya
- Gangguan Jiwa Bisa Dideteksi Sejak Usia Dini
- Bebas Sembelit dan Diare Berkat Sawo
- Yuk, Imunisasi Saat Dewasa!
- Aman Mengolah Tanaman Herbal
- Penanganan Perdarahan pada Mata
- Herbal, Warisan Sehat sejak Lampau
- Anak Susah Makan? Ini Solusinya!
- Awas, Buah & Sayur Bisa Picu Gangguan Mental
- Langsing Instan dengan Empat Cara Unik
- 10 Cara Sederhana Hindari Sakit
- Kuman-kuman Punya Pulau di Lautan
- Menghilangkan Noda Bekas Jerawat
-
▼
Mei
(231)
0 komentar:
Posting Komentar