Rabu, 12 Mei 2010
Sukun bagi Pembuluh Darah
09.07 |
Diposting oleh
fikirjernih |
Edit Entri
Sukun sudah lama dikenal di tengah masyarakat Indonesia. Buahnya biasa digoreng dibuat keripik, atau direbus sebagai makanan kecil. Namun, ternyata tanaman yang tumbuh di sekitar kita tersebut mempunyai khasiat ampuh bagi kesehatan, terutama bagi jantung dan pembuluh darah.
Peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Tjandrawati M Ozef, dan rekan-rekannya telah mengadakan serangkaian penelitian mengenai khasiat daun sukun. Hasil penelitian itu disampaikan Tjandrawati dalam sebuah seminar di Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan beberapa waktu lalu.
Penyakit jantung dan pembuluh darah kian menjadi permasalahan besar seiring dengan perubahan gaya hidup masyarakat. Pola diet tinggi lemak hewani kurangnya aktivitas fisik dan kebiasaan buruk merokok menjadi beberapa faktor risiko pemicu gangguan jantung dan pembuluh darah.
Melihat kecenderungan tersebut, para peneliti LIPI menapis 42 tanaman yang dianggap berpengaruh terhadap sistem kardiovaskular. Pilihan meneliti lebih dalam jauh kepada sukun.
Seluruh bagian tanaman sukun mengandung senyawa flavonoid. Sejumlah turunan flavon telah berhasil diisolasi dan diidentifikasi dari bagian akar dan ranting tumbuhan tersebut sebelumnya. ”Tanaman itu mempunyai flavonoid yang khas,” ujarnya.
Sukun (Artocarpus altilis) termasuk dalam famili Moraceae alias keluarga Mulberry atau lebih sering dikenal sebagai bread fruit.
Tanaman tersebut tumbuh pada daerah tropis, seperti Indonesia, Thailand, Vietnam, dan Kamboja. Tjandrawati mengungkapkan, masyarakat Indonesia secara tradisional menggunakan daun sukun untuk pengobatan penyakit hati, inflamasi, jantung, ginjal, sakit gigi, dan gatal-gatal.
Masyarakat Taiwan secara tradisional menggunakan akar dan batangnya bagi pengobatan penyakit hati dan hipertensi. ”Masyarakat menggunakan sukun untuk pengobatan dengan merebus daunnya, tetapi masih kurang diketahui kandungan khusus yang bermanfaat besar, bagaimana cara penggunaannya, dan dosisnya,” ujarnya.
Berangkat dari pengalaman empiris masyarakat tersebut, Tjandrawati tertarik meneliti lebih dalam mengenai potensi daun sukun. Melalui penelitian panjang sejak tahun 2004, tanaman sukun berhasil dibuktikan khasiatnya. Dalam penelitian itu, daun sukun dibuat menjadi ekstrak. Komponen hasil ekstraksi dengan etanol, yakni tiga senyawa flavonoid dan Beta-sitoserol tersebut yang kemudian diteliti khasiatnya.
Studi khasiat terhadap daun sukun meliputi agregasi platelet (penggumpalan trombosit), viskositas darah (kekentalan darah) dan iskemia akut (kurangnya aliran darah pada jantung).
Studi itu juga mencakup atherosclerosis (penebalan dinding pembuluh darah akibat penumpukan lemak) yang mencakup akumulasi lipid (lemak) pada aorta, dan kolesterol darah.
Uji khasiat secara in vitro (dalam lingkungan buatan) maupun in vivo (dalam tubuh hidup) terhadap ekstrak tanaman tersebut menunjukkan hasil sangat baik.
Studi in vivo, misalnya, menyimpulkan bahwa ekstrak etil asetat yang mengandung flavonoid dan Beta-sitoserol dengan perbandingan 100 mg/kg dan 20 mg/kg dapat menghambat agresi platelet, mengurangi viskositas darah, dan melindungi melindungi jantung dari iskemia yang akut.
Selanjutnya, uji khasiat ekstrak etil asetat terhadap kadar kolesterol darah dan akumulasi lemak pada dinding pembuluh darah aorta pada tikus galur Wistar menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat dosis 150 mg/ kg berat badan mampu menurunkan kadar kolesterol dalam darah secara signifikan.
Sukun juga mampu menghambat akumulasi lemak pada dinding pembuluh darah aorta. ”Tidak terjadi penimbunan lemak,” ujar Tjandrawati.
Daya racun
Dalam penelitian itu diuji pula daya racun dari ekstrak daun sukun tersebut. Kabar baiknya, uji toksisitas subkronis yang dilakukan selama 90 hari pada tikus putih galur Sprague Dawley menyimpulkan bahwa pemberian ekstrak etil asetat daun sukun dengan dosis bervariasi, yakni dosis uji 83,33 mg/kg berat badan per hari, 166,65 mg/kg berat badan per hari, dan 333,35 mg/kg berat badan per hari tidak memengaruhi fungsi jantung, ginjal, hati ataupun profil darah.
Uji toksisitas akut pada mencit ICR jantan dan betina menggunakan dosis tinggi total flavonoid 4,5 g/kg berat badan dan Beta-sitoserol 2,5 g/kg berat badan tidak menunjukkan penurunan berat badan, bahkan berat badan cenderung naik. Observasi terhadap perilaku hewan uji selama eksperimen seperti bagaimana hewan uji berjalan, makan, minum serta dan kecerahan mata dan bulu juga tidak menunjukkan tanda-tanda keracunan.
Tjandrawati mengatakan, dapat disimpulkan bahwa pemberian dosis tinggi total flavonoid dan Beta-sitoserol pada mencit ICR tidak menunjukkan efek toksik ada hewan uji.
Kepala Pusat Penelitian Kimia LIPI, Sugeng Broto mengatakan, prospek dari formula yang dikerjakan oleh LIPI tersebut sangat besar lantaran nantinya dapat diproduksi sebagai obat herbal terstandar dan fitofarmaka.
Kini, LIPI aktif meneliti sejumlah tanaman yang dipandang berkhasiat. Jika ingin dikembangkan menjadi fitofarmaka, masih dibutuhkan uji klinis. Ekstrak flavonoid dan Beta-sitoserol dari daun sukun itu sendiri kini telah dipatenkan.
Oleh INDIRA PERMANASARI
Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Artikel Yang Berhubungan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Lijit Search Wijit
Blog Archive
-
▼
2010
(1196)
-
▼
Mei
(231)
- Kenali Tipe Anemia
- Wanita Wajib Berani Berkata Tidak Pada Rokok
- Kenali Kepribadian Berdasarkan Urutan Lahir
- Penderita Diabetes di Indonesia Meningkat
- Tidur dengan Hewan Peliharaan, Sehatkah?
- Gigi Terawat, Jantung Sehat
- 9 Cara Lindungi Sendi
- Panduan Memberikan Susu Formula pada Bayi
- 5 Makanan Wajib Dihindari Saat Berkencan
- 10 Makanan Beracun yang Sering Sekali Kita Makan
- Bermusuhan Bikin Jantung Tidak Sehat
- Empat Tes Kesehatan Sederhana
- Bau Badan Seringkali Hanya Hayalan
- Warga Desa Hidup Lebih Lama
- Perempuan Mendesah Miliki Daya Tarik Seksual
- Postur Yoga Ampuh Atasi Depresi
- Enam Langkah Alami Redakan Sakit Punggung
- Sembilan Pemicu Depresi
- Probiotik Atasi Flu, Bau Napas, dan Alergi
- Ekstrak Daun Bambu Sehatkan Jantung
- Makin Sehat, Ereksi Makin Keras
- 'Video Games' Picu Perilaku Agresif
- IDI Bantah Isu Minuman Aspartan
- Kurangi Gula, Hipertensi Terkendali
- Cara Ampuh Menurunkan Berat badan
- Enam Cara Baru Kuatkan Memori
- Varenicline, Solusi Berhenti Merokok
- Bahaya Rokok bagi Si Pasif
- Dampingi Perokok yang Mau Berhenti
- NTT akan gratiskan pelayanan ibu melahirkan
- Perokok pasif berisiko terserang sinus kronis
- Scrub murah untuk kaki indah
- Bekerja dengan komputer, waspadai CVS
- Kapan harus curiga demam berdarah?
- Sekali menyerang, asma akan setia
- Jika bernapas terasa menyiksa
- Hati-hati, komputer bisa timbulkan penyakit stres
- Kasus HIV/AIDS di Sumenep tinggi
- Tidur malam tak nyenyak hambat pemanfataan insulin
- Empat pertanyaan umum seputar haid
- Debu dan asap rokok penyebab utama asma
- Efek buruk rokok bagi kecantikan
- Andai “si adik” tak mau tidur
- Masih fokus untuk kanker paru
- Bedah beku, harapan baru penderita kanker
- Beri nutrisi untuk kulit
- Pertolongan pertama tiga kecelakaan di rumah
- Makanan ibu saat hamil pengaruhi otak anak
- Bikin molek sampai tua
- Hubungan kanker dan ponsel belum kuat
- Kurangi lelah mata dengan relaksasi
- Kurangi nyeri otot dengan jahe
- Lemak di Perut tingkatkan risiko kepikunan
- Virus Kuda ‘Hendra’ ancam manusia
- Butuh perawatan ekstra
- Tetap bisa tampil cantik
- Yuk, unjuk gigi dengan kawat gigi
- Kenali gangguan kesehatan lewat warna rambut
- Vaksin untuk membantu berhenti merokok
- Pengobatan Herbal Atasi Stretch Mark
- Kenali Tanda-tanda Penyakit Stroke
- Polusi di Perkotaan Picu Hipertensi
- Deteksi Penyakit Lewat Kondisi Mulut
- Tertawa Bisa Meningkatkan Nafsu Makan?
- Alergi Tingkatkan Imunitas Terhadap Kanker
- Perusak Gigi Anak Tak Hanya Permen
- Keajaiban Bunga Mawar Bagi Tubuh
- Aturan Facial Sesuai Jenis Kulit
- Wanita Rentan Alami Gangguan Jiwa Ringan
- Ukuran Ginjal, Kunci Sukses Transplantasi
- RS Berikan Jamu sebagai Rujukan Obat
- Cegah Alzheimer dengan Bir
- Stres Picu Jerawat
- Mengukur Kebutuhan Suplemen
- Bahaya Mengintai di Kolam Renang
- Cokelat Hirup, Pengganti Camilan
- Lingkungan Kerja Bisa Cetuskan Asma
- Supaya Tubuh Kebal Virus
- Viagra Bikin Tuli
- Memindai Otak Bisa Mendeteksi Dini Autism
- Lampiaskan Kenikmatan Lewat Desahan
- Ini Dia Coklat Anti Keriput
- Masalah pada Sperma Pria
- Tempat Tidur Tepat, Punggung Sehat
- Vegetarian Bebas Diabetes?
- Kulit Putih Alami dengan Masker Kiwi
- Stop Kecanduan Makanan!
- Cantik dan Sehat Berkat Pepaya
- Gangguan Jiwa Bisa Dideteksi Sejak Usia Dini
- Bebas Sembelit dan Diare Berkat Sawo
- Yuk, Imunisasi Saat Dewasa!
- Aman Mengolah Tanaman Herbal
- Penanganan Perdarahan pada Mata
- Herbal, Warisan Sehat sejak Lampau
- Anak Susah Makan? Ini Solusinya!
- Awas, Buah & Sayur Bisa Picu Gangguan Mental
- Langsing Instan dengan Empat Cara Unik
- 10 Cara Sederhana Hindari Sakit
- Kuman-kuman Punya Pulau di Lautan
- Menghilangkan Noda Bekas Jerawat
-
▼
Mei
(231)
0 komentar:
Posting Komentar