Rabu, 29 September 2010

Atasi Gangguan Tulang Belakang Tanpa Operasi


Gangguan nyeri tulang belakang banyak dialami masyarakat khususnya kaum lanjut usia. Berbagai metode telah dikembangkan untuk mengatasi gangguan tersebut.

Salah satunya adalah metode nucleoplasty. Metode tersebut telah diterapkan untuk pertama kalinya di Indonesia yakni di Omni Medical Center (OMC), Tangerang pada 14 April lalu.
"Nucleoplasty merupakan metode penanganan gangguan tulang belakang yang disebabkan kerusakan bantalan tulang belakang (disc). Tindakan itu tidak memerlukan obat-obatan dan tindakan operasi," ujar spesialis bedah saraf OMC dr Alfred Sutrisno.

Bantalan tulang belakang, kata Alfred, merupakan sebuah jaringan yang terletak di antara ruas-ruas tulang belakang. Bantalan tersebut memiliki banyak fungsi. Antara lain sebagai peredam gerakan antartulang belakang.

Bantalan tersebut dapat mengalami kerusakan atau pecah karena beberapa sebab. Antara lain kecelakaan, kesalahan dalam posisi duduk, terlalu sering mengangkat beban berat, dan bertambahnya usia. "Bertambahnya usia membuat bantalan yang tadinya elastis menjadi kaku sehingga mudah pecah," ungkapnya.

Ketika bantalan tersebut pecah, bantalan menjadi melebar sehingga bagian tepinya menekan saraf-saraf yang terdapat dalam susunan tulang belakang. Akibatnya, penderita akan merasakan gangguan saraf terjepit.

Gejala yang dirasakan bisa bersifat ringan seperti kesemutan dan pegal-pegal, hingga yang berat seperti nyeri hebat dan kelumpuhan.

Tindakan operasi bisa mengatasi gangguan tersebut. Melalui tindakan operasi tersebut, bantalan yang rusak diperbaiki atau diganti sehingga saraf yang tadinya tertekan bisa dibebaskan.

Sementara itu, penanganan dengan tindakan nucleoplasty menghindarkan tindakan operasi. Metode ini dilakukan dengan pemberian energi radio frekuensi melalui sebuah alat yang mirip dengan suntikan pada lokasi kerusakan.

"Dengan alat itu, dilakukan tindakan coblation atau pemanasan bantalan yang rusak dengan energi radio frekuensi," terang Alfred.

Dengan pemanasan tersebut, bantalan yang pecah akan mengerut sehingga saraf yang tadinya terjepit bisa dibebaskan.

Meski begitu, tidak semua kondisi kerusakan bantalan tulang belakang bisa ditangani dengan metode itu. Pada kerusakan bantalan yang berat dan kompleks, penanganannya tetap membutuhkan tindakan operasi.

Karena itulah, sebelum tindakan dilakukan, terlebih dulu pasien akan didiagnosis menggunakan CT scan atau MRI untuk melihat derajat kerusakan bantalan tulang.


Sumber
mediaindonesia.com


Website yang berhubungan :
Tentang Aku
Sentuhan Rohani
Trik and Tips
Info Pendidikan
fikirjernih
Forum Di Web
Puisi-Puisi Ku

Artikel Yang Berhubungan



0 komentar:

LABELS

Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.

Lijit Search Wijit

Blog Archive