Selasa, 29 Juni 2010

Aborsi Akibatkan Kanker Payudara


ABORSI bisa memperbesar risiko perempuan mengalami kanker payudara hingga tiga kali lipatnya kelak. Klaim ini dibuat oleh peneliti saat melakukan studi mengenai peran menyusui dalam melindungi perempuan dari kanker payudara.

Meskipun peneliti menyimpulkan bahwa menyusui menawarkan perlindungan signifikan dari kanker pembunuh tersebut, peneliti juga menekankan bahwa faktor risiko kanker payudara yang dilaporkan paling tinggi adalah aborsi. Faktor lain termasuk menopause dan kebiasaan merokok.

Temuan yang dipublikasikan di jurnal Cancer Epidemiology ini merupakan studi terbaru yang menunjukkan adanya hubungan antara aborsi dan kanker payudara. Selama 14 bulan terakhir, studi yang dilakukan peneliti dari University of Colombo di Sri Lanka ini merupakan studi epidemiologi keempat yang menunjukkan adanya hubungan tersebut. Sebelumnya, penelitian di China, Turki dan Amerika Serikat juga mengungkap kesimpulan serupa.

"Ini merupakan bukti baru menyedihkan mengenai hubungan antara kanker payudara dan aborsi. Studi ini merupakan bukti lebih lanjut yang telah dikumpulkan dari seluruh dunia yang menunjukkan bahwa aborsi merupakan faktor risiko kanker payudara," terang Profesor Jack Scarisbrick dari Life, sebuah badan amal konseling kehamilan, seperti dikutip situs dailymail.co.uk, Kamis (24/6).

Meskipun Royal College of Obstetricians and Gynaecologists telah mengakui kemungkinan adanya hubungan antara aborsi dan kanker payudara, sebagian besar petugas medis di Inggris masih belum yakin. Pasalnya, studi internasional yang dilakukan Oxford University pada 2004 tidak menemukan adanya peningkatan risiko kanker payudara akibat aborsi.

Akan tetapi, beberapa ilmuwan menyatakan bahwa penelitian dari Oxford tersebut cacat. Dinyatakan cacat karena banyak perempuan yang diteliti masih terlalu muda untuk mengalami kanker payudara.

Menurut para pakar yang meyakini adanya hubungan, peningkatan risiko tersebut disebabkan oleh oestradioal kadar tinggi. Oestradiol merupakan sebuah hormon yang menstimulasi pertumbuhan payudara selama kehamilan.

Efek hormon tersebut semakin mengecil pada perempuan yang menjalani kehamilan penuh. Tapi pada perempuan yang melakukan aborsi, hormon tersebut tetap berada dalam kadar berbahaya. (IK/OL-08)



Sumber
mediaindonesia.com


Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html

Artikel Yang Berhubungan



0 komentar:

LABELS

Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.

Lijit Search Wijit

Blog Archive