Kamis, 24 Juni 2010

Salah Pilih Tambalan Gigi Bikin Alergi

Penambalan memang masih menjadi solusi yang belum tergantikan untuk mengatasi masalah gigi berlubang. Maka tak jarang seseorang harus berkunjung berulang kali ke dokter gigi karena lubang di giginya sudah cukup parah.

Saat kita berkunjung ke dokter gigi, biasanya dokter akan memberikan beberapa pilihan penambalan yang sesuai dengan bahan baku untuk menambal sekaligus dengan keparahan lubangnya. Semakin baik kualitasnya, semakin mahal juga biayanya.

Ada beberapa bahan yang biasanya disarankan oleh dokter. Pertama adalah semen zinc phospat. Ini merupakan bahan penambalan sementara bagi pasien yang lubang giginya sudah menembus akar gigi. Tujuannya, sebelum ditambal secara permanen, saluran akar gigi harus dirawat dulu dan dibersihkan dari kuman dan bakteri. "Ini harus dilakukan berulang kali," ujar Tri Erri Astoeti, pakar kesehatan gigi dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti, Jakarta.

Kedua, untuk menambal permanen, dokter biasanya menggunakan glass ionomer atau disebut juga fuji. Komposisinva terdiri dari bubuk silikat dan asam polialkeonik. Pertama kali, fuji digunakan sebagai bahan restorasi gigi pada tahun 1972. Keunggulan dari fuji ini adalah bisa melekat secara kimiawi ke jaringan keras gigi dan melepaskan fluoride dalam jangka waktu yang cukup lama.

Biaya menambal gigi dengan fuji cukup murah sehingga banyak puskesmas yang menggunakan bahan tersebut. "Tapi, hasil tambalan kurang kuat dan gigi bisa berlubang lagi," kata Tri.

Ketiga, bila ingin lebih kuat, bisa menggunakan amalgam. Ini merupakan bahan tambal berbahan dasar logam. Komponen utamanya terdiri dari logam merkuri yang berbentuk cair serta bubuk perak, timah, dan tembaga.

Bahan ini sangat kuat, bisa bertahan hingga 15 tahun. Namun, bahan amalgan tidak bisa sewarna dengan gigi. Kandungan logam membuat bahan ini berwarna perak kehitaman. "Makanya tak menjadi pilihan orang karena bisa mengurangi keindahan gigi," kata Wityo Witjaksono, dokter gigi yang membuka praktik di daerah Bintaro, Jakarta Selatan. Apalagi, di beberapa kasus, merkuri ternyata menimbulkan alergi. Oleh karena itu, bahan ini jarang digunakan saat ini.

Sebagai penggantinya, dokter saat ini lebih memilih menggunakan resin komposit. Penambalan menggunakan resin komposit sering disebut tambal sinar. Ini lantaran, dalam proses penambalan, dokter akan menggunakan sinar ultraviolet untuk mengeraskan partikel-partikel penambal. Partikel penambal terdiri dari polimer dan bahan anorganik.

Kelebihan tambalan ini adalah memiliki tingkat kekuatan yang tidak jauh berbeda dengan amalgan. Selain itu, warna tambalan juga menyatu dengan warna gigi asli. "Sehingga secara estetik sangat memuaskan," jelasnya.

Namun, proses tambal sinar ini paling rumit dibandingkan dengan bahan yang lain karena proses penambalan harus dilakukan setahap demi setahap. Ini lantaran sinar ultraviolet yang digunakan untuk mengeraskan lapisan tidak bisa digunakan secara langsung. tetapi harus menyinari setiap lapisan. Selain itu, bahan ini juga cukup mahal. (Kontan/Adi Wikanto)



Sumber
KOMPAS.com

Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html

Artikel Yang Berhubungan



0 komentar:

LABELS

Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.

Lijit Search Wijit

Blog Archive