Selasa, 29 Juni 2010

Jaringan Otak Pengaruhi Kepribadian


PERNAHKAH Anda berpikir mengapa ada orang yang begitu dingin dan tegar sementara yang lain bersikap hangat serta sentimentil? Jangan salahkan orangnya, sifat tersebut terjadi secara alami berkaitan dengan susuan jaringan di otak. Sebuah studi dari Cambridge University, Inggris, menemukan, orang-orang yang hangat dan sentimentil mempunyai lebih banyak jaringan di area tertentu otak.

Berdasarkan jurnal yang dipublikasikan di European Journal of Neuroscience ini, konsentrasi jaringan otak yang lebih besar di area tertentu otak membuat beberapa orang jadi lebih sentimentil dibandingkan yang lain."Penemuan ini sangat menarik karena kita bisa mencaritahu hubungan antara kepribadian dengan area tertentu di otak," terang pemimpin studi Graham Murray, seperti yang dikutip situs foxnews. Area tersebut, terang Murray, sama dengan area di otak yang dikenal sebagai sumber dorongan seksual dan kecintaan akan
makanan.

Para peneliti mengukur hubungan antara kepribadian dengan struktur otak dengan mengguakann kuesioner. Dalam studi, 41 laki-laki yang dijadikan partisipan, diminta untuk mengisi pendapat mereka mengenai seberapa baiknya mereka terhubung dengan orang-orang, bagaimana cara mereka menunjukkan emosi dan apakah mereka suka menyenangkan orang lain. Selanjutnya, para peneliti menggunakan scan otak untuk menganalisis konsentrasi jaringan di sel-sel otak yang dikenal sebagai neuron, di beberapa daerah yang berbeda.

Studi menemukan, mereka yang memiliki skor hangat dan sentimentil berdasarkan hasil kuesioner mempunyai jaringan otak yang lebih banyak di area orbitofrontal cortex, lapisan luar dari otak yang tepat di bawah mata, dan di bagian dalam struktur yang berada di tengah otak yang dikenal dengan nama ventrial striatum.

"Sikap sosial dan kehangatan emosi merupakan bagian yang kompleks dari kepribadian kita," ujar Murray."Penemuan ini membantu kita memahami sampai tahap biologis mengapa orang berbeda-beda dalam mengekspresikan sikap sosial dan emosi mereka.

Penemuan ini, lanjut Murray lagi, menawarkan kunci bagaimana otak manusia turut berperan dalam masalah kelainan psikologi yang ditandai dengan gangguan interaksi sosial seperti autisme atau schizophrenia.




Sumber
MediaIndonesia.com

Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html

Artikel Yang Berhubungan



0 komentar:

LABELS

Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.

Lijit Search Wijit

Blog Archive