Rabu, 02 Juni 2010

Bahan Pangan Olahan Belum Juga Aman


Jakarta, Pangan olahan yang dijual kepada masyarakat belum juga aman. Masih ada produsen pangan yang belum bertanggung jawab akan keamanan pangan yang dijualnya. Sementara kepedulian konsumen masih rendah karena terbatasnya pengetahuan dan rendahnya daya beli.

Hal itu dikemukakan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Kustantinah dalam lokakarya ”Jejaring Promosi dan Keamanan Pangan”, Senin (31/5). Masih ditemukan bahan berbahaya pada makanan yang beredar. Misalnya, bahan berbahaya pengawet, pewarna tekstil, boraks, pemanis buatan, dan bahan berbahaya lain.

”Tahun 2010 ini, periode Januari-April, BPOM mengunjungi 128 sekolah dasar di Jakarta dengan mobil laboratorium keliling yang bisa mendeteksi bahan berbahaya atau tidak. Dari sampel yang diambil, sekitar 21 persen mengandung bahan berbahaya,” ujarnya.

Bahan berbahaya itu terdapat, antara lain, dalam makanan seperti mi bakso, siomay, kerupuk, dan sirup-sirup berwarna menarik. Makanan itu sering dikonsumsi anak-anak, padahal berdampak buruk pada kesehatan. ”Kami memberikan penyuluhan melalui komite sekolah atau pengawas sekolah agar mereka juga mengawasi,” ujarnya.

Banyak variasi dan luas

Dia mengatakan, kendala pengawasan, antara lain, adalah banyaknya variasi makanan dan luasnya area yang diawasi. Oleh karena itu, sistem pengamanan mesti terpadu. Hal itu membutuhkan kemitraan dengan pemerintah daerah, organisasi masyarakat, dan media massa.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Amalia Sari Gumelar mengatakan, dari penelitian Organisasi Pangan Dunia, kaum perempuan memproduksi sekitar 70 persen bahan pangan di negara sedang berkembang dan bertanggung jawab atas 50 persen produksi pangan dunia.

”Sekarang peran itu sebagian diambil produsen pangan sehingga lebih efisien, tetapi jadi sulit mengontrolnya,” ujarnya. Menurut dia, perempuan masih dapat berperan dengan mendidik keluarga dan anak untuk mengonsumsi pangan yang aman. Adapun Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Huzna Gustiana mengatakan, tanggung jawab terbesar untuk menjamin keamanan pangan berada di tangan pemerintah dan produsen.


Sumber
Kompas

Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html

Artikel Yang Berhubungan



0 komentar:

LABELS

Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.

Lijit Search Wijit

Blog Archive