Selasa, 15 Juni 2010
Diabetes Picu Alzheimer
22.44 |
Diposting oleh
fikirjernih |
Edit Entri
Mungkin Anda sudah tahu kalau diabetes juga merusak jantung, mata, dan Ginjal Anda. Tetapi, Anda sebaiknya lebih berhati-hati lagi dalam mengntrol diabetes. Berdasarkan studi terbaru, diabetes semakin membahayakan. Diabetes juga meningkatkan risiko penyakit alzheimer dan mempercepat terjadinya demensia.
Para pakar sudah lama menduga kalau diabetes merusak pembuluh darah yang mensuplai otak. Tetapi, hasil terbaru menemukan hal yang mengejutkan. Kerusakan bisa terjadi bahkan sebelum seseorang positif terdiagnosa diabetes. Tetapi, mulai pada saat tubuh secara perlahan-lahan mulai kehilangan kemampuan untuk meregulasi gula darah.
"Sekarang ini, kita tidak bisa berbuat banyak dalam mengatasi patologi penyakit alzheimer, plak-plak yang menyumbat otak pasien," ujar dr. Yaakov Stern, spesialis alzheimer dari Columbia University Medical Center.
Tetapi, lanjut dia, penyakit ini bisa diperlambat jika Anda bisa mengontrol kondisi pembuluh darah. "Jangan cemas walaupun Anda mengidap diabetes," tegas dr. Ralph Nixon dari New York University.
Walaupun diabetes menjadi salah satu faktor risiko, lanjut dia, tetapi faktor keturunan masih merupakan penyebab utama demensia."Diabetes tidak berarti Anda akan mengalami alzheimer, dan tentu saja banyak penderita alzheimer yang tidak mengidap diabetes sama sekali," terang dia.
Tetapi, studi terbaru menekankan adanya hubungan antara diabetes dan alzheimer. Para peneliti sedang mencaritahu apakah diabetes meningkatkan risiko alzheimer hanya dengan memperparah perubahan otak yang menyebabkan alzheimer atau menambah lapisan luka ekstra terhadap otak yang memang sudah sekarat.
Studi juga menemukan bahwa fungsi otak akan menurun secara perlahan-lahan seiring dengan meningkatnya gula darah akibat diabetes jenis 2. Kerusakan sudah mulai terjadi jauh sebelum orang-orang mengalami masalah ingatan atau memori.
Diabetes jenis 2 terjadi akibat resistensi insulin. Hal ini karena tubuh secara perlahan mulai kehilangan sensitifitas terhadap hormon insulin yang berperan dalam proses pengubahan gula darah menjadi energi."Dampak yang sama juga terjadi di otak dan ini bisa menjelaskan hubungannya dengan demensia," terang dr. Suzanne Craft dari the Veterans Affairs Puget Sound Health Care System.
Insulin, terang dia, mempengaruhi memori dengan berbagai cara. Tubuh yang mengalami resisitensi insulin, pada akhirnya akan mempengaruhi aktivitas sel-sel otak yang berkaitan dengan insulin. Menurut dia, peradangan otak dan kerusakan sel akibat oksidasi stres juga memegang peran penting.
"Tetapi yang paling berpengaruh adalah disfungsi kontrol glukosa yang terjadi diam-diam, bukan sesuatu yang terjadi secara tiba-tiba setelah diabetes didiagnosa."
Walaupun para peneliti masih sibuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Penelitian ini bisa menjadi panduan Anda dalam bertindak. Jika Anda mengidap diabetes, ikutilah saran dokter dan lakukan pemeriksaan dan kontrol gula darah secara rutin. Cobalah untuk menurunkan kadar kolesterol dan tekanan darah tinggi yang bisa merusak suplai darah ke otak, yang tentunya akan merusak memori.
"Dan jika Anda masih sehat, berusahalah menghindari alzheimer dengan melakukan diet sehat dan olahraga rutin. Cara ini akan mencegah diabetes dan penyakit jantung."
Sumber
MediaIndonesia.com
Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Para pakar sudah lama menduga kalau diabetes merusak pembuluh darah yang mensuplai otak. Tetapi, hasil terbaru menemukan hal yang mengejutkan. Kerusakan bisa terjadi bahkan sebelum seseorang positif terdiagnosa diabetes. Tetapi, mulai pada saat tubuh secara perlahan-lahan mulai kehilangan kemampuan untuk meregulasi gula darah.
"Sekarang ini, kita tidak bisa berbuat banyak dalam mengatasi patologi penyakit alzheimer, plak-plak yang menyumbat otak pasien," ujar dr. Yaakov Stern, spesialis alzheimer dari Columbia University Medical Center.
Tetapi, lanjut dia, penyakit ini bisa diperlambat jika Anda bisa mengontrol kondisi pembuluh darah. "Jangan cemas walaupun Anda mengidap diabetes," tegas dr. Ralph Nixon dari New York University.
Walaupun diabetes menjadi salah satu faktor risiko, lanjut dia, tetapi faktor keturunan masih merupakan penyebab utama demensia."Diabetes tidak berarti Anda akan mengalami alzheimer, dan tentu saja banyak penderita alzheimer yang tidak mengidap diabetes sama sekali," terang dia.
Tetapi, studi terbaru menekankan adanya hubungan antara diabetes dan alzheimer. Para peneliti sedang mencaritahu apakah diabetes meningkatkan risiko alzheimer hanya dengan memperparah perubahan otak yang menyebabkan alzheimer atau menambah lapisan luka ekstra terhadap otak yang memang sudah sekarat.
Studi juga menemukan bahwa fungsi otak akan menurun secara perlahan-lahan seiring dengan meningkatnya gula darah akibat diabetes jenis 2. Kerusakan sudah mulai terjadi jauh sebelum orang-orang mengalami masalah ingatan atau memori.
Diabetes jenis 2 terjadi akibat resistensi insulin. Hal ini karena tubuh secara perlahan mulai kehilangan sensitifitas terhadap hormon insulin yang berperan dalam proses pengubahan gula darah menjadi energi."Dampak yang sama juga terjadi di otak dan ini bisa menjelaskan hubungannya dengan demensia," terang dr. Suzanne Craft dari the Veterans Affairs Puget Sound Health Care System.
Insulin, terang dia, mempengaruhi memori dengan berbagai cara. Tubuh yang mengalami resisitensi insulin, pada akhirnya akan mempengaruhi aktivitas sel-sel otak yang berkaitan dengan insulin. Menurut dia, peradangan otak dan kerusakan sel akibat oksidasi stres juga memegang peran penting.
"Tetapi yang paling berpengaruh adalah disfungsi kontrol glukosa yang terjadi diam-diam, bukan sesuatu yang terjadi secara tiba-tiba setelah diabetes didiagnosa."
Walaupun para peneliti masih sibuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Penelitian ini bisa menjadi panduan Anda dalam bertindak. Jika Anda mengidap diabetes, ikutilah saran dokter dan lakukan pemeriksaan dan kontrol gula darah secara rutin. Cobalah untuk menurunkan kadar kolesterol dan tekanan darah tinggi yang bisa merusak suplai darah ke otak, yang tentunya akan merusak memori.
"Dan jika Anda masih sehat, berusahalah menghindari alzheimer dengan melakukan diet sehat dan olahraga rutin. Cara ini akan mencegah diabetes dan penyakit jantung."
Sumber
MediaIndonesia.com
Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Artikel Yang Berhubungan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Lijit Search Wijit
Blog Archive
-
▼
2010
(1196)
-
▼
Juni
(353)
- Sembilan Makanan Pembuat Tidur Pulas
- Snack Sehat Perjalanan Mudik
- Batasi Makanan dan Tetap Sehat Saat Puasa
- Puasa Kuras Sistem Pencernaan
- Pare, Buah Pahit Banyak Manfaat
- Pare Bantu Turunkan Gula Darah
- Jus Jeruk Kikis Email Gigi
- Menggosok Gigi Hindarkan Sakit Jantung dan Stroke
- Biasakan Gosok Gigi sejak Dini
- Banyak Anak Gigi Tanggal
- Orang Gemuk Punyai Lubang Gigi Lebih Banyak
- Makin Berat di Usia 50 Gandakan Risiko Diabetes
- Aborsi Akibatkan Kanker Payudara
- Botox Picu Kerutan Ekstra
- Botox Lumpuhkan Ekspresi Emosi
- Jari-jari Kecil Tanda Indera Peraba Kuat
- Indera Peraba Pengaruhi Pikiran
- Nonton Televisi Perbesar Risiko Jantung
- Cinta Jauhkan Remaja jadi Pemabuk
- Diabetes Gandakan Risiko Serangan Jantung
- Jaringan Otak Pengaruhi Kepribadian
- Diabetes Turunkan Daya Otak
- Rahasia Otak Perempuan
- Melatih Otak Dengan Jelajah Internet
- Otak tidak Bergantung pada Penglihatan?
- Sistem Tubuh Perempuan Berisiko Serang Sprema
- Simetri Tubuh Gambarkan Tingkat Kecerdasan
- Pegang Ponsel Terlalu Lama Picu Stres Saraf
- Stres Picu Psoriasis
- Jengkel Picu Serangan Jantung
- Pasangan Picu Stres Lebih Besar Ketimbang Atasan
- Mimpi Buruk? Temukan Alasannya
- Mimpi Buruk Berpengaruh pada Kesehatan
- Kenali Jenis Kolesterol yang Anda Konsumsi
- Lima Makanan Penurun Kolesterol Jahat
- Serat Larut Oatmeal Turunkan Kolesterol
- Diet Rendah Kolesterol
- Pilihan Makanan Rendah Kolesterol
- Mata Malas - Gangguan Pada Mata si Kecil
- Bagi Yang Suka Ciuman Wajib Baca: Infeksi Akibat B...
- Daftar Tulang-tulang yang Penting untuk Tubuh
- Mengapa Siklus Menstruasi Tidak Teratur?
- Insomnia Sebabkan Kematian?
- Terapi Gelombang Kejut Atasi Impotensi
- Cara Tepat Memakai Sunblock
- Hobi Mengunyah Es Tanda Anemia?
- Hepatitis C, Bolehkah Punya Anak?
- Olahraga Sebagai Obat Depresi
- Pria Tak Setia Saat Pasangannya Sakit?
- Bercinta Tiap Hari, Normalkah?
- Bedah Jantung Barnard
- Terapi Sel Punca Kembalikan Penglihatan
- RS Publik, Tugas Mulia, Beban Segunung
- Menjamin Akses Pelayanan Kesehatan Warga
- Enam Anak Balita Kecanduan Rokok
- Warna Mobil Rentan Kecelakaan
- Efek Dahsyat Sentuhan
- Kikis Lemak di Perut dengan Avokad
- Kemesraan Luntur Akibat Mendengkur
- Minyak Goreng Rendah Lemak Dari Limbah Ikan
- Benarkah Pria Lebih Pilih Gadget dari Wanita
- Rp 550 Miliar untuk Penanganan Penyakit
- Mimisan Tak Hanya pada Anak
- Mimisan tak Selalu Ringan
- Aroma Ini Bisa Bikin Langsing
- Olahraga Lawan Kecanduan Alkohol
- Salah Pilih Tambalan Gigi Bikin Alergi
- Mengatasi Gigi Berlubang
- Sebaiknya Periksa Gigi Tiap Enam Bulan
- Kimia Plastik Sebabkan Gangguan Haid
- Cantik dengan Riasan Natural
- Kuku Sehat, Kuku Kuat
- Apakah Kekasih Anda Sudah 'Dewasa'
- Empat Hal Paling Diidam-idamkan Wanita
- Serangga, Camilan Favorit Salma Hayek
- Dua Kali Gagal Menikah, Apa yang Salah?
- Benarkah Pasangan Egois Lebih 'Hot' Bercinta
- Ruangan Padat, Pekerja Sakit
- Kuman yang Resistan Terus Bertambah
- Mengapa Wanita Lebih Sensitif pada Stres
- 'Global Warming' Perparah Penyakit Infeksi
- Koreksi Postur Bebaskan Nyeri
- Supel, Buat Diri Makin Menarik
- Bayi Caesar Rentan Alergi
- Hindari Ngemil Saat Nonton Piala Dunia
- Seberapa Perlu Foreplay
- Telepon Genggam Pemeriksa Kesehatan
- Sok Paling Kuasa Vs Realitas
- Penyakit Menular Seksual Meningkat?
- Gejala 'Menopause' pada Pria
- Mata Menggoda di Balik Kacamata
- Sehat dengan Makanan Organik
- Ciuman Ibu Lindungi Bayi dari Infeksi
- Yang 'Haram' Dipikirkan Saat Bercinta
- Teh dan Kopi Kurangi Resiko Penyakit Jantung
- Jangan 'Menabung' Stres
- Hidup Penuh Tawa Bikin Awet Muda
- Evaluasi Lensa Kontak Tiap 6 Bulan
- Perawat Tak Kalah dengan Dokter
- Berapa Lama Wanita Berdandan
-
▼
Juni
(353)
0 komentar:
Posting Komentar