Rabu, 02 Juni 2010

Anti Karbohidrat Tidak Bikin Langsing


DIET rendah karbohidrat merupakan salah satu diet favorit di kalangan orang-orang yang ingin menurunkan berat badan. Akan tetapi, menurut pakar, diet ini tidak efektif dalam jangka panjang.

Pakar nutrisi sepakat bahwa sebagian besar orang keranjingan karbohidrat. Dan jika menghilangkan karbohidrat dari diet, Anda justru akan semakin keranjingan. Berikut beberapa alasan lain yang membuat Anda sebaiknya menghindari pola hidup rendah karbohidrat.

Diet rendah karbohidrat buat Anda sedih dan stres
Sering membentak suami dan anak atau sopir Anda? Diet Anda yang kekurangan karbohidrat bisa menjadi pemicunya. Dalam sebuah studi yang dipublikasikan di Archives of Internal Medicine, peneliti dari Australia mengikuti 106 pelaku diet selama setahun. Lima puluh persen partisipan makan diet kaya karbohidrat. Sedang sisanya mengikuti diet rendah karbohidrat.

Setelah setahun, partisipan yang makan karbohidrat merasa lebih gembira, lebih tenang dan lebih fokus dibandingkan kelompok yang membatasi asupan karbohidrat (yang melaporkan merasa stres). Apa penyebabnya? Karbohidrat, terang pemimpin studi Grant Brinkworth, PhD, meningkatkan zat kimia otak yang berfungsi mengurangi stres dan mengatur mood."Sedang makanan tinggi lemak dan protein justru menurunkan jumlah zat kimia tersebut," terang Brinkworth, seperti dikutip situs health.com.

Diet rendah karbohidrat buat Anda lebih gemuk, bukan lebih kurus
Stres dan depresi yang dirasakan pelaku diet rendah karbohidrat justru merusak rencana mereka untuk tetap langsing. Hal ini karena stres meningkatkan kadar hormon cortisol. Hormon ini, terang Elissa Epel, PhD, dari University of California, San Francisco Department of Psychiatry, menambah selera makan dan memicu makan berlebih.

Diet rendah karbohidrat tidak berkelanjutan
Jangankan menerapkan sepanjang hidup, mengurangi asupan karbohidrat selama enam minggu atau enam bulan saja merupakan tantangan hebat. Studi-studi menunjukkan, orang-orang cenderung lebih sulit mempertahankan diet rendah karbohidrat dibandingkan diet tinggi karbohidrat.

Studi dari Harvard yang melibatkan 322 pelaku diet menemukan, hanya 78 persen dari pelaku diet rendah karbohidrat yang bisa patuh dalam jangka panjang (hingga dua tahun). Sedang hampir 90 persen dari pelaku diet tinggi karbohidrat masih terus bertahan, bahkan setelah dua tahun.

Diet rendah karbohidrat buat perut kembang
Orang cenderung mengira bahwa perut gendut dipicu oleh karbohidrat. Padahal, menurut National Institute of Digestive Diseases, perut kembang merupakan salah satu gejala kunci konstipasi. Dan konstipasi merupakan efek samping paling umum dari diet rendah karbohidrat.

Dalam sebuah studi, sekitar 68 persen partisipan dalam diet rendah karbohidrat mengeluhkan konstipasi. Jumlah ini lebih besar dibandingkan populasi yang tidak diet (30 persen) dana pelaku diet yang makan banyak karbohidrat (35 persen).

Diet rendah karbohidrat buat Anda merasa kekurangan
Diet rendah karbohidrat seringkali gagal karena pelaku diet mulai keranjingan karbohidrat. Dalam sebuah studi dari University of Toronto, peneliti mempelajari perkembangan 89 partisipan perempuan. Lima puluh persen partisipan mengonsumsi karbohidrat dalam jumlah terbatas, sedang sisanya tidak.

Setelah tiga hari, kedua kelompok diminta menjalani tes sarapan. Mereka diminta makan apa pun yang mereka inginkan. Perempuan dari kelompok karbohidrat terbatas memuaskan diri dengan karbohidrat kaya kalori dan lemak, sedang partisipan dari kelompok kedua tetap mengikuti diet mereka. Intinya, membatasi asupan karbohidrat justru akan memciu makan berlebih saat Anda dihadapkan pada karbohidrat.


Sumber
MediaIndonesia.com


Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html

Artikel Yang Berhubungan



0 komentar:

LABELS

Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.

Lijit Search Wijit

Blog Archive