Selasa, 01 Juni 2010

Pengobatan Jarak Jauh


Saya karyawan sebuah perusahaan tambang di Kalimantan yang jauh dari layanan kesehatan canggih. Sebenarnya kami punya poliklinik yang cukup baik di perusahaan. Namun, di tempat kerja saya, rumah sakit amat sederhana, hanya rumah sakit pemerintah daerah. Saya sudah setahun ini bekerja di Kalimantan. Suasana kerja cukup menyenangkan, tetapi saya sering merasa khawatir jika saya jatuh sakit dan memerlukan perawatan rumah sakit.

Saya di Jakarta mempunyai seorang dokter spesialis langganan keluarga. Saya sering mengirim e-mail dan sms kepada beliau. Pada umumnya, pertanyaan saya dijawab, tetapi beliau menghindari untuk memberi petunjuk obat yang harus saya gunakan jika mengalami sakit. Beliau biasanya menganjurkan saya berkonsultasi dengan dokter setempat dan mengatakan beliau tak mungkin memberi obat berdasarkan keluhan melalui sms atau e-mail sekali pun.

Namun, beliau juga mengatakan tak berkeberatan dihubungi oleh dokter di perusahaan saya jika diperlukan. Saya sebenarnya tak berkeberatan membayar biaya konsultasi kepada dokter spesialis langganan saya itu. Kadang-kadang saya merasa, mungkin beliau tak bersedia mengobati karena saya bertanya tanpa membayar ongkos konsultasi.

Pada era kemajuan teknologi dewasa ini, tak mungkinkah dilakukan pengobatan jarak jauh. Saya pernah membaca tentang telemedicine, apakah di Indonesia tak mungkin diterapkan konsep telemedicine ini? Jika kemajuan teknologi dapat menggantikan pengobatan tatap muka, alangkah baiknya, saya tak perlu lagi khawatir dengan penyakit asma saya. Kalau ada apa-apa, tinggal sms atau e-mail dan kemudian dapat instruksi penggunaan obat dan saya pun sembuh. Apakah harapan saya berlebihan?

N di S

Dalam menegakkan diagnosis, dokter memerlukan riwayat penyakit (anamnesis), pemeriksaan jasmani, dan dibantu oleh pemeriksaan penunjang, baik berupa laboratorium, pemeriksaan radiologi, maupun penunjang lainnya. Anamnesis dan pemeriksaan jasmani merupakan langkah penting dalam menegakkan diagnosis, pemeriksaan penunjang dapat membantu ketepatan upaya menegakkan diagnosis ini.

Yang dihadapi dokter adalah pasien, manusia seperti kita semua. Pasien adalah manusia yang sedang sakit yang memiliki perasaan, harapan, dan kekhawatiran. Karena itu, komunikasi langsung dokter dan pasien amatlah penting. Dokter tidak hanya mendapat data dari anamnesis dan pemeriksaan jasmani, tetapi juga harus menangkap situasi emosi pasien, kegelisahan, dan harapannya.

Sudah tentu teknologi dapat mempermudah dokter dalam menegakkan diagnosis maupun menjalankan terapi, tetapi teknologi apa pun tak dapat menggantikan seorang pasien. Apalagi, dokter tidak hanya boleh memerhatikan keadaan fisik pasien saja, tetapi dokter juga perlu memerhatikan keadaan psikis dan sosialnya.

Jika Anda bertanya kepada dokter spesialis langganan Anda yang di Jakarta itu, yang dijawab oleh beliau adalah berupa informasi. Informasi tersebut belum tentu dapat diterapkan pada diri Anda karena untuk menerapkannya dia perlu memeriksa diri Anda. Melalui pemeriksaan tersebut, dia dapat mempertimbangkan obat yang akan digunakan, berapa dosisnya, apakah akan ada efek sampingnya.

Mungkin dia juga perlu tahu keadaan fungsi hati, ginjal Anda, dan lain-lain. Manusia adalah makhluk yang unik, obat aspirin mungkin bagus untuk sebagian besar orang dan aman dikonsumsi, tetapi ada juga orang yang alergi terhadap aspirin, bahkan alerginya bisa berat sampai mengancam jiwanya.

Jadi, apa yang Anda sebaiknya lakukan selama bertugas di daerah terpencil. Anda perlu menjalankan kebiasaan hidup sehat sehingga kesehatan Anda dapat terjaga dengan baik. Anda mempunyai penyakit asma, saya berharap Anda telah memahami dengan baik penyakit Anda tersebut. Memahami faktor pencetusnya, bagaimana cara mencegah serangan, dan obat apa yang harus digunakan, baik untuk pencegahan maupun terapi. Pemahaman tersebut akan mengurangi ketergantungan Anda kepada dokter.

Sudah tentu Anda memerlukan pendampingan dokter untuk memelihara kesehatan Anda. Dokter umum, dokter perusahaan, telah dididik untuk menjaga kesehatan pasiennya. Melakukan upaya penyuluhan dan pencegahan. Dokter umum dan dokter perusahaan mampu mengobati penyakit yang sering terdapat di masyarakat. Jika mereka menghadapi kesulitan, harus menghadapi masalah yang di luar kemampuannya mereka dapat merujuk pasien kepada dokter spesialis yang diperlukan.

Melalui komunikasi yang baik dengan dokter perusahaan serta petugas kesehatan lain di perusahaan, Anda akan berhasil memelihara kesehatan Anda. Dokter perusahaan dapat berkonsultasi kepada dokter langganan Anda. Namun, dialah yang perlu mengambil keputusan karena dialah yang sekarang ini mengetahui keadaan Anda dengan lengkap.

”Telemedicine”

Bagaimana dengan telemedicine? Kita juga harus memanfaatkan konsep ini, terutama karena negara kita luas dan jumlah dokter spesialis terbatas. Namun, di samping memahami manfaatnya, kita juga harus memahami keterbatasan pemanfaatan telemedicine.

Sampai sekarang cara terbaik untuk memelihara kesehatan seseorang adalah dengan tatap muka dan komunikasi dokter pasien. Pada tatap muka sekalipun, dokter tidak hanya memerhatikan bahasa lisan pasien, tetapi juga bahasa tubuhnya. Melalui pembahasan ini, kita dapat mengerti tidaklah mudah bagi seorang dokter untuk mengobati pasiennya dari jarak jauh.

Acap kali kita mendengar rekomendasi dokter di radio atau menyaksikan dokter berusaha mengobati pasien hanya dengan mendengarkan keluhan pasien melalui telepon. Ketepatan rekomendasi tersebut amat diragukan karena tak memahami keadaan jasmani pasien, apalagi keadaan psikis dan sosialnya.

Saya sering mendapat pertanyaan melalui surat atau e-mail menanyakan obat untuk gejala yang dirasakan oleh penderita. Saya hanya mampu memberikan informasi, tetapi tak mampu mengobati dari jarak jauh.



Sumber
Kompas

Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html

Artikel Yang Berhubungan



0 komentar:

LABELS

Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.

Lijit Search Wijit

Blog Archive