Minggu, 19 Desember 2010

Tren Operasi Plastik Kaki Tembus US$4juta

TREN operasi plastik terus meroket. Tidak hanya wajah dan tubuh, operasi plastik untuk kakipun kini menjadi tren untuk alasan agar terlihat cantik saat mengenakan sepatu hak tinggi. Tidak heran jika bisnis ini meningkat US$4juta per tahun.

ABC News sempat mewawancarai Audy, seoarang perempuan yang melakukan operasi kaki karena jari-jari yang menurutnya kurang ideal. "Semua gadis-gadis mengenakan sepatu hak tinggi, jari kaki terbuka dan mereka terlihat cantik. Sementara aku harus selalu memakai sepatu tertutup karena merasa mereka sedang memandangi jari kaki panjangku," jelasnya.

Namun demikian ahli penyakit kaki Ali Sadrieh di Beverly Hills, California yang menawarkan prosedur memperpendek kaki dengan biaya US$3 ribu mengatakan bahwa proses ini sangat mengerikan daripada yang dibayangkan.

"Mereka harus membiarkan kaki terkilir kaki, melihat sepotong kecil tulang dikeluarkan, dan kemudian memasukkan batang titanium untuk menahan kaki dipasangkan," terangnya lebih lanjut.

Selain operasi jari, ada bagian kaki lain yang menjadi favorit. Perempuan menyukai kaki yang ramping dengan lemak tipis sehingga bisa mengenakan sepatu berhak tinggi dengan ujung yang runcing.

The American Podiatric Medical Association and officially and the American Orthopedic Foot and Ankle Society (AOFAS) telah mengingatkan bahwa operasi plastik kaki ini akan berpotensi menyebabkan kerusakan saraf permanen, infeksi, jaringan parut, nyeri kronis dan kelsulitan untuk mengembalikan kondisi kaki seperti semula jika tidak sesuai.

AOFAS bahkan menyarankan para perempuan mempertimbangankan prosedur ini dengan memperhitungkan rasa sakit. Mereka juga mengimbau untuk mengalokasikan uang pada hal-hal yang berguna dan mulai beralih ke sepatu datar. (*/OL-06)




Sumber
MediaIndonesia.com


Website yang berhubungan :
Tentang Aku
Sentuhan Rohani
Trik and Tips
Info Pendidikan
fikirjernih
Puisi-Puisi Ku

Artikel Yang Berhubungan



0 komentar:

LABELS

Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.

Lijit Search Wijit

Blog Archive