Senin, 22 November 2010

Waspada Antraks pada Hewan Kurban

MENJELANG Hari Raya Idul Fitri 17 November mendatang, para umat muslim pastinya sudah bersiap-siap untuk membeli kambing atau sapi sebagai hewan kurban. Namun, berhati-hatilah saat memilih hewan kurban jangan sampai Anda membeli hewan yang telah terinfeksi antraks.

Contohnya saja di Bogor, hingga kini Kota Hujan itu masih dinyatakan rawan akan penyebaran penyakit mematikan antraks Di Kota Bogor sendiri, dari enam kecamatan yang ada, sebanyak dua kecamatan dengan enam kelurahan dinyatakan endemik antraks. Kedua kecamatan itu yakni Kecamatan Tanah Sareal dan Kecamatan Bogor Utara. Karena itu, keberadaan dan peredaran hewan ternak di wilayah tersebut masih dalam pengawasan ketat.

Tak hanya hewan, kita pun mesti mawas diri terhadap penyakit itu karena antraks termasuk kelompok penyakit yang bisa menular dari hewan ke manusia (zoonosis). Antraks biasanya menyerang hewan ternak herbivora seperti sapi, domba, dan kambing yang biasanya selalu berakhir dengan kematian. Berdasarkan penelitan, dilaporkan tingkat kematian pada manusia mencapai 18 persen (dari 100 kasus, 18 penderita meninggal).

Adapun antraks disebabkan bakteri Bacillus anthracis yang bersifat aerob dan memerlukan oksigen untuk hidup. Di alam bebas, bakteri ini akan membentuk spora yang mampu bertahan puluhan tahun dalam tanah dan bisa menjadi sumber penularan pada hewan dan manusia.

Pada hewan, penularan terjadi karena memakan spora yang menempel pada tanaman. Maka itu, hewan yang mati akibat antraks harus langsung dikubur atau dibakar, tidak boleh dilukai supaya bakteri tidak menyebar.

Sementara itu, penularan pada manusia bisa lewat kontak langsung spora yang ada dalam tanah, tanaman, maupun bahan dari hewan sakit seperti kulit, daging, tulang atau darah. Nah, yang berbahaya kita juga bisa juga terinfeksi karena mengonsumsi produk hewan yang kena antraks

Empat tipe
Ada ada empat tipe antraks yaitu antraks kulit, antraks usus (pencernaan), antraks paru (pernapasan) dan antraks otak. Beberapa gejala antraks tipe pencernaan adalah mual, pusing, muntah, tidak nafsu makan, suhu badan meningkat, muntah bercampur darah, buang air besar berwarna hitam, dan sakit perut yang sangat hebat (melilit). Gejala antraks tipe kulit adalah terjadinya borok setelah mengkonsumsi atau mengolah daging asal hewan sakit antraks.

Kenali pula daging yang terkena antraks yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut yaitu berwarna hitam, berlendir, dan berbau.

Biasanya, perawatan antraks dilakukan dengan pemberian antibiotik penisilin yang akan menghentikan pertumbuhan dan produksi toksin. Pemberian antitoksin akan mencegah pengikatan toksin terhadap sel. (Pri/OL-06)


Sumber
MediaIndonesia.com


Website yang berhubungan :
Tentang Aku
Sentuhan Rohani
Trik and Tips
Info Pendidikan
fikirjernih
Forum Di Web
Puisi-Puisi Ku

Artikel Yang Berhubungan



0 komentar:

LABELS

Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.

Lijit Search Wijit

Blog Archive