Minggu, 07 November 2010

Marah Cegah Hipertensi

APAKAH Anda selalu berusaha meredam amarah karena takut mengalami hipertensi? Atau, menanggapi setiap tantangan dan kesulitan dengan cemas dan rasa takut? Jika begitu, ada baiknya mulai mengubahnya, saat kesal lebih baik berteriak untuk melepaskan beban. Marah-marah sedikit tidak akan menaikkan tekanan darah Anda. Hasil studi terbaru bahkan menunjukkan kalau banyak kebiasaan buruk satu ini ternyata baik bagi kesehatan. Bagaimana bisa?

Respon

Anda mungkin selalu diingatkan untuk membuang segala amarah dengan alasan menghindari darah tinggi. Ternyata, hasil temuan terbaru para peneliti dari Carnegie Mellon University di Pittsburgh justru menemukan kalau marah-marah bermanfaat bagi kesehatan fisik.

Peneliti menemukan, orang-orang yang merespon situasi yang penuh tekanan dengan kemarahan yang sewajarnya terbukti lebih bisa mempertahankan tekanan darah lebih rendah dan melepaskan lebih sedikit cortisol (yang dikenal sebagai hormon stres), dibandingkan partisipan yang merespon dengan rasa takut atau hanya memendam perasaan mereka.

Hal ini, menurut peneliti, berkaitan dengan reaksi Anda terhadap suatu situasi. Menanggapi dengan amarah yang proporsional membantu Anda mengendalikan diri dan tetap optimistis. Tetapi, jika Anda merespon dengan rasa takut justru akan memperbanyak produksi hormon cortisol. Jika hal ini berlangsung dalam waktu lama justru bisa memicu penyakit jantung.

Dalam studi tersebut, psikiater Jennifer Lerner mengganggu 92 mahasiswa dengan cara menugasi mereka mengerjakan tes sulit di bawah tekanan. Selama tes berlangsung, Lerner berkali-kali mengubah peraturan. Jika partisipan memberikan jawaban yang salah, maka mereka diminta mengulang kembali dari awal, sehingga membuat mereka frustasi.

Selama proses berlangsung, peneliti menggunakan video camera untuk merekam ekspresi muka para partisipan. Selanjutnya para peneliti akan mengidentifikasi ekspresi yang menunjukkan rasa takut, marah dan muak. Peneliti juga mengukur tekanan darah, detak jantung dan jumlah cortisol yang dilepaskan.

Studi menemukan, mereka yang menunjukkan ekspresi wajah ketakutan selama mengikuti tes memiliki tekanan darah dan kadar hormon cortisol yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang merespon situsi penuh tekanan tersebut dengan kemarahan.

Nah jika selama ini Anda termasuk orang yang selalau berusaha meredam amarah dan bertingkah sekalem mungkin, tidak ada salahnya mulai meluapkan emosi dengan marah-marah. Selain membuat Anda merasa lebih baik, juga bagus untuk kesehatan tubuh Anda. (OL-08)



Sumber
MediaIndonesia.com


Website yang berhubungan :
Tentang Aku
Sentuhan Rohani
Trik and Tips
Info Pendidikan
fikirjernih
Forum Di Web
Puisi-Puisi Ku

Artikel Yang Berhubungan



0 komentar:

LABELS

Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.

Lijit Search Wijit

Blog Archive