Minggu, 07 November 2010

Hujan Abu Sebabkan ISPA dan Belekan


SETELAH erupsi Gunung Merapi mereda sejak meletus pada 26 Oktober lalu, kini warga Yogyakarta menghadapi ancaman baru yakni merebaknya penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan konjungtivitas (belekan) akibat dampak hujan abu. Hujan abu yang mengandung sulfur ditengarai menganggu pernapasan dan mata warga di sekitar Merapi. Berikut penjelasan kedua penyakit tersebut:

1. Infeksi saluran napas akut atau ISPA
ISPA adalah infeksi akut yang melibatkan organ saluran pernapasan, hidung, sinus, faring, atau laring. Gejala ISPA biasanya berupa badan pegal-pegal (myalgia), beringus (rhinorrhea), batuk, sakit kepala, dan sakit pada tengorokan. Penyebab ISPA adalah virus, bakteri, dan jamur.

Di Yogyakarta, beberapa LSM telah membagikan masker kepada masyarakat guna meminimalisasi dan mencegah agar ISPA menjadi lebih buruk.

Walaupun kebanyakan ISPA disebabkan virus yang dapat sembuh dengan sendirinya, ISPA biasanya diobati dengan pemberian antibiotik terapeutik. Antibiotik dapat mempercepat penyembuhan penyakit ini jika dibandingkan dengan hanya pemberian obat obatan symptomatic. Selain itu, antibiotik juga dapat mencegah terjadinya infeksi lanjutan dari bakteri. Maka itu, pemilihan antibiotik pada penyakit ini harus diperhatikan dengan baik agar tidak terjadi resistensi kuman/bakteri di kemudian hari.

2. Belekan atau radang konjungtivitas
Belekan (konjungtivitas) merupakan penyakit yang tidak pandang usia. Mulai dari anak-anak hingga orang tua bisa terkena penyakit mata ini. Belekan merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dan terkadang virus tersebut juga ditunggangi oleh kuman sehingga terjadi infeksi pada bagian mata. Penderita yang terkena penyakit ini akan merasakan pedih pada matanya, mata menjadi merah dan bengkak, bahkan ketika bangun tidur, si penderita akan kesulitan untuk membuka matanya karena terdapat banyak kotoran di seputar kelopak matanya sehingga pandangan menjadi kabur dan terasa ada ganjalan pada bola mata.

Belekan sangat menular, biasanya melalui benda-benda yang dipakai atau bersentuhan dengan mata si penderita, seperti kacamata, handuk, dan sapu tangan. Bisa juga melalui jari tangan apabila si penderita mengusap matanya dengan tangan.

Ada dua macam obat untuk penyakit ini, salep dan tetes. Untuk penyakit infeksi mata yang berat, daya kerja salep lebih bertahan lama. Sebab, sesuai dengan bentuknya, obat berbentuk salep lebih mudah menempel dan bertahan lama pada selaput lendir mata daripada obat tetes. Sementara itu, masa kerja obat tetes tak tahan lama karena akan mengalir keluar lagi bersama air mata. Maka itu, obat tetes lebih sering dipakai daripada obat berbentuk salep, setidaknya setiap 3 - 4 jam sekali atau bisa lebih dari itu sesuai dengan tingkat keparahan infeksinya. (Pri/OL-06)


Sumber
MediaIndonesia.com


Website yang berhubungan :
Tentang Aku
Sentuhan Rohani
Trik and Tips
Info Pendidikan
fikirjernih
Forum Di Web
Puisi-Puisi Ku

Artikel Yang Berhubungan



0 komentar:

LABELS

Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.

Lijit Search Wijit

Blog Archive